18.Perhatian

110 15 24
                                    

"walau dengan satu kesalahan orang akan melupakan berjuta-juta kebaikan" ~Author

Happy Reading❤

Wajah Lukman terlihat sangat marah pada Mita dan Frisly. Walaupun Dania itu anaknya tapi dia sangat membencinya karena tingkahnya, kalau saja Dania tidak melakukan itu, ini semua nggak akan pernah terjadi

"SUDAH PAPAH INGATKAN JANGAN HUBUNGI ANAK KOTOR ITU, KALIAN MASIH AJA NGEBANTAH" bentak Lukman

"Sadar pah sadar, dulu papah nggak pernah marah sama Dania, papah selalu sayang sama Dania, papah selalu mentingin Dania ketimbang aku pah" balas Frisly

"DIAM KAMU, SEKARANG KAMU KELUAR DARI KAMAR PAPAH" pekik Lukman yang masih sangat marah

"Nggak Frisly nggak akan biarin papah sakiti mamah, Frisly bakal jadi tameng buat mamah, nggak ada satupun orang yang akan sakiti mamah termasuk papah" ujar Frisly yang perlahan meneteskan air mata

Plak

Lukman pun menampar pipi kanan Frisly Sampai memerah dan membuat air mata Frisly berderas keluar

"INGAT BAIK-BAIK KALO SAMPAI SAYA DENGAR KALIAN MENGHUBUNGI ATAU MENEMUI ANAK KOTOR ITU, HABIS KALIAN!!" decak Lukman yang pergi meninggalkan Frisly dan Mita

"Kamu nggak papa sayang?" Tanya Mita yang khawatir dengan Frisly "mana yang sakit?" Ujar Mita yang memegang pipi Frisly

Frisly menghapus air mata nya dan memegang tangan Mita "aku nggak papa kok mah" ucapnya menahan tangis mencoba tegar di depan Mita mamahnya

"Sekarang kamu ke kamar istirahat besok kamu kan berangkat kuliah" pinta Mita yang takut kalau nantinya Lukman kembali dia akan marah lagi

"Tapi mamah" jawab Frisly yang takut mamah nya akan di sakiti papah nya

"Mamah nggak papa sayang, sana gih ke kamar" ucap Mita

"Okeh Frisly ke kamar tapi kalo ada apa-apa mamah bilang aku ya"

"Iya sayang"

"Kalo gitu aku ke kamar dulu mah" pamitnya dan keluar dari kamar Mita

***

Revan memarkirkan motornya di dalam dan tak lupa menguncinya. Revan langsung memasuki apartemen dan menaiki anak tangga menuju kamarnya, dan menjumpai Dania yang tengah asik bermain handphone membaca cerita

"Kiraiin udah tidur" ujar Revan membuka pintu kamarnya

Mendengar perkataan Revan, Dania yang semula terbaring langsung duduk "Ada Van?" Tanya Dania

"Ada sayang ada" ejek Revan "nih" ujarnya menyodorkan kantung kresek berisi pesanan Dania

Wajah Dania terlihat sangat senang, bukanya dia mengambil kantung kresek berisi Pino ice cup tapi dia malah memeluk Revan "makasih ya" ujar Dania. Revan pun membalas pelukan Dania

"Iyah" jawabannya mempererat pelukannya

Dania tersadar dan langsung melepas pelukan Revan dan mendorong tubuh Revan agar jauh dari dirinya "ih nyari kesempatan aja lo"

Revan tersenyum sinis pada Dania "buruan di makan nanti keburu cair" ucap Revan membukakan segel Ice tersebut dan memberikan pada Dania

"Makasih Van," ucap Dania sumringah dan langsung menyendok ice pino "emm enak banget"

Revan terus memperhatikan Dania yang terlihat senang walaupun dia tidak tau kalau dia sedang ada masalah. Setelah beberapa suapan ice Revan merampas ice Pino dari tangan Dania bukan apa-apa karena dia sedang sakit

IT'S DANIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang