Dania melamun sebentar memikirkan dia harus berkata jujur atau tidak tentang Gladis. Ingin sekali dia berkata jujur tanpa ada kebohongan-kebohongan lagi, namun hati kecilnya tidak enak mengatakan itu pada Revan, gimanapun juga itu adalah masalah keluarga Gladis dan Dania tidak ingin mencampuri urusannya terlalu dalam.
'Mending jangan deh aku nggak enak sama Gladis' batin Dania."Eh kok malah ngelamun" keluh Revan
"Emm ini Van, cuman kangen aja masa-masa dulu-dulu" sahutnya dengan tersenyum seolah-olah tidak ada masalah apapun
"Emang dulu ngapain aja kalian?" Tanya Revan. Dengan melihat raut wajah Dania yang merasa senang dan membuatnya penasaran
"Kita sering nginap, camping berdua di taman rumah aku atau Gladis, sekalian belajar berdua, terus kalau pagi-pagi kita olahraga bareng, pokoknya senang-senang lah kalau pas hari libur aja si"
"Wah seru banget yah kalian berdua" sahut Revan memandang Dania dengan penuh keceriaan. Seketika senyuman Dania membuat Revan semangat
"Iya dong"
"Emm kalau gue ikut boleh nggak?" tanya Revan
"Kalau aku si boleh-boleh aja, tapi nanti aku nanya Gladis dulu mau atau nggak, belajar bareng kamu"
"Dia pasti bolehin kok"
Dania mengerutkan keningnya dengan PD nya Revan berbicara seperti itu, tidak sadar kalau dirinya dengan Gladis itu tidak begitu dekat karena Revan selalu saja bersikap dingin pada Gladis "Yee itu si mau kamu"
"Tenang aja boleh kok pasti" jawab Revan
"Obatnya udah di minum belum?" Tanya Dania memastikan bahwa Revan telah membaca surat yang di buatnya sebelum berangkat ke sekolah, dan seharusnya Revan sudah meminumnya seperti yang Dania perintah
"Belum" jawabnya dengan santai
Dania melongo mendengar jawaban Revan "Lho kok belum si! Kan aku udah bilang obatnya untuk pagi sama siang, kamu baca surat aku nggak si?" Omel Dania kesal pada Revan
Revan terkekeh melihat Dania mengomelinya seperti anak kecil yang sedang di marahi oleh ibunya
Dania melirik sinis pada Revan "ngapain senyum-senyum hah?"
"Udah udah aku minum baby"sahutnya memandangi wajah Dania yang sedang kesal pada dirinya
Dania pun berdiri "Aku mandi dulu yah, sekalian mau charger handphone abis baterai nya" pamitnya
"Eh jangan marah dong, aku cuman bercanda kok Dan,"
"Siapa yang marah, orang aku cuman mau mandi salah emang hah?"
"Keliatan banget tau kalau kamu lagi kesel sama aku Dan,"
"Ih aku bilang enggak yah enggak Van!"
"Tuh kan ngegas" ledek Revan
Dania tidak menyahutinya memilih untuk diam
"Aku juga mau masuk deh"
"Eh di sini aja tunggu Gladis, kasian nanti dia sendirian. Nanti aku ambilin buku kamu setelah aku selesai mandi, oke?" Ucap Dania pada Revan
Revan menghembuskan nafasnya "iya" jawabannya singkat
Dania pun pergi meninggalkan Revan dan masuk ke dalam kamar mandi kamarnya untuk bersih-bersih agar terlihat fresh. Revan yang menunggu Dania dan Gladis mandi dia mengambil handphone nya di meja dan menyalakan-nya membuka sosial medianya
***
Safira telah memencat bel rumah Revan berkali-kali namun tidak ada sautan dari dalam rumah, dan Safira memutuskan untuk pulang kerumahnya. Saat baru saja turun dari tangga depan pintu ada yang memanggilnya

KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S DANIA
General Fiction[HIATUS] Fllw dulu sebelum baca heheh "Gue hamil Sya" "Lo harus tanggungjawab Sya" "Gue ngga mau Dan" "Stop biar gue yang tanggungjawab" 16+ Senja mengajarkan bahwa hal yang indah itu datang sesaat meski hanya singgah sebentar tapi tetap membekas D...