Happy Reading..
Qegi berjalan menyelusuri gang menuju rumahnya dengan menahan rasa sakit dikakinya. Ternyata rasa sakitnya semakin menjadi-jadi jika dipaksakan berjalan seperti ini. Kini Qegi melihat rumahnya yang sudah tak sebesar dulu lagi. Mirisnya.. Hubungan Qegi dengan kedua orangtuanya pun ikut berubah saat mereka sudah kehilangan semuanya.
Qegi berjalan ke kamarnya sambil melihat ke arah kiri, kanan siapa tahu dia melihat kedua orangtuanya tapi sayangnya mereka tidak ada, selalu saja begitu. Qegi mengerti mungkin kedua orangtuanya sibuk mencari uang untuk kehidupan dan biaya sekolahnya. Tapi kenapa disaat seperti ini kedua orangtuanya bersikap berubah tak seramah saat semuanya masih ada.
Semuanya telah berubah, bahkan kamarnya pun yang dulunya besar, nyaman dan empuk jika ditiduri kini berubah. Qegi tak kecewa karena kehilangan harta kedua orangtuanya. Tapi Qegi kecewa atas sikap kedua orangtuanya yang kini sudah tidak peduli lagi terhadapnya. Apa yang telah ia lakukan sampai kedua orangtuanya marah berkepanjangan seperti ini.
"Lohh ini panggilan tak terjawab dari siapa kok banyak gini? Tapi kenapa ya nggak ada namanya," ucap Qegi saat berbaring dikasur dan mengambil hp disisinya.
Tanpa pikir panjang akhirnya Qegipun memanggil balik nomor tersebut.
"Assalamualikum, hallo ini dengan siapa ya?" ucap Qegi dengan lembut saat panggilannya tersambung.
"Waalaikumsalam, ini gue Mous yang nabrak lo tadi.. inget kan?"
"Ohhh nama lo Mous.. Darimana lo dapet nomor gue?!" ucapan Qegi berubah menjadi jutek.
"Adalah yang ngasih, ohh iya gue mau minta ma--"
Tuttt.. tuttt.. tuttt
Karena amarah dihati Qegi menggebu-gebu saat mendengar suara Mous akhirnya Qegipun mengakhiri telephone secara sepihak lalu mematikan hpnya. Untuk meredakan amarah yang ada di hatinya, Qegipun berjalan kekamar mandi untuk membersihkan badannya dan tentu saja dengan hatinya.
***
"Adalah yang ngasih, ohh iya gue mau minta maaf soal tadi pagi."
"Qegi.. Hallo.." ucap Mous lagi sambil melihat layar hpnya dan berdiri.
"Gimana Mous berhasil," ucap Naufal yang dari tadi memperhatikan Mous.
"Berhasil apanya. Telephone gue di matiin sama dia," ucap Mous frustasi.
"Berhasil Fal, berhasil buat Qegi benci sama dia," ucap Dika tertawa puas.
"Lagian lo sihh udah dibilangin Qegi itu orangnya cuek abiss, masih aja punya niatan untuk ngedeketin.. Bukannya makin dekat ehh malah makin jauh. Dan gue yakin Qegi itu pasti benci sama lo sekarang," ucap Dika lagi.
"Ini itu baru awal ya Dik.. Waktu masih panjang kalii, jadi nggak usah langsung komentar. Kayak netizen aja mulut loo.. " ucap Mous duduk dikursi.
"Yaa maklumi ajalah Mous.. Dika kan emang mulutnya kayak cewek.. Pedess," ucap Naufal menyentuh pundak Mous agar bersabar.
"Ehhh sendal, lo ngomong apa tadi!" ucap Dika menyipitkan matanya.
"Gue ngomong kalo lo itu cantik Bambanggg!" sambil mencolek dagu Dika.
"Udah-udah.. Kalian kenapa jadi ribut sihh.. Ributnya kayak banci lagi.. Cowok itu kalau ribut pakai fisik bukan pakai bibir.. Kalau kalian mau ribut, diluar sana bawa apa gitu yang tajam biar mati sakalian."
"Yaelahh mas kenapa lo yang jadi sadis gini," ucap Naufal.
"Yaudahlah gue mau pulang.. Gue mau mikirin gimana caranya ngedeketin Qegi," seru Mous sambil pergi.
***
Punya sahabat dari kecil itu memang indah apalagi jika sampai dewasa pun masih bersama-sama dan masih saling peduli. Qegi meringgis kesakitan saat kakinya diurut. Tapi rasa sakitnya berkurang saat sebuah pelukan mendarat ditubuhnya dan sentuhan lembut dikepalanya.
"Udah-udah nggakusah nangis lagi.. Kan udah selesai diurutnya," sambil menghapus airmata Qegi.
"Gue cengeng ya," ucap Qegi sambil tertawa.
"Nggaklah.. Wajar kok lo nangis kan lagi sakit, cewekkan emang hatinya lembut jadi pasti gampang nangis.." sambil tersenyum.
"Emangnya cowok nggak pernah nangis? Kayaknya gue pernah deh lihat lo nangis, tapi kapan ya?"
"Ya pernahlah.. Tapi nangisnya nggak kayak hal-hal yang sepele kayak gini.. Kalau putus aja pasti jarang banget ada yang nangis. Kalau ada pun pasti cowoknya sayang banget sama tuh cewek."
"Lo akan nangis kalau putus sama cewek lo?" tanya Qegi sambil menggerak-gerakkan kakinya.
Selamat malam ahad readers
Gimana part hari ini?
Udah menambah kehaluan kalian nggak?
Jangan lupa ya vote, kritik dan sarannya. Biar aku bisa lebih baik lagi untuk menulis ceritanya.
Share juga ke teman/sahabat kalian agar bisa dijadiin bahan ngerumpi.
Share ke pacar kalian agar bisa dijadiin topik buat pacaran.
Share ka mantan kalian, siapa tahu bisa balikan.
Share juga ke maru pacar kalian, sekalian ngerumpiin siapa lagi yang jadi korban dari mantan pacar kalian.
Sampai ketemu di sabtu malam alias malam ahad depan, biar cerita aku bisa menemani kalian untuk bermalam minggu dan tentunya dengan seseorang yang kalian rindu..
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere
Teen FictionTahap REVISI! Gak semudah itu untuk keluar dari Friendzone, apalagi dengan sikap Gael yang membuat Qegi tidak berdaya untuk menjauh bahkan sulit untuk memilih dan bersama Mous yang mencintainya karena taruhan bersama teman-temannya. Apakah Qegi akan...