2

9.4K 921 119
                                    


Jaemin menatap pria terikat yang sedang di pukuli "katakan dimana boss mu!" jaemin hanya duduk menonton sambil meminum wine favorit nya santai "sudah lah jeno tidak ada guna nya berbicara pada nya"

Senyum jeno begitu menyeramkan
"Dia harus mati kalau begitu"

"Jangan jen belum waktu nya, aku tidak suka jika permainan yang sudah ku rencanakan jadi hancur karena keteledoran mu" jeno me lap tangan nya yang penuh darah

"Lalu aku harus apa, dia akan terus diam jaemin bodoh" jeno mendengus
"Akan ku buat putra dari boss mu menderita secara perlahan dan setelah itu aku akan membunuh boss mu" ujar jaemin menampilkan senyum jahat nya di ikuti jeno

Mereka berjalan ke arah luar mengabaikan teriakan pria yang di pukuli tadi

"Ka-kalian akan menyes-sal! Jangan menyakit arkhh jangan menyakiti nya!!! Uhuk"

"Ck menyesal, sejak awal bersama nya memang sudah jadi penyesalan untuk ku haha kalau bukan karena dendam aku tidak sudi bersama nya cih" kata jeno mendecih

Jaemin hanya diam mendengar omongan saudara bodoh nya
"Hey jaem apa kau mencintai nya? Haha dari sikap mu itu kau terlihat terpaksa" "diam jen berhenti membuat mood ku buruk"

"Mengapa dia sangat bodoh ingin menerima kita haha bagaimana jika hyung tau dan membunuh nya lebih dulu? Apa rencana ini akan gagal?"

"Asal kau diam, ayah dan yang lain tidak tau maka itu aman"
Jaemin memasukki mobil di ikuti jeno. Sejenak mereka saling menatap
"Tapi dia adalah kunci agar yuta bisa keluar dan menampakan diri, aku tidak tahan ingin menghabisi jepang sialan itu jaem. Tapi apa alasan dia tidak memberi tau ayah nya adalah yuta?"

Jaemin tertawa "jangan mempercayai siapapun jen sekalipun dia istri mu dan dia penurut. Topeng manusia lebih mengerikan dari pada tipuan iblis"

Jaemin menjalankan mobil nya menyusuri hutan terpencil "apa dia mengirim pesan?" jeno mengangguk "aku hanya tidak sabar jaem, tangan ku gatal ingin menghajar nya sekeluarga"

Jeno sesekali mengecek pesan yang di dapat nya "dia bilang sedang berada di cafe milik hyunjin" ia mengangguk melajukan mobil nya saat keluar dari hutan lebar tersebut.

"Kita ke sana ganti bajumu bodoh darah nya masih ada" jeno tersenyum "kau juga ganti bodoh mulut mu bau alkohol"

.
.
.
.

Jeno jaemin tersenyum melihat renjun melambaikan tangan nya dari dalam "ayo ke sana" kata jeno menarik jaemin ke dalam. Wajah jeno terlihat antusias

"Sudah lama? Maaf ya ada meeting tadi dan yahh jaemin dan aku terkena macet" bohong jeno saat duduk di samping renjun dan memeluk nya erat

"Tidak apa, hyunjin-a aku pesan milkshake coklat dua" hyunjin hanya mengangguk dan pergi ke dalam untuk membuat kan pesanan renjun
"Sebentar ya injuniee"

"Tubuh mu hangat sayang. Apa tidak bisa cuti hum? Aku khawatir"
Jaemin mendecih dalam hati begitupun jeno yang mendengar nada khawatir renjun

'Pembohong..' jaemin

Jeno bersender di pundak renjun. Memeluk perut nya erat "aku sedang dalam urusan yang penting sayang. Kepala ku pusing sejak tadi" bohong jeno ingin menghindari pertanyaan istri nya

Tangan kecil renjun mengusap pipi hangat milik jeno lembut
Semua pengunjung cafe memperhati
kan mereka gemas. Renjun beralih ke jaemin yang sejak tadi diam

Bahkan berbicara saja tidak sejak awal datang "jaem kau baik?" "baik, kapan kita selesai aku rasa jeno demam tinggi"

