Happy Readings and Enjoy Guys...
Pikiran Gael begitu runyam, omongan para siswa tadi begitu sangat melekat dipikirannya, seperti putaran film yang diulang-ulang dan membuat Gael kehilangan akal sehatnya sampai meninggalkan Qegi begitu saja.
Akhirnya Gael pun menghentikan motornya disisi jalan agar bisa berpikir dengan jernih. Setelah beberapa menit termenung, Gael pun tersadar bahwa dirinya tak seharusnya bersikap seperti itu kepada Qegi, bisa sajakan yang dibicarakan para siswa tadi bukan Qegi sahabatnya melainkan cewek yang lain. Toh, Gael percaya Qegi tidak mungkin semudah itu berpacaran dengan cowok lain. Apalagi, Qegi tidak pernah bercerita kepadanya tentang cowok manapun dan tidak mungkin Qegi menyembunyikan sesuatu ataupun berbohong kepadanya. Walaupun memang benar itu Qegi, Gael tak berhak untuk ikut campur dan marah seperti ini.
Gael pun memutar kembali motornya untuk meminta maaf dan bertanya, agar dia tidak salah paham lagi. Tapi, setelah sampai di gerbang, Gael tiba-tiba mematikan motornya karena melihat Qegi sedang berbicara dengan seorang cowok. Pikiran negatif Gael pun langsung menyerbu dengan hebatnya. Tapi kali ini Gael tidak mau salah paham lagi dan akan melihat terlebih dahulu dari kejauhan, bisa sajakan itu teman sekelasnya Qegi.
Mata Gael tiba-tiba seperti ingin copot, saat melihat cowok itu menyentuh tangan Qegi, hati Gael kini seperti cahaya matahari saat menunjukan jam 12 siang yang sedang terik-teriknya, begitu panas. Ingin rasanya Gael menghampiri Qegi dan cowok itu tapi ada sesuatu yang menahan Gael saat melihat cowok itu membisikan sesuatu kepada Qegi.
"Dia pacarnya Qegi?" Kata itu yang terlintas begitu saja dipikiran Gael saat melihat kejadian yang tidak menyenangkan didepan matanya. Apalagi saat melihat Qegi yang menyentuh tangan cowok itu sendiri bahkan menaiki motor cowok itu.
"Malam ini gue harus bicara sama Qegi," ucap Gael sambil melihat Qegi yang semakin jauh dengan Mous.
###
Mous agak sedikit terkejut saat mengendarai motornya kejalan gang menuju rumah Qegi, untung saja gangnya agak sedikit besar. Jadi, motor Mous bisa masuk. Tapi, kalau ada motor didepan sana , entah apa yang harus ia lakukan.
Qegipun turun dari motor Mous saat sudah sampai di depan rumahnya. "Kenapa lo bengong?"
"Ini rumah kamu," tanya Mous tak percaya.
"Kenapa? Lo malu punya pacar miskin kayak gue? Kalau lo malu dan mau putus bilang aja, gue nggakpapa," ucap Qegi yang membuat Mous terbelalak kaget.
"Ya, nggaklah. Aku nggak mau putus sama kamu. Mau kamu miskin ataupun kaya, aku akan tetap cinta sama kamu."
Qegi hanya diam mendengar ucapan itu, "Yaudah lo pulang gih, nanti teman-teman lo cariin lagi."
"Ngusir nih."
"Iya, gue ngusir. Sono pulang, gue mau istirahat," ucap Qegi sambil meninggalkan Mous dan langsung berjalan kerumahnya. Mous yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum lalu menghidupkan motornya dan pergi.
###
"Sayang kamu kenapa?" tanya Friskha saat Gael duduk di depan rumahnya dan berkujung ke rumahnya secara tiba-tiba yang membuat Friskha kaget apalagi saat melihat mimik wajah Gael yang merah padam seperti itu.
Gael hanya diam saja sambil menunduk, Friskha yang melihat itupun langsung kedalam rumahnya untuk membawa air terlebih dahulu, setidaknya biar Gael merasa tenang. Tapi sayangnya, sudah 30 menit Gael berada di rumah Friskha, ia belum juga mengatakan sepatah kata pun. Friskha pun mencoba untuk meraih tangan Gael namun langsung dihempaskan begitu saja oleh Gael.
"Kamu ini kenapa sih? Datang tiba-tiba, udah gitu nggak jelas lagi, mau kamu apa!" gerutu Friskha sambil berdiri.
"Kalau kamu ada masalah cerita sama aku, bukan diam kayak gini!" sambung Friskha lagi.
Gael hanya melihat Frishka sebentar lalu mengambil jaketnya dari kursi dan pergi, "Kamu nggak akan ngerti!"
"Emang ya, nggak tahu diuntung. Udah datang kesini tiba-tiba, terus malah marah-marah lagi. Emangnya dia pikir gue apa?" gerutu Friskha sambil melihat Gael yang semakin jauh.
Ternyata Gael salah, didekat Friskha tidak membuat dia lupa akan masalah yang sedang dihadapinya. Pikirannya semakin mumet saja, apalagi kejadian Qegi dan Mous yang dekat bahkan terlihat romantis seperti itu tak pernah hilang dari pikirannya.
Jika Gael kerumah Qegi sekarang, ia tak enak dengan kedua orangtuanya Qegi apalagi hubungan Qegi dengan kedua orangtuanya sedang tidak baik-baik saja sekarang. Tapi kalau tidak bertemu dengan Qegi secepatnya, bisa-bisa Gael tidak tidur malam ini atau mungkin bisa uring-uringan nggak jelas.
Disatu sisi lain Qegi sedang menatap handphonenya yang daritadi berdering, agak menganggu tapi Qegi tidak ingin mengangkat telephone dari pacarnya itu, kalau dimatikan hpnya, Mous akan curiga. Jadi, yasudahlah biarkan hpnya berdering begitu saja.
Qegi berdengus kesal saat hpnya belum juga diam selama satu jam lebih, apalagi Mous bukan hanya menelphonenya tapi juga mengirim pesan tak henti-hentinya. Serasa diteror saja.
Dengan malas Qegipun mengangkat telephone dari Mous.
Mahikuuu, kamu kemana aja? Aku telephone dan sms dari tadi, kok nggak dijawab sih.
Suara Mous membuat Qegi menjauhkan hpnya dari telinganya, karena terdengar sangat nyaring. "Dia itu cowok apa cewek sih?" keluh Qegi dalam hatinya.
Haloo Mahiku, kamu nggakpapakan? Kamu ada disana kan ya?
Bisa nggak sih lo pelanin suara lo sedikit aja, kuping gue sampai sakit dengar ocehan lo.
Terdengar cengiran dari ujung sana.
To the point aja mau apa?
Nggak mau apa-apa cuma mau dengar suara kamu aja. Ehh kamu tahu nggak aku kangen tahu sama kamu, padahal tadi sore-kan aku nganterin kamu pulang--
Belum selesai Qegi mendengar ocehan Mous yang nggak jelas, Qegi langsung mematikan telephonenya saat mendengar suara motor yang sangat tidak asing ditelinganya. Qegipun membuka sedikit gordeng kamarnya untuk memastikan siapa orang itu.
Thanks For Reading Guyss :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere
Teen FictionTahap REVISI! Gak semudah itu untuk keluar dari Friendzone, apalagi dengan sikap Gael yang membuat Qegi tidak berdaya untuk menjauh bahkan sulit untuk memilih dan bersama Mous yang mencintainya karena taruhan bersama teman-temannya. Apakah Qegi akan...