Tama

10 3 0
                                    

Happy Reading and Enjoy Tsundereading...

Kini, Qegi dan Naufal sedang berada di parkiran untuk menunggu Gael, terlihat senyuman di wajah mereka berdua di sela-sela obrolan santai. Kebahagiaan tak kunjung sirna disaat motor Gael mulai terlihat dan mendekati mereka.

Ini akan menjadi kejutan buat Gael.

Gael terlihat turun dari motornya lalu menghampiri Qegi dan Naufal yang sedang melihatnya dengan wajah yang berseri, ada sedikit kejanggalan dan tentunya rasa sakit. Kenapa Qegi bisa dekat dan bahagia berada di dekat Naufal. Pikiran negatif mulai menyerang beserta dengan pertanyaan-pertanyaan konyol yang membuat hatinya semakin panas.

"Qegi," panggil Gael tersenyum sambil berdiri di sampingnya.

"Lo sahabatnya Mouskan?" tanya Gael memastikan.

"Gael lo lupa sama dia?" tanya Qegi membara dengan rasa semangat yang terlihat di wajahnya yang membuat Gael semakin bertanya-tanya.

"Lupa? Diakan sahabat Mous, iya kan?" tanya Gael lagi.

"Coba lo lihat dengan teliti wajah dia. Dia mirip siapa gitu?"

Gael yang tidak mengerti arah pembicaraan Qegi pun hanya bisa menuruti keinginan Qegi.

Memangnya dia siapa?

Setelah beberapa menit Gael melihat Naufal dari atas sampai bawah lalu dari bawah sampai atas, tetap saja Gael tidak bisa mengenali identitas Naufal.

"Tama..., Gael," greget Qegi karena Gael terlihat sama sekali tidak mengenali sahabat kecilnya itu.

"Tama," ucap Gael mengulang ucapan Qegi sambil mencoba mengingat-ngingat lagi.

"Tama.. Tama.. Tama.. Tama," ulang Gael sambil terus berpikir.

"Gaelll... Dia Tama teman kita waktu SD, lo nggak inget?" greget Qegi sambil menyubit perut Gael.

Setelah mendapat cubitan yang membuatnya meringgis kesakitan, Gael pun langsung memeluk Naufal sebentar lalu menanyakan kabarnya. "Lo gila, Tama. Kemana aja lo selama ini. Setelah lo pindah SD kelas lima, lo nggak ada kabar sama sekali."

"Gue inget kok, Qegi. Tadi gue cuma bercanda, ingin lihat aja gitu ekspresi kalian gimana." Terdengar cengiran tak berdosa dari Gael.

"Gue yang harusnya tanya sama kalian berdua, kalian kemana aja? Setelah gue pulang dari luar kota dan balik lagi ke rumah, kalian udah pada pindah."

Qegi dan Naufal yang mendengar pertanyaan itu langsung terdiam sambil saling melirik. "Ahh itu, ceritanya panjang, Tam," jawab Qegi.

"Lo jadi tambah ganteng, Tam. Lebih keliatan cowoknya padahal waktu kecil, lo itu pendek dan culun. Gue panglin lihat lo, gue juga nggak sadar lo itu Tama sahabat kecil kita," ucap Gael sambil sedikit tertawa karena mengenang masalalu mereka.

"Iya bener, gue aja sampai nggak ngeuh kalau lo itu Tama. Kalau lo nggak bilang, gue nggak akan tau kalau lo itu Tama."

"Gue mah glow-up, nggak kayak kalian."

"Wahh bisa-bisanya lo ngomong kayak gitu," jawab Gael yang diakhiri cengiran Naufal.

Pembicaraan diantara mereka harus diakhiri karena keadaan parkiran yang sudah mulai tidak kondusif dan banyak orang yang seakan menatap mereka dengan santapan yang enak untuk dibuat makanan dan pembicaraan yang hot. Akhirnya mereka pun ke rumah Gael untuk bertemu kangen dan berbicara banyak tentang diri mereka masing-masing.

Dimulai dari Naufal yang menyeritakan kisahnya setelah pindah dan berpisah dari Gael dan Qegi yang harus mencari lagi teman yang sefrekuensi dan tidak pernah bertemu lagi sampai pada akhirnya dia meminta untuk kembali ke Bandung untuk menemui mereka setelah satu tahun pindah. Dan ternyata setelah sampai, Qegi dan Gael sudah pindah tempat tinggal sampai pada akhirnya dia harus mencari teman dan bertemu dengan Mous dan Dika saat masuk SMP.

Saat masuk SMA, Naufal awalnya tidak mengenali Qegi yang memang penampilannya terlihat lebih tomboi dan galak, ia juga baru sadar saat Mous mulai menyukai Qegi dan benar-benar yakin bahwa Qegi sahabatnya saat menggendongnya waktu Mous akan menembaknya.

"Berarti sekarang kalian tinggal bareng?" tanya Naufal saat sudah tahu semuanya.

"Wihh enak dong ya," sambung Naufal lagi.

"Lo nggak tahu aja, Tam. Gael lebih menyebalkan setelah SMA apalagi serumah gini," ucap Qegi judes.

"Gue percaya sih Gael itu menyebalkan." Setuju Naufal yang dijawab anggukan oleh Qegi.

"Kalian tetap akur ya dari dulu, gue yang terdzolimi terus kalau gini. Udah ah gue mau bawa makanan dulu." Gael terlihat meninggalkan mereka untuk menuju ke dapur.

"Lo cinta sama Gael?" tanya Naufal tiba-tiba yang membuat Qegi langsung membukakan matanya sempurna.

"Maksud lo?"

"Naruka, walaupun kita nggak ketemu sekitar tiga tahunan dan saat SMA awalnya kita nggak saling kenal tapi gue masih bisa merasakan ikatan batin diantara kita dan gue tau sikap lo itu kayak gimana, apalagi tatapan lo ke dia itu beda, Mous juga nggak pernah lo tatap dalam gitu."

"Lo nggak bisa bohong sama gue, Naruka. Gue tahu lo ngedeketin Mous biar lo bisa ngelupain perasaan lo ke dia kan? Tapi sayangnya lo nggak bisa."

Qegi hanya diam saja tidak menjawab, dia bingung harus menjawab apa.

"Come on dong. Lo kok diem aja," ucap Naufal mendekat sambil merangkul Qegi.

"Gue takut kalau yang gue lakuin ini salah, Tam. Gue nggak mau kalau hubungan kita malah jadi rusak setelah Gael tahu kalau gue menyukainya."

"Wih ada apa nih, main rangkul-rangkul segala?" ucap Gael tiba-tiba yang membuat Qegi langsung menatap Naufal untuk menanyakan apakah Gael mendengar apa yang dia ucapkan atau tidak.

"Kenapa? Lo cemburu?' tanya Naufal sambil mengambil makanan yang dibawa oleh Gael.

"Kalau gue cemburu, lo mau apa?" jawab Gael serius.

"Ya bagus dong, iya nggak?" tanya Naufal kepada Qegi.

"Ngomong apa sih? Ngawur!" jawab Qegi datar.

"Bercandanya nggak lucu," lanjut Qegi sambil meninggalkan mereka berdua.

Naufal dan Gael yang melihat itu langsung melirik satu sama lain.

"Woyy lo mau kemana?" teriak Gael.

"Udahlah ... lo kayak nggak bisa hidup tanpa Qegi aja. Mau main Game?"

To be continue...


Taqobbalallahu minna wa minkum

Minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin dari Author, Qegi, Gael, Mous, Dika, Naufal dan pemain Tsundere lainnya.

Selamat merayakan hari raya idul fitri, bagi yang merayakan...

TsundereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang