"Makasih Gaelang Prasahaja," turun dari motor dan memberikan helm.
"Sama-sama ratu jutek," ucap Gael tersenyum.
"Huuh dasar pangeran cuek.. Lo mau kerumah dulu? Atau langsung jemput your boyfriend?" tanya Qegi memberikan helm.
"Gue harap lo jemput pacar lo," ucap Qegi lagi sambil sedikit tersenyum.
Gael hanya tersenyum dan mengelus rambut Qegi dengan lembut, "Lo tahu nggak sih. Gue itu bersyukur banget bisa kenal bahkan jadi sahabat lo dari kecil bahkan sampai sekarang. Dan gue harap saat lo punya pacar nanti, lo nggak ngelupain gue seperti yang gue lakuin saat ini."
"Yaudah gue pulang ya," ucap Gael lagi.
Punggung Gael pun semakin tak terlihat dari pandangan Qegi, perasaannya bercampur aduk menjadi satu. Dia bahagia karena Gael tak pernah sedikitpun berhenti peduli kepadanya, namun jika seperti ini terus, hubungan Gael dengan pacarnya akan hancur dan Qegi nggak akan ngebiarin itu terjadi. Ya,, walaupun hatinya sakit.
Saat Qegi sampai didepan pintu rumah, ia melihat kedua orangtuanya yang sedang mengobrol sambil sesekali tertawa, garis dibibir Qegipun sedikit terangkat. Tak seperti biasanya kedua orangtuanya berada dirumah. Perasaannya begitu sangat bahagia sampai-sampai airmatanya pun ikut menetes dipipinya, Qegi sangat merindukan senyuman kedua orangtuanya.
Saat Qegi mengucapkan salam dan menghampiri kedua orangtuanya dengan senyuman yang sangat manis, Qegi merasakan kebahagiaannya hilang secara tiba-tiba, saat senyuman dari wajah kedua orangtuanya berubah menjadi dingin, bahkan mereka seperti tak sudi melihat dirinya sedikitpun. Kehangatan yang Qegi harapkan datang kembali, seakan hilang tanpa sempat ia rasakan. Saat kedua orangtuanya langsung pergi dari hadapannya tanpa mengucapkan sepatah katapun bahkan tangan yang ia ulurkan, mereka hiraukan begitu saja.
Qegi hanya menghirup udara disekitarnya dan mencoba untuk tersenyum walaupun air matanya ikut mengalir dengan derasnya. Tak ada kata-kata yang bisa mendeskripsikan dengan jelas perasaannya sekarang. Siapa yang bisa menjelaskan kesalahan Qegi dengan detail sampai-sampai ia diacuhkan bahkan dicampakkan seperti ini. Tak bisakah ia dimarahi saja atau bahkan ia lebih rela diteriaki daripada didiamkan seperti ini.
***
"Dari mana aja? Bisa nggak sih kamu sehari aja nggak mikirin sahabat kamu itu?" geram Friskha sambil mengibas-ngibaskan wajahnya karena panas.
"Dari tadi aku nungguin kamu. Kamu mikir nggak sih perasaan aku kayak gimana? Aku udah nungguin kamu selama dua jam dan itu bukan waktu yang sangat lama kan Gael," sindir Friskha tersenyum sambil menahan amarahnya.
"Kan kamu punya mobil bahkan punya sopir pribadi, kenapa harus nunggu aku? Kamu harusnya ngerti Fris, kamu pasti akan melakukan hal yang sama jika kamu mempunyai sahabat seperti Qegi," jawab Gael lembut.
"Lagipula Qegi itu sahabat aku dari kecil. Aku nggak mungkin diam aja disaat sahabat aku lagi kesulitan. Aku yakin kamu pasti ngerti kan sayang?" ucap Gael lagi.
Friskha hanya mengangguk, "Iya sayang maaf habisnya aku cemburu."
"Cemburu boleh tapi jangan berlebihan. Yaudah ayo pulang, sekalian nanti kita mampir dulu ke toko eskrim."
Friskha mengangguk lalu menaiki motor Gael dan langsung memeluknya dengan erat. Friskha nggak mau kehilangan Gael walaupun sikapnya selalu dingin tapi Friskha menyayanginya dan nggak mungkin cowok yang paling terkenal dan dikagumi oleh para kaum hawa disekolahnya ia lepaskan begitu saja.
