37

1.1K 162 67
                                    





BRAK

y/n ngalihkan pandangannya ke arah tabrakkan yang baru saja terjadi di ujung jalan sana.

"Haruto!" Teriak y/n

Haruto segera berlari ke arah y/n dan rara lalu memberikan dua permen kapas itu.

"Bentar ya, gua mau ikut nolongin itu" ucapnya buru buru lalu bergegas berlari ke arah kecelakaan.

Y/n sebenarnya sangat penasaran, tapi dilihatnya kerumunan orang yang sangat ramai dan dia mengundurkan niatnya untuk melihat. Buat apa hanya melihat kalo gak membantu toh? Pikirnya.

"Rara? Duduk disana yuk" ajak y/n yang hanya dijawab anggukan dari rara.
Anak itu sedang sibuk dengan permen kapasnya.

Y/n menggendong rara untuk duduk di kursi taman itu dan dia duduk disamping rara setelahnya.

Beberapa menit kemudian.

"Haruto kemana coba" kesalnya menunggu haruto tak kunjung balik. Pasalnya dari tadi dia pergi nolongin itu masak belum juga siap? Sampai permen rara dan y/n sudah habis sekarang. Rarapun mulai bosan dibuatnya.

"Tatak tatak" panggil rara sambil menarik narik baju y/n.

"Iya?" Jawab y/n sambil tersenyum ke arahnya.

"Tak halu mana?? Lala bocan" rengeknya. Sepertinya anak ini mulai badmood.

"Emm..bentar ya kak y/n telfon dulu"

Y/n mengeluarkan ponselnya dari dalam sakunya lalu mencari kontak haruto untuk menghubunginya.

"Har lu dimana sih?" Ucap y/n saat telfon itu terangkat.

"Sorry nih, gua dirumah sakit. Lu pulang aja dulu gimana? Bawa rara sekalian. Nanti gua jemput dirumah lu. Boleh gak?"

"Ck, iyadeh. Yaudah"

Y/n menutup telfon itu lalu memasukkan kembali ponselnya.

"Rara ikut kakak pulang ke rumah kakak dulu yuk? Kak harutonya lagi ada urusan. Nanti rara dijemput lagi kok." Ucap y/n.

Anak itu hanya menggangguk gangguk kecil, lalu y/n langsung saja menggendongnya dan bergegas pulang.

-

Doyoung menghela nafasnya pelan lalu dia berjalan memasuki rumah besar itu.

Doyoung mengetok sambil sesekali memencet bel rumah itu.

Pintu rumah itu terbuka dan menampakkan ferisa dengan perut buncitnya dan badan yang terbilang kurus untuk ibu hamil?.

Doyoung sempat kaget tapi dia berusaha biasa saja. Mungkin jika dia kaget akan menyinggung ferisa. Padahal dis sudah tau kalo ferisa hamil.

"D-doyoung?" Ferisa menunduk sambil memeganggu perut besarnya. Ntahla kali ini dia merasa malu bertemu siapa pun dengan kondisinya sekarang.

Doyoung langsung memeluk tubuh ferisa sambil melenggelamkan wajah ferisa di dada bidangnya.

"D-doy.."

pelukkan itu malah semakin erat sampai ferisa susah bernafas dibuatnya.

Ferisa memukul pelan dada doyoung untuk segera melepas pelukkannya.
Doyoung akhirnya melepas pelukkan itu.

"Plis, ikut aku ya? Jangan tinggal disini lagi.." ujar doyoung sambil menatap lekat kedua mata ferisa.

Ferisa tampak menunduk dan diam. Dia juga tidak ingin tinggal disini tapi kalau bukan disini mau dimana? Apa lagi keadaannya sekarang membawa sebuah janin di dalam perutnya. Untuk keluar rumah aja rasanya sangat malu.

CINTA DI SMA ~ Choi HyunsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang