Happy reading and enjoy Tsundereading...
"Buat aku?" tanya Mous balik sambil menunjuk dirinya sendiri.
Qegi hanya menganggukan kepalanya sambil memberikan wadah bekalnya kepada Mous. Tanpa ada rasa canggung atau malu, Mous langsung menerima dan memasukannya kedalam tas, lalu menghidupkan motornya saat Qegi sudah menaiki dan duduk dibelakangnya dengan aman. Dan seperti biasa tidak berpegangan sama sekali.
Terlintas dalam benak Mous untuk jail kepada Qegi seperti motornya ngerem atau ngegas mendadak agar Qegi kaget dan refleks memeluknya, namun masih ada rasa canggung dalam hati Mous. Tidak dipeluk saja hatinya sudah berdegup dengan sangat kecang saat di dekat Qegi apalagi kalau dipeluk, mungkin Mous tidak akan sanggup untuk merasakan dan membayangkannya sudah keringat dingin.
###
Baru saja Qegi berdiri dari kursinya untuk keluar dan ke perpus, Dika dan Naufal sudah datang dengan terburu-buru dengan napas yang tidak beraturan, seperti ada sesuatu yang terjadi dan firasatnya sekarang mengatakan ada yang tidak baik-baik saja.
"Ada apa?" tanya Qegi saat melihat Dika dan Naufal yang masih ngos-ngosan.
"Iii-itt-ittuu Qegi, bentar-bentar" ucap Dika sambil mengatur napasnya.
"Mous di uks, dia sakit" ucap Naufal seketika.
Qegi hanya menatap Dika dan Naufal dengan datarnya saat mendengar itu, "Ya, terus. Apa hubungannya sama gue?"
"Lo kan pacarnya, temenin Mous kek di uks atau apa gitu," ucap Dika.
"Kan ada anak PMR, lagipula dia udah gede kali."
"Emangnya lo mau Mous ditemenin sama Mira?" tanya Naufal.
"Iya bagus dong," ucap Qegi dalam hatinya, ingin rasanya Qegi mengatakan itu, tapi sangat tidak mungkin. Kalau Qegi mengatakan itu bisa-bisa Dika dan Naufal curiga dan semuanya jadi hancur. Walaupun sebenarnya Qegi lebih senang Mous dekat dengan cewek lain selain dirinya, karena dengan itu Mous akan berpaling darinya.
Qegipun menarik napasnya dalam-dalam lalu menganggukan kepalanya dan berjalan melewati Dika dan Naufal. Tapi, setelah dua langkah berjalan, Qegi menghentikan langkahnya diikuti oleh Dika dan Naufal yang berada d belakangnya.
"Tolong dong, bawain bekal Mous di kantongnya yang warna hijau, sama beli minuman di kantin," ucap Qegi sambil memutar balikan badannya untuk melihat ke arah Dika dan Naufal yang dijawab oleh agukan dan hormat kepada Qegi. Mereka pun memutar balikan langkahnya untuk membawa bekal dan membeli minum untuk Mous.
###
"Iya-iya, gue tahu kok. Nggak usah dikasih tahu lagi, gue ngerti dan gue nggak budeg!!" ucap Mous dengan sedikit meninggi saat anak PMR mengucapkan dan memberitahu secara berulang kali kepada Mous.
Anak PMR yang berjenis kelamin perempuan itu hanya tersenyum sambil menahan emosinya, untung Mous siswa populer dan ganteng. Kalau nggak, mungkin sudah dia usir.
"Ehh,,, Mahiku," panggil Mous saat Qegi sampai di ruang UKS.
Siswi itu hanya tersenyum ke arah Qegi lalu berpamitan kepada Qegi dan Mous. "Lo itu kenapa sih judes banget sama Devi, kasian tahu dia. Lo yang nyusahin, lo yang marah. Emangnya lo pikir, Devi nggak bosen lihat lo ke UKS mulu," gerutu Qegi kesal melihat tingkah laku Mous yang kekanakan.
"Siapa suruh dia ada di UKS, bawel lagi. Udah berapa kali coba dia ingetin aku, kan aku nggak budeg. Satu kali juga aku ngerti kok."
Qegi hanya menatap Mous datar lalu duduk di samping kasurnya, tanpa ada niatan untuk membalas ocehan Mous. Emangnya dia pikir waktu Qegi buat ngurusin dia aja, apa! Mana sebentar lagi ulangan. Dia seharusnya sekarang ada diperpus mencari ilmu, memanfaatkan waktunya sebaik mungkin agar bisa mendapatkan nilai yang bagus dan mendapatkan beasiswa , ini malah membuang waktunya untuk mendengar ocehan Mous.
Tak lama Dika dan Naufal pun datang membawa bekal dan minumannya, dan langsung memberikannya kepada Qegi.
"Nih makan," ucap Qegi sambil menyodorkan makanan dan minuman untuk Mous.
"Nanti ajalah."
"Makan atau gue nggak mau masakin lo lagi!" ancam Qegi.
Dika dan Naufal yang mendengar itupun dengan refleks melihat satu sama lain, seakan mereka baru tahu kalau bekalnya dari Qegi.
"Iya loh Mous.. Kalau lo nggak makan, ini akan jadi makanan pemberian Qegi untuk pertama dan terakhir," ucap Dika kompor.
"Mous, lo buruan deh makan. Emangnya urusan Qegi itu lo aja, dia harus belajar kali buat ulangannya nanti. Memanfaatkan waktu bukan membuang waktu secara percuma-cuma gini," ucap Naufal pedas.
"Lo tahu kan, kalau gue maksain buat makan itu gimana!" ucap Mous.
Qegi pun membawa bekalnya kembali lalu membukanya, "Aaaa," ucap Qegi sambil menyodorkan sendok yang berisikan nasi goreng.
Mous yang melihat itupun sedikit kaget begitupun dengan Dika dan Naufal yang tak percaya saat Qegi memperlakukan Mous seperti itu. "Mous,,, Aaaa, ayodong waktu gue nggak banyak, lo bukan satu-satunya yang harus gue prioritasin, ada masa depan gue juga," ucap Qegi kesal karena Mous malah diam saja.
Mous pun senyum sumringah saat mendengar kata Qegi tadi, "Apa? Aku prioritasnya, Mahiku?" ucap Mous dalam hati sambil membukakan mulutnya dengan senyum yang sumringah.
"Emmm... Ya ampun uluu-uluuu banget," ucap Dika yang maksudnya uwu-uwu sambil memukul pelan tangan Naufal.
Naufal yang melihat itupun langsung menarik tangan Dika untuk segera keluar dari kebucinan yang dia lihat. "Ahh lo nggak asik, kenapa narik gue keluar. Gue masih mau lihat orang yang uluu-uluu."
"Uwu-uwu bukan ulu-ulu," jawab Naufal dengan datar.
"Mulut-mulut gue. Ya, terserah gue dong."
"Aahhhh, gue juga mau kayak gituu. Kapan ya gue bisa kayak gitu," lanjut Dika.
"Cari aja setan tante-tante yang bahenol dan montok! Mereka mau kali sama lo."
"Ide bagus, yaudah ayo bantu gue cari setan tante-tantenya, Sendal butut," ucap Dika sambil menarik tangan Naufal.
Deng deng deng, nggak kerasa udah part ke 25 aja...
Thanks for reading cerita aku yang datar dan garing kayak sikap pangeran Most wanted abal-abal yang kayak kerupuk T-T...
Satu kurang dari tiga Tsundereading...
Stay with Tsundere ya.. Jangan bosen-bosen.
Boleh berpaling tapi harus kembali lagi kesini, iya iya iya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere
Teen FictionTahap REVISI! Gak semudah itu untuk keluar dari Friendzone, apalagi dengan sikap Gael yang membuat Qegi tidak berdaya untuk menjauh bahkan sulit untuk memilih dan bersama Mous yang mencintainya karena taruhan bersama teman-temannya. Apakah Qegi akan...