Happy Reading and Alwasy Enjoy Tsundereading terkurang tiga...
"Jadi gitu ceritanya, Mah, Pah," ucap Mous sambil memainkan tangannya karena malu.
Kedua orang tua Mous beserta kakaknya yang mendengarkan cerita Mous hanya menggelengkan kepala sambil sesekali menatap satu sama lain dan seperti orang yang sedang menahan tertawa.
"Wahh, itu sih keterlaluan Mous. Bisa-bisanya Ayah sejahat itu, Sung-guh ter-la-lu," ucap Kak Ahmad nyerepet seperti motor.
"Iya Mous benar kata abang kamu, Ayah kamu kejam banget ya sampai ngomong gitu. Dia nggak pernah berpikir apa, yang dia omongin itu anaknya, anak kandungnya!" geram Pak Andre.
Mous yang mendengarkan apa yang Abang dan Ayahnya ucapkan menjadi bingung, nggak bisa apa mereka serius?
Bu Andre yang dari tadi diam saja sambil senyum-senyum karena suami dan anaknya malah bercanda-pun menghampiri Mous dan duduk di sebelahnya, "Kalian ini, bukannya serius malah bercanda. Lihat anak mamah yang ganteng ini jadi bingungkan."
Pak Andre dan Ahmad pun tertawa. "Lo itu hanya salah paham Mous," ucap Ahmad menghampiri Mous dan duduk di sebelahnya.
"Lagipula lo sih, malah kabur-kaburan nggak jelas. Jadi kita kan gagal mau kasih suprise sama lo," sambung Ahmad.
"Suprise?" tanya Mous mengangkat sebelah alisnya.
"Iya ... jadi Ayah, Ibu, sama Abang kamu itu tadinya mau bikin suprise sama kamu. Kamu lupa ya? Waktu Ayah bicara kayak gitu itu, tiga hari lagi kamu ulang tahun. Tapi kayaknya kata Ayah itu terlalu keterlaluan sampai kamu nggak pulang-pulang ke rumah."
Mous masih saja diam, mencoba mencerna apa yang Ayahnya itu katakan.
"Semuanya itu udah direncanain sama Abang kamu, kita juga tahu kok kamu pergi malam-malam. Tadinya kita kira rencananya berhasil tapi sayangnya nggak," ucap Ibu Andre lemah.
"Iya ... lo nggak asik, Mous. Lo tau nggak kita udah cari lo ke teman-teman lo tapi katanya mereka nggak tahu dan nggak bareng sama lo. Dan waktu lo ulang tahun, kita udah tunggu lo dari sore sampai pagi ehh lo nggak pulang-pulang. Bahkan, waktu itu lo nggak pulang sebulan lebih ya kalau nggak salah, Mah?"
Bu Andre menganggukan kepalanya. "Bercanda kalian sih nggak lucu! Kalau gitu kenapa kalian nggak ngejelasin semuanya sama Mous?" geram Mous.
Bu Andre, Pak Andre dan Kak Ahmad tertawa bersama, "Ya mau ngejelasin gimana, kalau lo aja ngehindar dari kita terus? Dasar ke kanak-kanakan!" balas Ahmad.
"Ayah minta maaf ya, serius deh Ayah tadinya nggak mau, tapi rencana Abang kamu menggiurkan, kapan lagi kan Ayah ngeprank kamu."
"Ehh lo tau nggak? Gue di marahin abis-abisan sama Mamah dan Ayah. Malam-malam gue harus cari lo bahkan selama tiga minggu nonstop gue terus-terusan cari lo. Tapi lo malah hilang kayak ditelan bumi."
"Kasian banget sih lo," ucap Mous sambil disedih-sedihkan.
"Tapi boong, lagi pula lo niat banget ngerjain gue. Gue kan waktu itu belum ngerti apa-apa masih labil, nggak inget juga gue mau ulang tahun," lanjut Mous lagi.
Semuanya terasa konyol dan tidak pernah Mous bayangkan sama sekali, ternyata cerita yang nyata dan sebenarnya itu hanya gara-gara ingin kasih suprise karena sebentar lagi dia ulang tahun. Tidak pernah kepikiran dan tidak ada ingatan satu hal pun kalau dia sebentar lagi ulang tahun. Gara-gara kejadian itu Mous dan keluarganya tidak ada komunikasi sama sekali selama satu tahun hanya karena gara-gara Mous yang menghindar dari keluarganya.
"Oh jadi gitu ceritanya ... konyol juga ya. Masa gara-gara mereka ingin buat suprise sama lo ujungnya malah beneran." Terdengar suara tawa Qegi yang terbahak-bahak di telephone.
"Lo juga sih, main kabur-kaburan aja. Nggak gentleman banget."
"Ya kan aku waktu itu gelap. Siapa sih yang nggak marah sama sakit hati kalau dengar Ayah kita yang ngomong kayak gitu."
"Makanya jadi cowok jangan pakai logika mulu, pakai juga dong hati sama perasaan lo. Ego aja yang di besarin!"
"Iya-iya...."
Qegi terlihat tidak henti-hentinya tertawa mendengarkan cerita Mous di via telephone. Baru kali ini, dia bisa tertawa renyah di hadapan Mous karena cerita garingnya. Keluarga Mous memang beda dari yang lain, bahkan bisa-bisanya selama satu tahun musuhan hanya karena salah paham saja. Jika dipikir-pikir sekarang Qegi pun sedang ada masalah dengan keluarganya. Apa jangan-jangan Qegi juga sedang di kerjain ya sama kedua orang tuanya seperti hal nya Mous?
Terdengar ada suara ketukan pintu, Qegi pun langsung mematikan teleponenya dengan Mous. Dia ingin membuka pintu untuk kedua orangtuanya dan langsung memeluknya, menyelesaikan masalahnya malam ini juga seperti halnya Mous.
Tidak berpikir panjang, Qegi pun membuka pintu dan langsung memeluk yang ada di balik pintu itu, Qegi terlihat senang karena orang yang ia peluk membalas pelukannya. Tapi ada yang berbeda, pelukannya memang hangat tapi kenapa tinggi badanya seperti tidak jauh darinya. Pelukannya pun Qegi lepaskan secara perlahan sambil melihat siapa yang ia peluk sebenarnya.
"Gael?" ucap Qegi tak percaya.
"Haiiii," lirih Gael melambaikan tangannya dengan senyum yang melebar.
"Kok lo sih?" tanya Qegi kesal.
"Ya kalau bukan gue siapa lagi Qegi? Ohh lo nunggu pacar lo ya? Mous?"
"Inikan udah malam Qegi, ngapain lo nungguin Mous? Malam-malam lo mau ngapain sama dia?" lanjut Gael lagi.
"Lo sendiri ngapain kesini?"
"Gue habis main sama teman gue, rumah kita kan sejalur jadi sambil ngelewat rumah lo, gue bawain makanan buat lo," ucap Gael dengan nada yang malas.
"Lo pasti belum makan kan?" lanjut Gael lagi.
"Ohh terima kasih. Lo tau aja gue belum makan," sambil membawa makanan dari tangan Gael dengan senyum tipis.
"Yaudalah gue mau pulang, nanti keburu pacar lo datang lagi. Gue malas jadi obat nyamuk!" ucap Gael langsung pergi.
"Gue nunggu orang tua gue, Gael!" teriak Qegi saat Gael sudah bersiap-siap menghidupkan motornya.
Gael yang mendengar itupun diam membisu, sambil melihat ke arah Qegi yang sedang menunduk dan duduk di kursi. Sesaat Gael diam sampai pada akhirnya Gael menyadari bahwa cewek yang ditemaninya dari kecil itu ternyata sedang menangis. Karena kaget Gael pun langsung loncat dari motornya dan lari untuk memeluk Qegi agar tidak merasa sendirian lalu menenangkannya.
"Gue kesepian Gael. Gue merasa sendiri. Gue mau seperti lo, Mous dan anak yang lainnya. Gue juga mau di perhatiin sama kedua orangtua gue. Kadang gue selalu berpikir untuk apa gue datang ke dunia ini kalau ke dua orangtua gue juga nggak mau gue ada disini. Gue cape Gael, gue cape hidup sendiri, gue cape sok kuat, gue cape so-soan nggak ada masalah, gue cape nunjukin ke semua orang bahwa gue baik-baik aja," ucap Qegi terisak.
"Mereka udah nggak pulang-pulang Gael, gue disini sendiri. Mereka tinggalin gue. gue takut Gael."
Gael hanya diam sambil memeluk Qegi dengan sangat erat, Gael merasa terpukul dan sakit hati saat Qegi mengucapkan kata itu. Sudah banyak badai yang menerpa kehidupan Qegi. Seperti halnya Qegi, Gael juga tidak tahu apa yang harus dia lakukan saat ini. Hanya mampu membiarkan Ratu Juteknya menangis dan mengeluarkan semua unek-uneknya. Andai saja Gael bisa menggantikan posisinya dengan Qegi, maka Gael dengan senang hati akan bertukar nasib agar Ratu Juteknya tidak sedih seperti ini lagi.
Yeeee masalah Baby Bad Boy udah beres... bisa-bisanya cuma gara-gara mau bikin suprise Mous dan keluarganya beneran berantem, lama lagiii...
Masalah Qegi ternyata belum selesai juga ya, padahal Author kira udah selesai karena Qegi nggak pernah cerita atau nggak terlihat sedang ada masalah atau apa gitu... sedih deh lihat Qegi nangis gitu walaupun Qegi beruntung sih punya seseorang yang selalu nemenin dia saat duka, kan nggak semua orang punya orang yang ada saat duka kan?
Ada salam dari Oppa dan Babang sendal butut, katanya mereka mau izin buat serius sama cewek?
Boleh nggak?Author, Mous, Qegi, Gael, Dika, Naufal dan yang lainnya sangat kurang tiga kaliaannnn...
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere
Teen FictionTahap REVISI! Gak semudah itu untuk keluar dari Friendzone, apalagi dengan sikap Gael yang membuat Qegi tidak berdaya untuk menjauh bahkan sulit untuk memilih dan bersama Mous yang mencintainya karena taruhan bersama teman-temannya. Apakah Qegi akan...