***
Qegi berjalan menuju meja makan dengan terburu-buru, ia mencaci dirinya sendiri karena semalam ia tak bisa tidur dan malah menangis dengan cengengnya dan itu membuat dia bangun kesiangan pagi ini. Saat sampai di meja makan Qegi tak menemukan sedikitpun makanan yang bisa ia makan. Lagi-lagi Qegi mencaci dirinya sendiri, kenapa ia bisa lupa kalau setiap haripun tidak akan ada makanan kalau bukan dia sendiri yang memasak dan menyiapkannya. Orangtuanya kan sibuk dan ia harus mengerti akan hal itu. Qegi hanya meminum segelas air yang ada dihadapannya sambil terburu-buru menuju kesekolah.
Qegi mengatur napasnya baik-baik saat ia sudah sampai disekolah, untung saja dia datang tepat waktu dan terbebas dari hukuman guru bk yang sudah siap siaga menjaga didepan gerbang yang sebentar lagi ditutup.
"Haii.. Baru dateng?"
Qegi menyipitkan matanya sambil mengatur napasnya yang masih ngos-ngosan.
"Lo hauskan? Nihh minum minuman gue. Gue iklas kok" ucap Mous lagi sambil memberikan minumnya kepata Qegi.
Qegi akhirnya meminum-minuman Mous dengan terburu-buru. "Nggakusah terburu-buru kali, nanti keselek loh."
Baru saja Mous berbicara tiba-tiba Qegi tersedak dan tak henti-hentinya batuk membuat Mous yang melihat itupun kaget seketika, dengan sigap Mous pun menepuk-nepuk pundak Qegi dengan lembut.
"Udah Mous. Makasih," ucap Qegi sambil menahan tangan Mous dan mengatur napasnya.
"Sama-sama,"ucap Mous tersenyum tulus lalu melihat tangannya yang dipegang oleh Qegi.
"Nanti pas istirahat keperpus, gue mau bicara sama lo," pinta Qegi sambil meninggalkan Mous.
Mous yang mendengar itupun langsung teriak dan loncat-loncat, siswa-siswi yang melihat Mous seperti orang gila pun tertawa bahkan ada yang mempoto bahkan vidio. Naufal dan Dika yang tak sengaja melihat Mous pun dengan takut dan malupun menghampiri Mous.
"Wahhh... Lo bener-bener gila Mous," ucap Dika sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Mous lo nggak malu apa diliatin sama anak-anak lain," gerutu Naufal sambil menutup mukanya karena malu.
Mous yang sadar dirinya menjadi bahan tontonan pun langsung diam seketika dan melirik dengan sangat tajam kepada siswa-siswa yang melihat Mous.
"Lo itu kenapa sih Mous? Kemarin senyam-senyum sendiri, terus lo yang males belajar jadi semangat banget buat belajar, bahkan sekarang lo loncat-loncat dan sambil teriak-teriak nggak jelas kayak orang gila," gerutu Naufal.
"Lo bener-bener kemasukan setan tante-tante ya Mous?" tanya Dika sambil mencolek-colek tubuh Mous.
"Bisa nggak sih lo berhenti ngomong setan tante-tante," geram Naufal sambil melotot kearah Dika.
"Kalian bisa nggak sih nggak ribut?" cetus Mous.
"Gue itu sekarang lagi bahagia karena sebentar lagi gue akan dapat Ps sama traktiran makan selama sebulan," ucap Mous sambil tersenyum jahat.
Dika dan Naufal yang mendengar itupun melongo.
"Seriusan Mous? Lo bisa naklukin Qegi?" ucap Dika tak percaya.
...
...
...
Selamat malam minggu readers..
Gimana part hari ini?
Udah menambah kehaluan kalian nggak?
Jangan lupa ya vote, kritik dan sarannya. Biar aku bisa lebih baik lagi untuk menulis ceritanya.
Share juga ke teman/sahabat kalian agar bisa dijadiin bahan ngerumpi.
Share ke pacar kalian agar bisa dijadiin bahan topik buat pacaran.
Share ka mantan kalian, siapa tahu bisa balikan.
Share juga ke maru pacar kalian, sekalian ngerumpiin siapa lagi yang jadi korban dari mantan pacar kalian.
Tolong tinggalkan jejak.. :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere
Ficção AdolescenteTahap REVISI! Gak semudah itu untuk keluar dari Friendzone, apalagi dengan sikap Gael yang membuat Qegi tidak berdaya untuk menjauh bahkan sulit untuk memilih dan bersama Mous yang mencintainya karena taruhan bersama teman-temannya. Apakah Qegi akan...