Dekat dan Cemburu

34 9 0
                                    

happy reading and enjoy guys...


Sore yang indah dengan ditemani oleh cewek yang terindah, angin yang seakan membelai dengan pelan, langit yang mulai berubah warna menjadi jingga seakan mulai merasakan keindahan dan kebahagiaan yang dirasakan Mous saat ini. Wajah Qegi yang tak henti-hentinya Mous pandang dengan rambut diikat satu seperti kucir kuda dan pakaiannya yang stylish memakai kaos hitam polos dan jaket kulit yang tidak ia kacingkan dengan celana jeans selutut. Ia tak mengerti kenapa Qegi bisa secantik dan stylish itu. Bukankah bidadari yang ada disampingnya itu dari keluarga yang sederhana tapi kenapa pakaian yang ia kenakan terlihat seperti pakaian yang mahal. Ataukah Qegi memang anak orang kaya yang menyamar jadi anak orang miskin?

"Biasa aja kali lihatnya," ucap Qegi saat menyadari dari tadi Mous melihatnya.

Mous tersenyum, "Pakaian kita serasi tau. Emang ya, ikatan diantara kita udah kayak Indonesia aja. Berkembang, hehe."

Qegi mengangkat sebelah matanya seakan tak percaya apa yang dibicarakan oleh Mous, ia memadang baju yang Mous kenakan, Mous terlihat memakai kemeja dengan lengan pendek dengan warna biru muda berpaduan dengan putih dan celananya yang memang jeans seperti apa yang ia pakai. Jika ditanya apakah Mous tampan? Qegi akan menjawab Ya. Dan Mous terlihat lebih cool saat menggunakan pakaiannya hari ini. Apalagi dengan gaya rambut Mous yang rapih. Wajar saja jika Mira dan cewek-cewek lainnya suka kepadanya. Mungkin, Qegi juga akan menyukainya jika seseorang yang telah dihatinya pergi dan hilang dari hatinya tapi bukan dari kehidupannya.

"Cuma celana doang, itu juga yang lo panjang, yang gue pendek."

"Apa susahnya sih bilang iya! Kali-kali bikin aku bahagia," ucap Mous gemas.

Qegi hanya berdehem sambil menganggukan kepalanya, sambil terus berjalan menyelusuri danau yang berdekatan dengan taman yang tidak jauh dari rumahnya. Qegi dan Mous pun duduk dipinggiran danau dengan kaki yang dimasukan kedalam air. Sesaat semuanya sepi tak ada suara dari keduanya. Seakan membiarakan pikiran mereka menerawang jauh dan memikirkan masalah yang sedang mereka hadapi dengan tenang, tentram dan sunyi.

"Mous. Gue mau nanya sama lo? Boleh?" tanya Qegi sambil melihat kearah Mous.

Mous hanya mengangguk sambil tersenyum, "Kalau boleh tahu, lo ada masalah ya sama keluarga lo? Bukannya gue sok tahu. Tapi keliatan aja dari sikap dan ekspresi wajah lo, ketika gue ngebahas tentang keluarga lo," ucap Qegi dengan ragu-ragu takut Mous salahpaham.

Mous terlihat diam. "Kalau lo nggak mau ceritapun, gue nggak masalah kok. Itu bukan hak gue juga kan buat tahu," sambung Qegi.

Mous terlihat mengambil nafasnya dalam-dalam lalu mengeluarkannya secara perlahan. Tak ada yang salah kalau dia menceritakan semuanya kepada Qegi, pacarnya. Mous pun menatap mata Qegi sebentar lalu melihat kearah depan lalu menceritakan semuanya. Mous anak seorang pengusaha yang memang cukup terkenal dikalangan pebisnis, ia anak ke 2 dari 3 bersaudara dan semuanya berjenis kelamin lelaki. Mous selalu menjadi anak yang dibanding-bandingkan dengan kakak ataupun adiknya. Semua yang dilakukan Mous pun selalu salah dimata kedua orangtuanya. Dia harus mengalah sebagai kakak ataupun adik dikeluarganya. Apa yang Mous capai selalu tidak diperdulikan oleh kedua orangtuanya berbanding terbalik dengan kakaknya (Ahmad) yang selalu ayahnya bangga-banggakan karena mengikuti jejaknya dibidang bisnis dan memiliki berbagai piala yang telah ia capai. Begitupun dengan adiknya yang selalu menjadi anak kesayangan karena memiliki bakat yang luar biasa, Muammar yang menjadi rangking satu dan mendapatkan beasiswa saat smp karena menjadi seorang atlet sejak dini karena sudah memenangkan beberapa mendali saat lomba renang.

Terkadang Mous merasa bahwa ia bukan bagian dari keluarganya, seperti orang asing yang menjadi parasit dari keluarganya, Mous tidak seperti kakaknya ataupun adiknya yang memiliki prestasi dan Mous pun sudah tak ingin lagi meraih dan menunjukan kepada kedua orangtuanya bahwa ia pun pantas untuk dibanggakan. Sudah cukup. Mous tak ingin lagi ditekan dan dibanding-bandingkan lagi. Makanya Mous jarang sekali untuk berada dirumah, hanya malam dan itupun Mous langsung ke kamar untuk tidur dan pagi-pagi tanpa izin atau pamit Mous sudah ada diluar.

Qegi yang mendengar itupun hanya menatap wajah Mous dengan lekat sambil berusaha berpikir apa yang harus ia lakukan nanti. "Lo pernah berusaha buat mereka bangga?" tanya Qegi saat Mous sudah berhenti bercerita.

Mous menggeleng,"Buat apa? Udah ada kak Ahmad sama Muammar kok! Ujung-ujungnya juga nanti pasti diremehkan. Akan sia-sia!"

Qegi terlihat berpikir, "Mous, gue ngerti gimana sakitnya dibandingkan dengan oranglain, apalagi kalau itu kakak ataupun adik lo sendiri. Tapi lo juga sebagai anak harus akur sama keluarga lo, sayangi mereka selagi ada. Jangan biarkan mereka jauh dari lo. Apapun kesalahan yang telah mereka lakukan lo harus maafkan, manusia nggak ada yang sempurna. Salah satunya orangtua lo. Mungkin mereka bersikap seperti itu hanya ingin lo terinspirasi, bahwa lo juga bisa lebih hebat dari kakak dan adik lo. Cuma cara menyampaikan mereka aja yang salah."

"Lagipula, gue yakin kok. Lo pasti kangen kan sama pelukan dan suara hangat mereka ketika manggil nama lo? Gue tahu, lo kecewa dan sakit hati tapi dengan cara lo ngejauh dari mereka bahkan nggak pernah berkomunikasi dengan mereka itu salah Mous. Itu akan memperburuk keadaan dan gue nggak mau sampai lo jauh dari orangtua lo."

"Janji sama gue, kalau lo akan memperbaiki hubungan lo sama keluarga lo. Kalau perlu, gue akan bantu buat lo dekat lagi sama mereka dan gue yakin lo bisa dibanggakan tanpa harus menyaingi dan dibandingkan lagi dengan kakak dan adik lo. Karena lo beda dari mereka dan lo istimewa Mous," ucap Qegi meyakinkan sambil memegang tangan Mous dan mata yang seakan memperlihatkan kepercayaan dan semangat buat Mous.

"Gue janji, akan bantuin lo. Kalau lo merasa kesulitan," sambung Qegi lagi dengan tangan yang erat menggenggam dan senyuman yang memautkan.

###

Sudah beberapa jam Gael menunggu di depan pintu, namun Qegi tak kujung datang. Orangtua Qegipun hanya melihat Gael dari dalam rumah tanpa ada niatan untuk bertanya. Kedua orang tua Qegi memang benar-benar berubah, entah apa yang membuat mereka berubah seperti itu. Dulu jika Gael datang kerumah, orang tua Qegi selalu menyambutnya dengan senyuman yang ramah, selalu menanyakan sudah makan, sehat dan lain sebagainya. Tapi sekarang mereka seperti robot yang kaku dan tak punya perasaan, senyum yang dulu tak perlu diminta sekarang sangat sulit untuk didapatkan.

Gael melihat Qegi dari kejauhan bersama dengan Mous, terlihat mereka sedang mengobrol dan tertawa bersama. Senyum lepas Qegipun terlihat, percaya tak percaya Qegi bisa tersenyum lepas bukan karena dirinya. Gael pun mencari tempat yang aman untuk bersembunyi agar Qegi dan Mous tak melihatnya. Lalu keluar saat Mous sudah jauh di lupuk mata.

"Gael?" panggil Qegi kaget karena tiba-tiba Gael ada didepan matanya.

"Gue cemburu lihat lo dekat sama dia, Naruka!"



BOOMMMM!

Terimakasih Tsundereading, sudah setia dan mau membaca cerita aku yang flat kayak jalan tol dan muka doi yang dingin tapi ngangenin..

Jangan lupa like dan coment kalau ada yang kurang dan typo.. Author juga butuh dibenerin kalau salah biar lebih baik lagi:(

Seperti biasa para pemain Tsundereading dan author menyampaikan bahwa kami satu kurang tiga kalian..

TsundereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang