28.Menyesal

132 11 0
                                    

Akhirnya setelah sekian lama Author bisa Up juga;)
Lama yah?
Maaf ya belakangan ini author lagi sibuk banget jadi baru bisa up sekarang


Happy Reading all♥




"Kebohongan kamu itu seperti balon karet, yang semakin kamu tiup semakin besar, dan saat balon itu tidak bisa menampung angin lagi, balon itu akan pecah" ~Gladista Chysara


Gladis mendengus kesal "kenapa si Dan?"

Hiks

"Gue nggak bisa jujur ini sama Revan Dis," rintihnya menangis sampai dada dia terasa sesak

Gladis melirik Dania tidak tega "apa alasannya?" Tanya nya  "Kan gampang, tinggal jawab iyah gue suka sama lo"

"Simpel kan?"

Dania memegang dada nya dan mengatur nafasnya agar normal "nggak semudah itu Dis" titahnya

"Terus kenapa? Apa karna Safira?" Pekiknya

"Lu jangan terus-terusan bohong kek gini Dan, bisa-bisa nanti lo tekanan batin loh" gerutunya

"Iyah" jawabnya singkat

"Ishh Dan, Lo tau? Kebohongan kamu itu seperti balon karet, yang semakin kamu tiup semakin besar, dan saat balon itu tidak bisa menampung angin lagi, balon itu akan pecah" tuturnya. Karena Dania, selalu saja mementingkan kebahagiaan orang lain ketimbang kebahagiaan dirinya

"Enggak gitu konsepnya Dis," balasnya

"Terus kenapa?"

"Lo tau kan kita cewek, tau gimana rasanya sakit hati? jadi aku nggak mau nyakitin hati perempuan lain, karna aku udah tau gimana rasanya dan aku nggak mau perempuan lain ngerasain itu juga" ungkapnya

"Kenapa lo peduli sama Safira? Revan aja mau nerima lo Dan, kenapa lo nggak?"

"Karna gue tau Revan sama Safira itu saling mencintai Dis, dan kedatangan gue itu salah kayak orang ketiga dalam hubungan mereka berdua" terang Dania dengan pelan

"Terus lo harus ngorbanin perasaan lo ke Revan gitu?"

"Mungkin ini yang terbaik Dis"

"Apa kamu sanggup?"

"Insyaallah bisa kok" ucapnya dengan sangat yakin bahwa dirinya pasti menghadapi semua ini

"Kamu nggak nyesel kan nolak Revan?" Tanya Gladis memastikan bahwa Dania tidak kenapa-napa

"Kalau di bilang nyesel pasti Dis, tapi gue nggak boleh egois, gue nggak bisa mentingin perasaan diri gue sendiri" batinya tidak mengucapkan kepada Gladis

"Dan lu denger gue kan?" Tanya ulang Gladis

"Emm, gue nggak nyesel kok" ujarnya tersenyum manis

"Yang bener?"

"Iya lu tenang aja"

"Mulut bisa bohong tapi mata lo nggak bisa bohongin perasaan yang sedang lo alamin, terbuat dari apa Dan, hati lo, kenapa bisa sekuat ini. Mungkin kalau gue, nggak bakalan sekuat ini, Lo emang the best Dan gue salut banget sama lo"

IT'S DANIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang