Happy Reading...
Tringgg.... Tringgg
Suara bel berbunyi dua kali menandakan waktu istirahat di SMA 1 Bandung. Siswa-siswi begitu sangat senang karena akhirnya mereka bisa mengisi perut mereka yang dari tadi konser, ada yang menggosip di teras depan kelas atau di taman, dan ada juga yang ke perpustakaan untuk meminjam atau membaca buku disana.
Qegi adalah siswi SMA 1 Bandung yang terkenal begitu dingin kepada siapapun itu. Entah itu cewek/cowok. Tapi dibalik sikapnya yang dingin dia adalah sosok perempuan yang sempurna dengan wajah yang mulus tanpa ada jerawat, rambut yang panjang sedikit bergelombang dan dia adalah siswi yang sangat-sangat pintar. Makanya walaupun sikap dia dingin kayak mayat hidup tapi tetap aja banyak sekali cowok yang mencoba untuk mendekati Qegi.
Qegi selalu ke perpustakaan saat istirahat tiba, mungkin karena itu dia pintar. Seperti saat ini dia sedang berjalan menuju perpus untuk menggunakan waktunya sebaik mungkin walaupun hanya seorang diri karena tak mempunyai satu teman pun disekolahnya, mungkin karena sikapnya yang dingin jadi cewek-cewek disekolahnya pun enggan jika dekat dengannya.
Bugh...
Seorang cowok tiba-tiba menabrak Qegi , keduanya langsung jatuh dan meringgis kesakitan.
"Aww.." Qegi menyentuh lututnya yang memar.
"Ini itu sekolah bukan tempat maraton , buat belajar bukan untuk lari-lari," ucap Qegi datar sambil mencoba berdiri dan membersihkan kotoran di lututnya.
Sedangkan cowok itu hanya menatap Qegi tanpa kedip.
"Mous lo nggakpapa?" ucap salah satu temen Mous yang berada di tempat kejadian.
Mous pun tersadar dan ia mencoba berdiri dan membersihan pakaiannya.
"Maaf.. Gue nggak sengaja," ucap Mous menguluran tangannya kepada Qegi.
Qegi hanya melihat Mous sekilas lalu dia pergi begitu saja tanpa menghiraukan cowok yang didepannya. Lalu berjalan menuju perpus dengan kaki yang sedikit pincang.
"Dik lo kenal nggak sama cewek itu? Cantik ya," ucap Mous sambil melihat cewek yang ia tabrak pergi.
"Dia Qegi kelas 11, cantik sih tapi dia itu sumpah cuek banget. Kalau sama cowok doang sih mungkin gue agak wajar. Tapi dia itu cueknya sama cewek juga. Aneh tahu nggak sih," sambil membantu membersihkan pakaian Mous.
"Ternyata bukan orangnya aja ya yang unik tapi namanya juga. Dia punya teman?" ucap Mous sambil duduk di kursi dekat mereka.
"Kan gue udah bilang, dia itu cuek sama semua orang jadi mana mungkin dia punya teman. Kenapa sih lo tanya tentang dia terus? Lo suka sama dia?" Dika mengampiri Mous dan duduk disebelahnya.
"Suka? Mungkin," ucap Mous tersenyum.
"Ehh tapi kok gue baru lihat dia ya?" ucap Mous lagi.
"Dia itu kayak mayat hidup jadi jarang berbaur sama orang lain. Gue juga nggak pernah tuh lihat dia ke kantin atau ditaman, katanya sih dia selalu ada di perpus soalnya kan disitu sepi dan dia juga nggak ikut organisasi disekolah. Ehh terus dia agak gimana ya, bingung gue ngejelasinnya."
"Gimana apanya?" Mous mengangkat satu alisnya.
"Dia itu kayak cupu tapi penampilannya bukan seperti orang yang cupu, ngerti nggak sih?"
"Cupu? Ya ampun Dika mata lo kenapa, lo bilang Qegi cupu? Lihat deh penampilannya aja kayak bidadari, perfect banget."
"Kan gue juga bilang tadi Qegi itu kayak cupu tapi penampilannya nggak mendukung. Coba deh lo liat di film-film, orang yang selalu baca buku , bawa buku kemana-mana itu orangnya pasti cupu banget. Lo tadi bilang suka kan sama Qegi gimana kalau kita taruhan aja. Kalau Qegi terima lo dan sikapnya jadi bucin gue kasih lo PS deh gimana?"
"Ini itu bukan film Dik, ini itu kenyataan. Lagian wajar lah Qegi selalu keperpus terus bawa-bawa buku, pasti dia pinter kan?"
"Nggak usah ditanya, emang dia itu pintar. Semua siswa disini tahu kali kalau dia itu pinter."
"Tuhh berarti dia itu Perfect. Udah cantik, pinter terus..." ucapan Mous berhenti.
"Kenapa berhenti?"
"Gue nggak tahu kalau dia baik atau nggak" ucap Mous sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere
Teen FictionTahap REVISI! Gak semudah itu untuk keluar dari Friendzone, apalagi dengan sikap Gael yang membuat Qegi tidak berdaya untuk menjauh bahkan sulit untuk memilih dan bersama Mous yang mencintainya karena taruhan bersama teman-temannya. Apakah Qegi akan...