Happy Reading :)
"Lo akan nangis kalau putus sama cewek lo?" tanya Qegi sambil menggerak-gerakkan kakinya.
Gaelang Prasahaja hanya memandang Qegi tanpa memberi jawaban dengan ekspresi yang datar. Qegi yang tidak mendengar suara Gael sedikitpun akhirnya melihat kearah Gael karena penasaran. Disaat Qegi menatap Gael mata mereka pun saling beradu.
"Gael kok lo diem sihh? Jawab kek kalau orang lagi nanya kan gue butuh jawaban," ucap Qegi masih menatap.
"Gue dari tadi udah jawab kali."
"Kapan? Dari tadi lo cuma natap gue kok."
"Emangnya lo dari tadi ngapain natap gue lama-lama, kalau bukan cari jawaban yang jujur.. Kata orang kan kalau kita mau tahu jawabannya jujur atau nggak itu tinggal natap matanya aja."
"Lo kira gue itu bisa baca pikiran lo apa?" memalingkan wajahnya.
Gael hanya tersenyum, sahabatnya ini memang sangat sulit untuk tersenyum tapi jika jutek dialah ratunya.
"Luka yang ada di lutut lo biar gue yang obatin ya," Gael berdiri dan melangkahkan kakinya untuk membawa kotak P3K lalu kembali lagi dan duduk dilantai, dihadapan Qegi.
"Nggakusahlah Gael.. Lukanya kan cuma sedikit, ngapain harus diobatin."
Gael tak mendengarkan apa yang dibicarakan ratu juteknya. Gael mengeluarkan kapas lalu diteteskan alkohol untuk membersihkan luka yang ada dilutut Qegi.
"Nggakusah Gael.. Perih, aku nggak suka kalau diobatin sama alkohol," memegang tangan Gael yang ada kapas berisi alkoholnya.
"Perihnya juga nggak akan lama kok, hanya 30 detik. Nggak usah lebay deh ratu jutek, lo kan selalu bilang kalau lo itu kuat," memegang tangan Qegi dan menyipitkan matanya.
Tangan kanan Gaelpun membersihkan luka yang ada dilututnya Qegi sedangkan tangan kirinya memegang tangan Qegi. Gael hanya tersenyum saat melihat Qegi meringgis kesakitan, ternyata saat Qegi memejamkan matanya dia terlihat sangat cantik. Setelah membersihkan luka dilutut Qegi, Gael pun memberi obat merah dan menempelkan plester dilututnya.
"Beres," ucap Gael sambil menekan luka dilututnya Qegi.
"GAEL!!!"
***
Mous, Dika, dan Naufal seperti biasa duduk didepan kelas, sebelum mereka pergi kekantin saat istirahat tiba. Tak lupa merekapun bukan hanya sekedar duduk manis melainkan tebar-tebar pesona dan modus jika ada cewek yang berjalan dihadapan mereka.
"Hai Dina.. Lo hari makin cantik aja, mau kemana? Mau ditemenin nggak sama abang Naufal?"
"Ehhh Maemunah, Zahra, sama Tina.. Cuma mau kasih tahu aja, jangan kayak setan ya, menghilang gitu aja. Nanti aa Dika ini sakit karena ditinggal pas lagi sayang-sayangnya."
Saat Dika dan Naufal lagi asik tp-tp kesana sini untuk mencari tambatan hati. Mous tidak seperti biasanya diam dan melamun. Dika yang melihat kelakuan sahabatnya yang aneh pun heboh seketika.
"Fal.. Fal.. Lihat teman lo kerasukan setan Tante-tante.. Air Fal.. Minta air," ucap Dika heboh sendiri. Naufal hanya menatap Dika sinis dan melanjutkan kembali modusnya.
"Sendall butut gue rebut nihh gebetan lo," ucap Dika lagi gemas.
"Woles Bray... Nggak usah ngajak tikung-menikung. Gue kasian aja sama lo, siapa sih yang nggak mau sama abang Naufal dan lo pasti kalah Bambangg yang cantik."
Mous yang terganggu karena melihat kedua sahabatnya yang terlalu pintar dan ribut tak karuan akhirnya pergi meninggalkan mereka.
"Nggakpapa gue cantik. Lagi pula oppa-oppa Korea juga pada cantik, banyak yang ngefans lagi. Bahkan dikagum-kagumi sama kaum hawa. Daripada lo, sendal butut dipake juga jarang apalagi dilirik."
"LO!!"
"Hai.. Kalian lihat Mous nggak?"
"Ehhh Mira.. Tadi Mous itu ada ditengah, disini nih," ucap Dika sambil menunjuk bangku yang tadi ditempati Mous.
"Naufal ya Allah Mous hilang.. Apa jangan-jangan Mous diculik sama setan tante-tante yang bahenol," ucap Dika lebay.
"Hehh pinter.. Mana ada setan disiang bolong gini," sambil menjitak kepala Dika.
Mira hanya tersenyum lalu berdehem.
"Sorry Mir.. Gue sama Dika nggak tahu Mous kemana. Tadi kita keasikan berantem, jadi mungkin Mous pergi karena cemburu melihat keuwuan kita," ucap Naufal nyengir kuda.
Mira hanya mengangguk dan merasa geli melihat kelakuan Dika dan Naufal yang agak-agak gesrek, " Ohh gitu ya.. Yaudah deh kalau gitu gue mau cari Mous lagi, nanti kalau kalian ketemu sama Mous duluan, bilang aja gue nyariin dia."
Naufal dan Dika hanya tersenyum dan mengacungkan kedua jempolnya kepada Mira.
"Yaudah Fal, ayoo kita cari setan tante-tante yang bahenol, siapa tahu kan kita diculik dan digebet juga."
***
Mous berjalan menyelusuri rak buku dan mencari buku yang bisa dia baca. Setelah lama mencari akhirnya Mouspun menyerah karena tidak ada satupun buku yang cocok dengan seleranya alias tidak ada buku yang bisa ia mengerti.
Selamat malam minggu readers..
Gimana part hari ini?
Udah menambah kehaluan kalian nggak?
Jangan lupa ya vote, kritik dan sarannya. Biar aku bisa lebih baik lagi untuk menulis ceritanya.
Share juga ke teman/sahabat kalian agar bisa dijadiin bahan ngerumpi.
Share ke pacar kalian agar bisa dijadiin topik buat pacaran.
Share ka mantan kalian, siapa tahu bisa balikan.
Share juga ke maru pacar kalian, sekalian ngerumpiin siapa lagi yang jadi korban dari mantan pacar kalian.
Sampaiketemu di sabtu malam alias malam minggu depan, biar cerita aku bisa menemanikalian untuk bermalam minggu dan tentunya dengan seseorang yang kalian rindu..
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere
Teen FictionTahap REVISI! Gak semudah itu untuk keluar dari Friendzone, apalagi dengan sikap Gael yang membuat Qegi tidak berdaya untuk menjauh bahkan sulit untuk memilih dan bersama Mous yang mencintainya karena taruhan bersama teman-temannya. Apakah Qegi akan...