Sebenarnya renjun tau jaemin tidak nyaman di tatap seperti itu oleh pengunjung

"Sebentar ya kalian harus makan baru boleh pulang" renjun sengaja tidak memasak untuk jeno jaemin karena mual dengan masakan

Jaemin menarik tangan renjun yang sedang mengusap pipi jeno lalu menggenggam nya erat "aku juga suami mu" ujar nya sambil mendengus

Renjun dan jeno hanya tertawa melihat jaemin mengeluarkan aura dingin yang terlihat menyeramkan

"Kau pencemburu tapi malu ya" hyunjin datang membawa minuman untuk mereka sembari ikut tertawa
"Lihat jun. Kedua suami mu ini bucin hanya saja yang satu manja dan yang satu dingin seperti es kutub mereka hanya tidak bisa menyatakan tapi melakukan nya dengan perbuatan haha" jeno tidak perduli komentar hyunjin begitupun jaemin

Renjun tersenyum pada sahabat nya "bagaimana dengan mu jin-a?"
Hyunjin mencibikan bibir kesal "Jeongin benar benar menyebalkan saat pulang ke rumah mengabaikan ku terus jika di tanya hanya diam atau mengusir ish aku ini istri nya tapi seperti tidak ada harga nya" ujar hyunjin bercerita tentang hubungan nya dan suami nya.

"Lalu kau jika di posisi ku akan apa jun? Apa kau akan terus bertahan" tanya hyunjin tidak memperdulikan kedua suami renjun di hadapan nya

"Kalau aku hanya diam dan menunggu mereka menyesali perbuatan nya"

"Tapi jika dia membohongi mu?" jeno ingin memukul wajah penasaran hyunjin namun ia harus tahan

"Entahlah jin-ah aku tidak tau tapi ku sarankan lebih baik kau mendekati suami mu perlahan lalu katakan kenapa dia selalu menjauh dari mu. Jangan lari dari masalah karena sekali pun kau lari maka masalah itu akan terus menghantui mu jin"
Hyunjin tersenyum pada renjun
"Kau memang yang terbaik junn aku menyayangi mu!"






















"Sayang kepala ku pusing tapi aku gerah bisa minta tolong bantu aku mandi" mereka baru memasuki rumah
Terlihat jeno yang pucat penuh keringat "jangan mandi panas mu tinggi jeno" renjun memapah suami pertama nya ke dalam kamar di ikuti jaemin dari belakang

"Euhh.." jeno tidak berbohong jika tubuh nya sangat tidak nyaman bahkan rasanya ingin membuka mata saja malas "jaem temani jeno ya. Aku ingin mengambilkan kompres dan handuk" jaemin hanya mendehem

Setelah renjun pergi jaemin menepuk pipi jeno "kau tahan dia di sini, aku akan ke ruang kerja menelfon seseorang jangan sampai renjun ke ruangan ku faham" jeno hanya mengangguk lemas toh dia memang sedang membutuh kan renjun untuk menjaga nya.

Jaemin meninggalkan jeno sendiri di kamar. tak berapa lama renjun datang dalam keadaan khawatir "mana jaemin astaga" renjun tidak ingin banyak bertanya langsung membersihkan seluruh tubuh jeno dengan air hangat lalu mengompres jeno dengan handuk hangat

"Kau kelelahan sayang" renjun terus menggenggam tangan besar jeno sesekali mencium nya lembut "aku suka kau tersenyum bertingkah konyol bukan nya terbaring lemas seperti ini"

"Aku menyayangi mu dan jaemin. Aku khawatir kalian kelelahan akibat terlalu sibuk bekerja" jeno mendengar semua kata kata yang keluar dari mulut renjun namun ia susah untuk membuka mata bahkan mengeluarkan satu kata pun sulit

"Cepat sembuh"

"Aku menyayangi mu"

"Aku mencintai mu"

"Aku akan terus di sini menunggu mu"

Jeno terus mendengarkan ucapan renjun dalam keadaan setengah sadar































"Aku belum menemukan nya tapi aku dan jeno akan berusaha menemukan yuta sekalipun harus melenyapkan satu keluarga nya termasuk putra nya"
Ujar jaemin di ruang kerja

Terdengar suara tertawa dari seberang
"Kau santai saja tidak usah bingung. Aku akan mencari dimana putra yuta bukan kah nama nya




















renjun"

Dark Angel✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang