Happy Reading and Enjoy Alwasy Tsundereading...
Semuanya berawal dari harta dan tahta, Pak Yusuf (Ayah sambung Qegi) dan Pak Imran (ayah kandung Qegi) adalah dua orang sahabat karib yang sudah bersama sejak kecil. Pak Yusuf mempunyai sebuah perusahaan yang tidak seberapa dibandingkan dengan Pak Imran yang sudah memiliki perusahaan dimana-mana bahkan nama Pak Imran sudah melejit dan terkenal di negara lain karena saking dihormati dan sikap baiknya kepada semua karyawan dan suka berbagi kepada orang yang membutuhkan.
Pak Imran sudah berkali-kali menawarkan untuk membantu Pak Yusuf dalam dana untuk menjalani bisnisnya supaya terkenal dan maju. Hanya saja Pak Yusuf selalu menolaknya, dengan alasan ia bisa memajukan perusahaannya sendiri, dia tidak mau ada hutang budi atau mau merepotkan kepada sang pengusaha yang baik nan dermawan yaitu Pak Imran.
"Ibu gila?" kaget Pak Yusuf saat mengetahui sang istri sedang merancanakan hal yang buruk.
"Ya mau gimana lagi? Tinggal menghitung menit. Semuanya udah terlanjur dan akan terjadi." Terlihat Bu Sinta tersenyum licik.
Pak Yusuf menggelengkan kepalanya, yang benar saja istrinya bisa melakukan hal yang kotor hanya demi harta dan tahta.
"Lalu anaknya?" tanya pak Yusuf kemudian.
"Kita selamatkan anaknya, dan bapak tahu sendiri semua harta Pak Imran akan jatuh kepada anaknya, bukan? Lagipula ibu ingin punya anak perempuan, supaya Iqbal ada teman."
Bu Sinta sudah merencanakan rencananya jauh-jauh hari, dan ini waktunya untuk dirinya beraksi. Mengajak Pak Imran beserta istrinya makan malam dan memberikan obat tidur dalam dosis agak tinggi di dalam makanan penutup yang akan bekerja kurang lebih satu jam kedepan. Seperti yang telah direncanakan Bu Sinta, Pak Imran pamit dari dalam rumahnya sekitar 40 menit kemudian dan dalam perjalanan mereka pulang memerlukan waktu satu jam. Yang jelas-jelas obatnya akan berjalan saat mereka sedang mengendarai mobil.
Bu Sinta dan Pak Yusuf mengikuti mobil Pak Imran dari belakang, sudah sekitar 10 menit berjalan, Bu Sinta mengangkat garis bibirnya saat melihat mobil Pak Imran sudah kehilangan kendali. Sampai pada akhirnya, apa yang Bu Sinta tunggu-tunggu terjadi juga. Mobil Pak Imran menabrak sebuah pohon besar dengan sangat keras. Pak Yusuf yang daritadi hanya melihat mobil didepannya sudah kehilangan kendali hanya menelan ludahnya dan berpikir bahwa dia harus hati-hati karena mempunyai istri yang psikopat.
"Ayo Pak, kita selamatkan anaknya," ucap Bu Sinta turun dari mobil langsung bergegas ke mobil Pak Imran untuk menyelematkan bayi itu yang diikuti oleh Pak Yusuf.
Saat membuka mobil Pak Imran, ia melihat Pak Imran dan istrinya sudah tidak sadarkan diri, hanya ada bayi yang menangis histeris dan itu adalah Qegi. Bu Sinta akhirnya membawa bayinya dari pangkuan istri Pak Imran, saat ia membawanya suara tangis itu semakin menjadi-jadi sampai pada akhirnya ia memberikan bayi Qegi kepada Pak Yusuf lalu melihat ke arah sekitar untuk melihat apakah ada yang bisa menjadi saksi atau cctv. Setelah melihat keadaan aman, Bu Sinta mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya.
"Pak ... Mundur." Bu Sinta langsung menghidupkan sebuah korek api lalu melemparnya ke dalam mobil Pak Imran yang sudah terlihat sedikit berasap.
"TOLONG!!!" teriak Bu Sinta saat sudah menjauh beberapa meter dari Mobil Pak Imran.
Tidak cuma berteriak, bu Sinta juga langsung menelephone polisi untuk memberitahu ada mobil yang kecelakaan. Saat Mobil sudah meledak dengan suara yang agak keras, sedikit demi sedikit warga mulai mengerubuni mobil itu.
"Pak, Ingat kan apa yang harus Bapak bilang saat nanti polisi bertanya?" bisik Bu Sinta sambil berakting histeris melihat mobil Pak Imran terbakar dan meledak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere
Teen FictionTahap REVISI! Gak semudah itu untuk keluar dari Friendzone, apalagi dengan sikap Gael yang membuat Qegi tidak berdaya untuk menjauh bahkan sulit untuk memilih dan bersama Mous yang mencintainya karena taruhan bersama teman-temannya. Apakah Qegi akan...