Cinta itu...

19 2 0
                                    

Happy Reading and Enjoy Alwasy Tsundereading...

Mous berjalan ke dalam kelasnya dengan sorot mata yang tidak mempunyai harapan, tatapan matanya kosong. Sejak di parkiran tadi, Mous merasa sikap Qegi menjadi dingin. Apakah Qegi tahu kalau ia memang terlarut dan tenggelam dalam cintanya dan tidak bisa untuk menghapus dan sanggup melupakannya. Mous bisa saja menghapus perasaannya, itu sangat mudah baginya yang di cap playboy di sekolah. Tapi sayangnya logika dan hatinya sekarang menyetujui dan melarangnya untuk menghapus cintanya untuk Qegi, seakan mereka sudah setuju dan yakin bahwa Qegi adalah masa depannya.

"MOUS!!!" teriak Dika yang melihat Mous dari tadi diam dan tidak bertegur sapa dengannya.

"Lo kesambet hantu tante-tante bahenol lagi?" lanjut Dika lagi sambil memukul pundak Mous.

"Jangan mulai, Dika!" sinis Naufal.

"Lo di ghosting sama Qegi? Ahh perasaan gue, nggak tuh. Lo sama diakan selalu bersama. Kalau lo yang ngegosting gue percaya. Ke Mira, Santi, Rina—" ucap Dika panjang lebar dengan bersemangat.

"DIKA!" potong Naufal lagi seakan memberi peringatan kepada Dika yang langsung menutup rapat dan mengkunci mulutnya.

"Udah Sendal butuuuuttt nggak ada bagusnya, masih aja gitu. Gue buang juga lo ke sungai biar tenggelam dan hanyut, biar tahu rasa!" ngeyel Dika pelan karena kesal.

Tidak ada lagi obrolan setelah itu. Naufal tahu betul, Mous sekarang lagi mempunyai masalah mau seberisik atau sebawel apapun dia dan Dika menanyakan. Jika Mous tidak mau atau belum siap bercerita, semuanya akan menjadi cuma-cuma walaupun mulut mereka sampai berbusa.

Naufal tahu ada yang tidak beres dengan hubungan Mous dan Qegi. Tapi, Naufal mengerti bahwa itu privasi sahabatnya, apapun yang dia lakukan itu adalah tanggung jawabnya sendiri. Dan untuk Qegi, Naufal percaya dia masih menjadi sosok yang baik, penyabar, cantik walaupun tidak seceria dulu.

"Mous ... lo nggak mau nyamperin Qegi?" tanya Naufal pelan saat semua murid sudah keluar dari kelas untuk istirahat.

"Woyy ... calon idol lapar, lo mau gue di cibir netizen kalau gue jadi kurus kering dan nggak jadi oppa-oppa lagi?" keluh Dika sambil mengusap perutnya yang dari tadi bunyi.

"Bilang aja lo mau ketemu gebetan lo, " ucap Naufal sambil melempar uang ke arah Dika.

"Wahh ... terima kasih banyak Sendal butut. Lo tahu aja kalau sahabat lo lagi mau ditraktir dan,  ekhem ketemu doi," ucap Dika girang.

"Mous, ayo keluar! Makan. Lo nggak lapar atau kangen sama Qegi? Biasanya juga lo setiap istirahat kayak cacing kepanasan karena nggak sabar ketemu Mahiku lo," ucap Dika.

"Atau jangan-jangan Qegi diculik hantu om-om sugar daddy ya?" celetuk Dika yang disambut dengan tatapan sinis Naufal.

"Mous, lo tahu kan apa yang akan di lakuin Faza ke pacar lo?" ucap Naufal seakan mengingatkan kejadian beberapa hari yang lalu, di saat Qegi di dekati Faza secara terus menerus dan diberikan gombal habis-habisan.

"Gue percaya kok, dia nggak akan cinta sama Faza, mau seberusaha keras apapun sampai jungkir balik juga Qegi nggak akan suka sama dia, tapi kalau...," ucap Mous terhenti dengan raut wajah yang lesu.

"Tapi apa?" ucap Dika kepo menunggu kelanjutannya.

Mous menggelengkan kepalanya, semangat Mous sudah benar-benar hilang, direbut paksa oleh teman kecil Qegi. Hubungan mereka menurut Mous tidak wajar, terlalu dekat. Ini bukan sekedar rasa cemburu semata, tapi Mous selalu melihat bahwa tatapan mereka itu berbeda, ada sesuatu yang mereka sembunyika dan mereka tutupi padahal sebenarnya mereka tahu.

TsundereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang