Happy Reading
Enjoy
Tidak ada yang berubah dengan kehidupan Qegi sampai detik ini, entah berapa menit lagi akan berubah atau mungkin lebih baik tidak berubah sama sekali. Ya .. Walaupun Qegi sadar bahkan sangat sadar statusnya saat ini bukan single lagi tapi berpacaran dengan Mous. Salah satu nominasi cowok terpopuler disekolahnya.
Waktu istirahat kedua pun tiba, dengan santai Qegi berjalan menuju perpustakaan seperti biasanya. Ya... Walaupun saat Qegi berjalan banyak sekali cewek ataupun cowok yang bisik-bisik menggosip tentang dirinya, tapi itu tidak terlalu Qegi pusingkan karena Qegi sudah sedikit terbiasa dengan gosipan para penghuni sekolahnya.
Disatu sisi lain, garis bibir Mous selalu berbentuk indah tanpa lecet sedikitpun dengan memancarkan energi positif kepada sahabatnya dan orang yang melihatnya.
"Mous gue nggak percaya lo bisa mendapatkan hati Qegi, lo main jampe-jampe ya ke anak orang?" tanya Dika.
"Hushh nggaklah, mana mungkin gue ngelakuin itu sama Qegi," jawab Mous.
"Ohh iya gue pikir, gue akan tobat dehh jadi playboy," lanjut Mous lagi dengan wajah yang serius.
"Wihhh lo bener cinta sama Qegi? Sampai segitunya. Awas loh karma is real. Bisa ajakan sekarang lo lagi kena karma tapi lewat si Qegi," ceplos Naufal sambil pokus mengerjekan tugas.
"Apa sih lo sendal butut.. Lo nggak suka gue menang taruhan?" tanya Mous sambil menyipitkan matanya.
"Uang segitu mah buat lo nggak ada apa-apanya, iyakan Dik?" sambung Mous.
Dika hanya mengangguk.
"Attention pliss" teriak Mous sambil berdiri diatas bangku dan menepukan tangannya beberapa kali.
Murid-murid yang sedang mengerjakan tugas pun menoleh ke arah Mous secara bersamaan.
"Guekan udah jadian sama Qegi.. Nah.. Sebagai pajak jadiannya gue traktir lo semua nanti di kantin pas istirahat kedua," teriak Mous antusias.
Teriakan dan tepuk tangan pun bergemuruh mengisi ruangan. Namun tiba-tiba hening saat pak Ibnu masuk dengan gagahnya.
"Ada apa? Kenapa kalian berisik!" tanya pak Ibnu sambil duduk di bangku.
"Tidak ada pak," teriak semua siswa.
"Tugasnya sudah selesai? Kalau belum kerjain aja dirumah, nanti pas pelajaran bapak lagi harus sudah selesai. Sekarang kalian boleh istirahat."
Teriakan antusias kembali lagi terdengar, "Mous benar nih?" tanya salah satu siswa.
"Iyalah bener," jawab Mous.
Siswa-siswa pun langsung bergerombol ke kantin dengan antusias.
"Sendal butut lo yang bayar ya," ucap Mous sambil tersenyum.
"Loh kok gue sih?"
"Kan lo udah janji mau traktir makanan gue salama sebulan,"
"Haha.. Syukurin," ejek Dika.
"Bukannya Traktir lo ya Mous, bukan anak-anak kelas?"
"Ini juga traktir gue kan?"
"Ayolah Mous itukan banyak banget," ucap Naufal agak sedikit memohon.
"Tumben lo itung-itungan.. Iya deh bagi dua mumpung gue lagi baik," ucap Mous santai.
###
Rasanya tidak komplit jika tidak ada Qegi di kantin apalagi ini pajak jadian mereka, Mous pun berpikir dengan keras apa yang bisa ia lakukan agar Qegi bisa makan bareng dengannya di kantin. Mau atau tidak Mous harus membawa Qegi ke kantin. Saat sedang ricuh dan sibuknya mpok Lela karena banyak pesenanan, itu yang akan membuat Mous lebih sulit lagi untuk mengajak Qegi karena Mous yakin pacarnya itu tidak suka keramaian bahkan sangat anti. Tapi setidaknya Mous harus berusaha terlebih dahulu sebelum akhirnya menyerah dan mencari ide lain lagi, bukan.
"Emm gue harus panggil apa ya sama Qegi?" tanya Mous pada diri sendiri saat berjalan menuju perpus.
"Sayang? Beb? Darling? Honey? Ehhh itu lebay nggak sih? Kayaknya Qegi nggak akan suka. Kalau mayat hidup kayaknya terlalu panjang dan agak mistis. Kalau di singkat aja gimana ya? Mahi? Nggak cocok. Kalau tambah ku jadi Mahiku, mayat hidupku. Emmm?" dalam perjalanan Mous tak henti-hentinya berpikir dan berbicara pada dirinya sendiri yang membuat beberapa siswa yang melihatnya merasa aneh.
"Yaudahlah Mahiku aja" ucap Mous dengan senang tanpa memperdulikan lingkungan sekitar yang banyak menatapnya kebingungan.
Tak ada yang paling istimewa selain Qegi dihati Mous, Qegi sudah membuat Mous mabuk kepayang. Entah apa yang dibuat Qegi sampai Mous secinta itu sama dirinya. Tapi jika masalah Playboynya mungkin Mous akan sedikit kesulitan untuk berubah, walaupun ia sudah berkata kepada teman-temannya akan insyaf tapi kan nggak akan semudah itu Bambang!
"Hai, Mahiku," panggil Mous sangat manis saat duduk dhadapan Qegi.
Qegi tak menghiraukan panggilan Mous terhadapnya, Qegi hanya pokus pada bukunya.
"Mahiku," panggil Mous lagi, tapi tetap saja dihirauakan oleh Qegi.
Mous pun menurunkan buku yang ada ditangan Qegi dengan pelan.
"Apa?!" tanya Qegi dengan wajah datar.
"Dari tadi aku panggil loh, kenapa nggak nyahut," keluh Mous.
"Kapan?"
"Yang Mahiku itu loh."
"Nama gue Qegi bukan Mahiku!" jelas Qegi.
"Itukan nama panggilan sayang aku buat kamu, lagi pula kita ini udah pacaran."
Hati Qegi serasa terguncang saat mendengar kata terakhir yang diucap oleh Mous, Mous benar, sekarang ia adalah pacarnya. Tapi.."Mahikuu," panggil Mous lagi yang membuat lamunan Qegi terganggu.
"Apa?"
"Cieee sekarang udah mau dipanggil Mahiku nihh."
"Ke kantin yuu," lanjut mous.
"Nggak."
"Ayolahh, kita kan udah pacaran. Aku mau nunjukin ke semua orang bahwa kamu itu pacar aku."
"Pacar taruhan lebih tepatnya," ucap Qegi datar.
"Hah? Maksud kamu apa?" ucap Mous kaget.
Selamat malam ahad readers..
Gimana part hari ini?
Udah menambah kehaluan kalian nggak?
Jangan lupa ya vote, kritik dan sarannya. Biar aku bisa lebih baik lagi untuk menulis ceritanya.
Share juga ke teman/sahabat kalian agar bisa dijadiin bahan ngerumpi.
Share ke pacar kalian agar bisa dijadiin topik buat pacaran.
Share ka mantan kalian, siapa tahu bisa balikan.
Share juga ke maru pacar kalian, sekalian ngerumpiin siapa lagi yang jadi korban dari mantan pacar kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere
Novela JuvenilTahap REVISI! Gak semudah itu untuk keluar dari Friendzone, apalagi dengan sikap Gael yang membuat Qegi tidak berdaya untuk menjauh bahkan sulit untuk memilih dan bersama Mous yang mencintainya karena taruhan bersama teman-temannya. Apakah Qegi akan...