29. Jujur atau enggak?

138 11 3
                                    

Setelah kepergian ketiga teman Revan, Dania pun mendekat ke arah kursi yang ada di dekat ranjang tidur Revan dan duduk

Dania tersenyum singkat pada Revan, namun dia tetap terdiam dan berusaha menutupi masalahnya

Revan terus memandangi Dania yang matanya terlihat merah karena habis menangis, ingin rasanya bertanya apa yang telah terjadi, namun Revan sudah tau jawabannya pasti Dania mengangis karena dirinya

"Dan?" panggil Revan dengan suara pelan dan membuat Dania menoleh

"Kenapa?" sahutnya

Revan memegang sebelah tangan Dania "kamu kenapa?" Tanya nya penasaran

"Permisi" ujar dokter yang memasuki ruangan Revan dan di susul suster di belakangnya

"Selamat siang"  ucap dokter itu

"Siang dokter" sahut Dania dan Revan

"Saya mau periksa kondisi Revan"

"Iyah silakan dokter" jawab Dania dengan senang dan mempersilahkan dokter memeriksa keadaan Revan

Dokter pun mulai memeriksa Revan
"Alhamdulillah kondisinya sudah membaik"

"Terus kapan saya boleh pulang dokter?" Ungkap Revan, karena dia merasa tidak betah berlama-lama di rumah sakit

"Hari ini anda sudah boleh pulang kok"

Dania tersenyum-tersenyum lebar "Hah bener dok?"

"Iya mbak"

"Ya udah Van, gue urus administrasi dulu yah, biar cepet-cepet pulang" pamitnya

Revan pun di bantu suster untuk melapas impus nya

"Sus lukanya bakal sembuh dalam waktu dekat kan?" Tanya Revan

Suster yang sedang melepas impusan di tangan Revan pun menoleh "iya mas, kalau mas nya rajin minum obat secara teratur dan rutin"

"Obatnya bentuk apa sus, tablet atau kapsul, atau mungkin sirup"

"Untuk orang dewasa bentuknya tablet dan kapsul, dan untuk batita, balita dan anak-anak bentuk sirup atau serbuk" terang suster tersebut

"Kalau saya mau minta yang serbuk ada nggak?" Ujarnya terus bertanya-tanya pada suster

"Kalau untuk dewasa yang serbuk nggak ada, tapi mas nya bisa tumbuk sendiri" ungkapnya
"Aduh kenapa nanya terus ya?" Batin suster

"Tapi saya nggak bisa makan obat suster" ucapnya, jujur memang Revan tidak bisa makan obat yang berbentuk tablet ataupun kapsul

Suster tersebut tidak menjawab pertanyaan yang di ajukan Revan "ini sudah selesai ya mas, saya permisi dulu" pamitnya, kalau suster tersebut terus menjawab pertanyaan Revan dia tidak bisa menyelesaikan tugas yang belum dia selesai kan untuk memeriksa pasien-pasien lain

Dania berdiri di depan ruang administrasi dia akan membayar biaya rawat inap Revan dua hari lalu dan sekaligus menebus obat untuk Revan

"Mau bayar atas nama siapa mbak?" Tanya suster kasir yang berjaga

"Revan Aditama, suster, yang di rawat di ruangan Kamboja" sahut Dania sambil memegangi tas nya

"Saya cek dulu ya mbak"

"Iya suster"

"Atas nama Revan Aditama, jumlah biaya total nya Rp. 2.439.990,00 ribu rupiah mbak. Mau bayar pakai via cash atau mau pakai kartu?" Tawar suster

"Kartu?" Batinnya. Dania pun ter ingat dengan kartu yang di berikan orangtua nya Revan

***

Tepatnya sekitar dua minggu lalu saat Dania sakit, dan ibunya Revan berkunjung di apartemen Dania, saat itu Sarah ibunya Revan memberikan black card pada Dania

IT'S DANIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang