Sia-sia

29 8 0
                                    

Happy Reading and Enjoyyy...


Tak ada hal yang lebih indah dari apa yang sedang Mous lakukan saat ini. Ya,,, belajar. Ehh bukan, bukan karena belajarnya. Namun dengan siapa ia belajar. Selain mendapatkan ilmu dari apa yang Mahikunya jelaskan, Mous juga mendapatkan perhatian dan wajah manis saat Qegi sedang pokus menjelaskan.

Saat Mous sedang asik mendengarkan dan melihat wajah cantik Qegi saat menjelaskan, ia tiba-tiba terheran saat Qegi langsung berhenti dan berbalik arah melihat kepadanya. Sungguh itu membuat Mous bingung dan salah tingkah seketika. Detak jantungnya pun seketika berhenti, ngerem mendadak lalu ngegas dengan sangat cepatnya.

"Kayaknya gue akan sia-sia ngejelasin semuanya sama lo," ucap Qegi melihat kearah Mous lalu ke arah buku yang sedang ia jelaskan.

"Kenapa?" tanya Mous dengan menahan rasa gugupnya.

"Tujuan lo mendapatkan nilai saat uas itu, maksudnya buat apa?" tanya Qegi balik.

"Ya, karena kamu lah, buat hubungan kita." Ucapan Mous langsung disambut oleh tatapan sadis Qegi.

"Ya mau apa lagi? Cuma kamu yang sekarang aku prioritaskan, dan aku mau semua guru yang ada di sekolah ini bangga sama aku. Karena bisa berubah dan pintar karena kamu," sambung Mous lagi.

"Kalau gitu, gue nggak mau ajarin lo lagi dari sekarang!"

"Loh, kenapa Mahiku?"

"Nilai lo nggak ada gunanya kalau cuma buat dapetin hati para guru, dan itu nggak akan buat gue suka sama lo! Perjuangan lo akan sia-sia Mous."

Seketika semuanya sepi, hanya terdengar beberapa siswa yang sedang mengganti tiap lembar buku yang sedang mereka baca dan buku yang sedang mereka bawa atau ditempatkan ke tempat kembali dimana bukunya di simpan.

"Gue..." ucap Mous dengan tersenyum kecil dan sakit yang seakan mulai terasa di dalam tubuhnya.

Mous terlihat mengatur napasnya terlebih dahulu, "Ya, karena gue nggak punya alesan lain lagi selain itu. Apapun yang gue lakukan nggak ada artinya didepan semua orang. Dan ternyata lo juga termasuk dari semua orang itu," ucap Mous dengan parau dan wajah yang mulai memerah. Apalagi saat matanya yang terlihat akan mengeluarkan air mata namun dengan singgap Mous langsung menggerakan kepalanya ke atas dan matanya dikedipkan beberapa kali dengan cepat agar air matanya tak turun.

Qegi yang daritadi memperhatikan Mous pun mulai menyadari ada yang tidak beres dengan Mous, ada sakit yang ternyata Mous sembunyikan darinya. Mous, lelaki yang menjadi idaman semua orang karena wajah tampannya, sikap yang bisa berubah sesuai kondisi kapan saja, ditakutkan ketika sedang berbicara serius dan menyenangkan, humoris ketika sedang berbicara santai. Tubuh yang kuat, kekar, sehat, dan tinggi jika dipandang diluar. Namun ternyata, kita memang tidak bisa melihat buku dari covernya saja. Perasaan dan hati manusia diciptakan agar kita bisa peka apa yang sedang terjadi dilingkungkan sekitar kita yang tak bisa tampak dan terpikirkan oleh logika. Dan itu pertama kalinya Qegi melihat Mous serapuh itu, apalagi ucapannya kini sudah mulai berubah menjadi lo gue.

"Belajar kita kayaknya udah sampai sini aja," ucap Qegi sambil membawa satu tangan Mous untuk ia pegang.

"Setelah pulang sekolah, gue mau bicara sesuatu sama lo, jemput gue ya," ucap Qegi lagi sambil mengelus tangan Mous lalu mengusap punggungnya seakan memberikan kekuatan.

Namun, Mous masih diam saja sambil melihat kearah Qegi dengan tatapan kosong. Qegi yang melihat itupun langsung menyentuh pipi Mous dengan tangan lembutnya untuk memberikan kekuatan, lalu mengangguk dan tersenyum dengan sangat manis saat Mous mulai menyadari ada sentuhan hangat dan lembut di pipinya, yang membuat Mous langsung ikut tersenyum dan memegang tangan Qegi yang ada di pipinya.

"MOUS?!!" ucap Dika seketika yang membuat Mous dan Qegi langsung melihat ke arah Dika dengan bingung.

"Aw-aw-aw-awwww, kiyuttttt b-g-t dehh kaliann... Ahhhh," ucap Dika dengan lebaynya, Naufal yang mendengar itupun langsung terlihat jijik dan sedikit menjauh pada sahabatnya itu.

"Jangan berisik!!" ucap Naufal sambil menyentil telinga Dika.

Qegi yang menyadari tangannya masih dipipi dan dipegang Mous pun langsung melepaskannya secara tiba-tiba dan membenarkan posisi duduknya untuk mengarah ke Dika dan Naufal.

"Pantesan ya, kalian nggak mau ada gue sama Naufal, ternyata ehh ternyata ada semut dibalik donat guysss," ucap Dika seperti cacing kepanasan.

"Mulai aktif ya bund di perpusnya," sindir Dika lagi.

"Apasih!! Ini nggak seperti yang kalian bayangin," ucap Qegi dengan datar.

"Aemmmmm," ucap Dika lagi dengan mata disipitkan.

"Ngapain kalian kesini?" tanya Mous.

"Ganggu aja!" gerutu Mous pelan.

"Nggak tahu tuh, Dika yang ngajak gue kesini," jawab Naufal dengan muka judesnya.

Dika yang membenarkan perkataan Naufal pun mengangguk lalu mengeluarkan makanan dan minuman dengan sangat girangnya.

"Makanan!!!" ucap Mous dan Qegi barengan.

"Lo gila ya? Gimana kalau penjaga perpus tahu. Hidup kita bisa kelar!" sambung Mous lagi.

Dika hanya cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

###

Saat Qegi sedang beres-beres kamar dan mempersiapkan buku untuk belajar besok, tiba-tiba hpnya berdering. Sesaat Qegi menghiraukannya tapi karena suaranya tak berhenti Qegipun mengangkat telephonenya disimpan di telinganya dan dijempit oleh kepalanya.

Iya, Hallo Gael. Ada apa?

.............

Gue nggak bisa, sekarang gue ada janji sama Mous.

..............

Hallo... Hallo Gael? Gael?

Qegi melihat terlebih dahulu hpnya siapa tahu hpnya yang mati, namun ternyata panggilannya memang terputus. Entah karena sinyalnya atau Gael yang mematikannya. Sikap Gael akhir-akhir ini memang agak sedikit menyebalkan, namun Qegi tak mempermasalhakn itu, Gael memang sikapnya seperti itu sejak jabangbayi.

Qegi melihat ke arah jam dinding saat mengecek jam dihpnya, ternyata memang benar sekarang menunjukan pukul 03.47 WIB dan sebentar lagi Mous akan menjeputnya saat waktu menunjukan pukul 04.00 WIB. Qegipun beranjak dari meja belajarnya lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan muka dan badannya karena pasti banyak debu saat membersihkan kamarnya.

###

"Hubungan lo sama Qegi, makin lengket aja ya, Mous," ucap Dika sambil melihat Mous yang sedang bersiap-siap didepan kaca kamar Naufal.

"Ohh iya dong, harus ada peningkatan dalam setiap hubungan," ucap Mous bangga.

"Tapi nggak usah pakai baju gue dong Mous, modal kalii, mana baju gue lo buang-buang lagi ke lantai!!" geram Naufal yang sedang membereskan baju yang berserakah dilantai.

Mous hanya tersenyum sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Ampun bang jago."

"Sorry bang jago," sahut Dika.

Mous dan Dika pun saling bertatapan sambil tersenyum.

"Ampun bang jago," ucap Mous dan Dika barengan sambil joget-joget didepan Naufal.

Naufal yang melihat kedua sahabat gilanya joget tak karuan langsung melemparkan bajunya kearah muka sahabatnya, "Human crazy!!!"



Thanks for reading...

Jangan bosen-bosen ya, Tsundereading...

Babang Mous, Ratu Qegi, Pangeran Gael, Oppa Dika, Sendal butut Naufal, dan Author.. Sayang kaliannn...

TsundereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang