Most Wanted Abal-abal

85 14 0
                                    

Happy Reading my loved

Mous berjalan ke kelasnya dengan wajah sedih tapi bahagia, bahagia tapi sedih. Dia sedih karena kemungkinan besar dia akan lebih sulit lagi untuk bisa dekat dengan Qegi, bahagianya karena dia sudah bisa jujur kepada Qegi.

Mous duduk dibangkunya sambil memejamkan mata dan memikirkan apa yang harus dia lakukan untuk bisa dekat dengan Qegi. Naufal dan Dika yang baru saja pulang dari kantin pun mikir dua kali untuk memasuki kelas apalagi untuk mendekati Mous karena takut amarah Mous kumat lagi. Naufal dan Dika pun mencoba untuk berjalan sambil mengedap-ngedap agar tidak ketahuan sang most wanted abal-abal .

"Gue nggak marah," ucap Mous dengan mata yang masih terpenjam. Naufal dan Dika yang mendengar suara Mous pun langsung kaget dan terpelonjak ke belakang.

"Wahh lo curang ya Mous, lo ngintip kan?" ucap Dika sambil berjalan kearah Mous tanpa ada rasa takut.

"Heh Bambang, lo nggak takut sama amukan Mous," ucap Naufal masih menjaga jarak dari Mous.

"Mous kan udah bilang, dia nggak marah," ucap Dika.

"Lo nggak inget kejadian waktu—"

"Duduk sendal butut!" potong Mous sambil membuka matanya.

Naufal masih tetap saja diam sambil menatap Mous dengan tak percaya.

"Lo duduk atau gue bilangin sama cewek-cewek kalau sebenarnya lo ituu...!" ancam Mous.

Naufal yang mendengar itupun langsung bergidik ngeri sambil berjalan kearah Mous dengan takut. Tangan Naufal pun ditarik sama Mous hingga Naufal duduk disampingnya Mous.

"Gue mau nanya sama kalian. Tapi jawab yang jujur," tanya Mous serius.

"Tanya apa? Kalau gue jawab dikasih hadiah nggak?" ucap Dika dengan antusias.

"Si Qegi suka dibikin taruhan sama cowok-cowok sekolah?"

"Kenapa lo tanya gitu?" ucap Naufal penasaran.

"Tadi gue ketemu sama Qegi dan dia nanya sama gue kalau gue itu suka beneran atau cuma ada maunya doang seperti cowok-cowok yang ngedeketin dia."

Dika dan Naufal mengangguk secara bersamaan.

"Si Qegi emang dibuat jadi bahan taruhan disekolah kita Mous, karena dia itu cantik, pinter, dan mungkin karena sikapnya beda dari cewek-cewek lain yang ganjen, centil dan begitulah," jawab Naufal.

"Siapa aja yang coba ngedeketin Qegi?"

"Hampir semua geng cowok disekolah ini Mous, salah satunya," ucapan Naufal terhenti sambi melihat kearah Dika.

"Jangan bilang kalau...," ucap Mous tak percaya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Dika dan Naufal pun mengangguk secara bersamaan.

***

Setiap manusia pun pasti pernah, sedang atau akan menunggu seseorang dengan terpaksa ataupun sukarela. Apalagi cewek yang ditakdirkan untuk menunggu dan menanti bukan mencari. Namun, apakah yang kita tunggu pantas untuk kita tunggu jika ketidakmungkinan selalu hadir dalam setiap harapan dan impian. Seperti Qegi yang selalu menunggu abang tukang angkot yang melewati jalan dihadapannya. Namun selalu gagal karena ada aja yang menghalang. Itukah yang dinamakan bukan jodoh?

"Lo mau pulang? Mau gue anterin?" tanya cowok yang sedang disamping Qegi dengan badan yang macho, wajah yang manis dan tentunya lebih ganteng dari Mous.

"Nggak, makasih tawarannya," jawab Qegi seperti biasa dengan judesnya.

"Yakin? Lo nggak mau pulang sama salah satu cowok terganteng didunia?"

"Masih dengan jawaban yang sama,"

"Qegiiii," rengek Faza sambil memegang tangan Qegi.

"Ayo dong kali ini ajaaa.. Ya? Yayaya?" ucap Faza lagi.

"Nggak Fa—" ucapan Qegi terpotong saat sebuah kendaraan berhenti di depan mereka.

"Ayoo naik." Qegi pun mengangguk dan langsung naik ke motor matic berwarna hitam merah dihadapannya. Faza yang melihat itupun hanya berdecak sebal karena lagi-lagi orang itu selalu saja mengganggu dan menggagalkan niat baiknya untuk mengantarkan Qegi pulang.

***

Saat Mous sampai di depan parkiran motornya dengan kedua sahabatnya yang sangat pinter, tak sengaja Mous melihat kedepan gerbang dan melihat mayat hidupnya dengan seorang cowok yang sangat ia benci dan tentunya Faza adalah rival sejatinya.

"Sejak kapan dia deketin Qegi?" tanya Mous sambil melihat dengan sinis Qegi dan Faza.

"Yang pasti Faza lebih dulu daripada lo Mous," ucap Naufal sambil melihat kearah yang sama.

"Udahlah Mous, lo maupun Faza nggak akan pernah bisa dapetin si Qegi. Jadi woles ajaa," celetuk Dika.

Mous dan Naufal pun serentak melihat kearah Dika dengan tatapan yang begitu sangat menyedihkan dan begitu marah bercampur kecewa seperti ditinggal doi pas lagi sayang-sayangnya, padahal belum ada kepastian. Dika yang melihat tatapan Mous dan Naufal pun mencari pemandangan ke arah depannya dan menemukan..

"Mous coba lo lihat Qegi," tunjuk Dika dengan tak percaya. Mous yang melihat tangan mayat hidupnya dipegang Fazapun langsung marah seketika dan mencoba untuk menghampiri Qegi dan Faza.

"Tahan gueee! Tahann!" ucap Mous.

"Gue aja yang samperin si Faza Mous," ucap Dika sambil maju dan dengan mimik dimarahkan.

"Tahan atuhhh ihh kasep," ucap Dika lagi sambil mundur.

Saat mereka sudah selesai saling menahan, begitu terkejutnya Mous saat melihat Qegi dan Faza sudah tidak ada lagi di tempat. Mous pun langsung ketempat Qegi dan Faza.

"Ahh kalian sihh. Jadinya gue ngak bisa labrak mereka-kan," ucap Mous.

"Main labrak aja mas, emangnya lo siapanya Qegi sampai mau ngelabrak segala?" ceplos Naufal.

"Ngaca atuh, mas Mous," ucap Dika seperti banci.

***

Attention... Bagi yang membaca silahkan menghalu para tokoh Tsundere sesuai yang kalian inginkann... Apalagi untuk para cogannya silahkan berimajinasi...


 Selamat malam minggu readers..

Gimana part hari ini?

Udah menambah kehaluan kalian nggak?

Jangan lupa ya vote, kritik dan sarannya. Biar aku bisa lebih baik lagi untuk menulis ceritanya.

Share juga ke teman/sahabat kalian agar bisa dijadiin bahan ngerumpi.

Share ke pacar kalian agar bisa dijadiin topik buat pacaran.

Share ka mantan kalian, siapa tahu bisa balikan.

Share juga ke maru pacar kalian, sekalian ngerumpiin siapa lagi yang jadi korban dari mantan pacar kalian. 

Thanks For Reading..

Jangal lupa untuk tinggalkan jejak..

TsundereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang