Happy Readings...
Awan yang menghiasi langit berwarna biru cerah ditemani dengan matahari diatas kepalanya seakan mengikuti arah perjalanan yang akan Qegi tuju, sepulang sekolah Qegi tak langsung pulang dan mengganti pakaiannya karena akan bertemu dengan Friskha, pacarnya Gael. Perasaannya tak menentu ada rasa takut kehilangan yang hinggap dihatinya.
Tak menggunakan kendaraan dua maupun empat Qegi menghampiri Friskha, kebetulan tempat mereka bertemu lumayan dekat dengan sekolah, jadi ia tak perlu menghabiskan uangnya buat ongkos karena masih bisa berjalan kaki. Hpnya berdering, Qegipun langsung lihat siapa yang menelphone dan betul saja dia adalah Gael, tanpa pikir panjang Qegipun menggeser icon warna hijau lalu menyimpannya di telinga sebelah kanan.
Hallo, iya ada apa Gael?
Lo dimana? Daritadi gue nungguan lo di parkiran.
Kakinya berhenti berjalan sambil mencoba mengatur napasnya pelan-pelan.
Eee... Gue lagi ada keperluan sebentar... Lo pulang aja.
Hpnya pun langsung ia matikan, sesuai yang Friskha mau, Gael tidak boleh tahu kalau mereka bertemu. Perasaannya semakin nggak karuan saat Qegi sampai di tempat jangjian yaitu di kafe. Lambaian tangan pun terlihat oleh Qegi, sebelum Qegi pergi menghampiri Friskha tak lupa Qegi mengatur napasnya dan mengontrol rasa tak enak dihatinya.
"Haii.. Lama ya kita nggak ketemu?" sapa Friskha sambil mempersilahkan Qegi duduk.
"Ohh iya, gue udah pesen minuman. Tenang aja gue yang traktir karena gue tahu lo pasti nggak bisa kan beli ini," sindir Friskha sambil tersenyum agak manis.
Qegi hanya mengangkat sebelah alisnya, sikap Friskha beda sekarang atau emang dulu baik karena ada Gael?
"Sorry, to the point aja. Ada apa?" tegas Qegi.
"Oke kalau itu mau lo.. Gue yakin kalau lo sahabat yang baik buat Gael, lo pasti akan jauhin diakan?" tanya Friskha.
"Kenapa gue harus jauhin dia?"
"Lo pasti ngerti Qegi karena lo itu pinter nggak usah pura-pura bodoh. Gue nggak mau Gael selalu memprioritaskan lo dibanding gue, gue pacarnya bukan lo. Jadi gue berhak buat minta lo jauhin Gael," tekan Friskha.
Apa yang ditakutkan Qegi benar, Friskha akan meminta ia untuk menjauhi Gael. Jika boleh jujur, Qegi nggak mau kehilangan Gael. Gael sangat berarti dalam hidupnya tapi Qegi pun nggak boleh egoiskan. Tapi kalau sikap Friskha begini sama Qegi, apa iya Qegi akan menjauhi Gael?
"Kalau gue nggak mau buat jauhin Gael, lo akan ngelakuin apa?" tantang Qegi.
"Dan jika lo meminta gue untuk jauhin Gael dengan seperti ini.. Sorry gue nggak bisa," sambung Qegi.
Saat Qegi akan pergi dan sudah berdiri, terdengar suara tangisan di hadapannya. Benar saja Friskha sedang menangis saat Qegi melihat kearah Friskha.
"Gue mohon, lo pasti bisa ngerasain apa yang gue rasain. Jika lo jadi gue, lo juga akan ngelakuin hal yang sama dan marah saat lo berpacaran dengan seseorang tapi pacar lo malah lebih mentingin cewek lain daripada pacarnya sendiri," pinta Friskha sambil terus menangis.
Qegi memejamkan matanya lalu dengan berat ia menghirup udara disekitarnya. Dadanya begitu sesak, "Gue akan berusaha untuk jauhin Gael, jadi lo nggak usah nangis lagi," ucap Qegi dengan berat lalu pergi dari hadapannya Friskha.
Airmata Qegi menetes dipipinya namun dengan segera Qegi menghapusnya. Wajahnya kini melihat ke atas untuk bisa menahan air matanya agar tidak jatuh kembali.
Sesampainya di rumah, Qegipun langsung membersihan badannya terlebih dahulu dan mengganti pakaiannya lalu duduk dikasurnya. Kini Qegi sedang memikirkan sebuah cara agar dia bisa jauh dari Gael. Jika Qegi tidak ada angin ataupun hujan menjauhi Gael tanpa sebab, Gael bisa-bisa curiga.
Qegi terus saja berpikir, tapi tetap saja tidak ada ide satupun yang hinggap diotaknya. Qegipun mengistirahatkan pikirannya sebentar dengan rebahan dikasur sambil memejamkan matanya. Apa iya rasa tidak ingin jauh dari Gael membuat Qegi sulit untuk mendapatkan ide? Kalau gitu Qegi akan berusaha iklas dan merelakan Gael untuk bahagia bersama Friskha.
Belum lama Qegi memejamkan mata, ide gila pun muncul dipikirannya.
"Gue harus punya pacar," usul Qegi pada dirinya sendiri sambil bangkit dari tidurnya karena mendapatkan ide yang lumayan gila.
Qegipun memutar kembali otaknya, pacar? Siapa yang akan Qegi jadikan pacar? Qegi membawa bukunya dan menulis beberapa nama beserta para mantan dan seberapa lama hubungan mereka selama ini. Daftar nama yang ngedeketin Qegi begitu banyak, ternyata banyak sekali para kaum cuwu yang mendekatinya dan mungkin itupun karena rasa penasaran dan taruhan saja.
Mungkin jika sudah punya pacar, cowok yang ngedeketin Qegipun akan berakhir begitupun dengan semua taruhan yang selalu dijadikan para cowok disekolahnya. Qegipun memikirkan baik-baik saat menyeleksi beberapa nama yang ada dihadapannya. Sekarang tinggal tersisa lima cowok dari puluhan yang mendekati Qegi yaitu Andre, Faza, Mous, Iqbal dan Anton.
Qegi pun memutarkan kembali otaknya dan mencoba untuk mengingat kembali sikap dan perilaku kelima lelaki tersebut. Menurut Qegi, Anton pinter tapi sayangnya Anton itu baik dan Qegi yakin Anton benar-benar mencintainya bukan karena taruhan tapi Qegi nggak bisa dengan Anton. Karena disini Qegi tidak benar-benar mencari seorang pacar yang tulus karena Qegi yakin ia tak bisa mencintai Anton dan cowok lainnya.
Jika Iqbal, mantannya cuma dua dan pacarannya pun nggak pernah lama, paling lama cuma dua bulan dan sayangnya Iqbal dingin, masa iya Qegi berpacaran dengan orang yang dingin juga, kan nggak lucu.
Andre, salah satu lelaki yang baik bahkan para pujaan cewek, kapten basket juga. Tapi sayangnya perjalanan cinta Andre dengan mantan-mantannya sampai tahunan dan Qegi nggak mungkin bisa pacaran selama itu.
"Tinggal Faza dan Mous," ungkap Qegi sambil memainkan pensil ditangannya.
"Faza itu ganteng apa cantik ya?" tanya Qegi sambil mengingat tingkah laku Faza yang sukses membuat Qegi ngeri sekaligus lucu.
"Kenapa gue harus bingung sih? Gue kan nggak mungkin pacaran sama Faza bisa-bisa gue diamuk lagi sama fansnya selagi dia itukan selebgram dan diakan orangnya boros mana selalu ke salon lagi, mantan sama pacarnya juga banyak. Masaiya gue pacar kesekiannya Faza, emangnya gue cewek apaan," gerutu Qegi.
"Berarti Mous ya...?" guman Qegi sambil menimbangkan kembali keputusannya.
Selamat malam minggu readers..
Gimana part hari ini?
Udah menambah kehaluan kalian nggak?
Jangan lupa ya vote, kritik dan sarannya. Biar aku bisa lebih baik lagi untuk menulis ceritanya.
Share juga ke teman/sahabat kalian agar bisa dijadiin bahan ngerumpi.
Share ke pacar kalian agar bisa dijadiin topik buat pacaran.
Share ka mantan kalian, siapa tahu bisa balikan.
Share juga ke maru pacar kalian, sekalian ngerumpiin siapa lagi yang jadi korban dari mantan pacar kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere
Teen FictionTahap REVISI! Gak semudah itu untuk keluar dari Friendzone, apalagi dengan sikap Gael yang membuat Qegi tidak berdaya untuk menjauh bahkan sulit untuk memilih dan bersama Mous yang mencintainya karena taruhan bersama teman-temannya. Apakah Qegi akan...