Play this one of my favorite song for better and more interesting reading experience 👆
Happy Reading
Prolog
An intelligent man is sometimes forced to be drunk to spend time with his fools
(Ernest Hemingway)Hanya malam yang membuat hal-hal terlarang menjadi hidup, jalanan membuka tangan mereka kepada siapa pun yang lewat. Tempat bagi jiwa-jiwa yang sesat. Di sini senyuman tidak sesuai dengan tatapan mata. Topeng dipakai untuk menutupi kebohongan.
Begitu meriah di setiap sudut, walau bagi sebagian orang hanyalah kesepian yang ada. Di jalur ini banyak bunga dan mimpi-mimpi yang hancur, sisa-sisa jiwa kehausan yang didera oleh kepedihan.
Mencari, terus mencari.
Berkeliaran.
Tanpa mengetahui akan mendapat kesia-siaan.
Di antara cahaya dan bayang-bayang, terdapat rahasia akan ketidakbahagiaan. Beberapa orang bertanya pada diri sendiri mengapa dia di sini, apa yang telah terjadi, sehingga kemarahan tetap bertahan.
Bertanya pada malam gelap yang tak ada seorang pun bisa lolos dari cengkeramannya.Jalanan di mana orang-orang berlalu lalang tanpa tujuan, melarikan diri dari penderitaan. Sebagian mabuk-mabukan. Sisanya melamun di tepi jalan. Satu sisi gambaran kehidupan malam penuh noda hitam melapisi kepedihan.
Transaksi demi transaksi dengan nilai yang bervariasi. Langkah gontai musisi jalanan, membentuk siluet di bawah temaram lampu jalan.
Tunawisma menyusuri gang-gang kecil, merunduk, tanpa harapan. Impian hanya serupa debu di bawah telapak kaki orang-orang.
Angin semilir musim panas menerbangkan debu, menerbangkan helai-helai lembut rambut gadis-gadis penghibur dengan wajah dihiasi senyum kepalsuan, serupa jamuan mawar yang layu.
Subway Caffee
Kafe itu kecil dengan ruangan pengap berasap.
Cairan anggur jernih memabukkan memenuhi gelas demi gelas yang kembali kosong dalam sekejap. Setiap tetes seakan mewakilkan satu langkah berat, kaki-kaki terseret di jalanan hingar bingar oleh kehidupan malam.
Di bawah kelip lampu kafe warna-warni. Seseorang duduk kesepian, bertanya-tanya mengapa dia berada di sini.
Inspektur Wang Yibo.
Ah, tidak. Malam ini dia tidak mengenakan identitas kebanggaannya. Jadi titel itu otomatis lepas, demikian pula nilai-nilai moral yang harus dipegang, integritas yang harus dipertahankan.
Malam ini dia menjadi diri sendiri. Wang Yibo, seorang pria biasa dengan pahit manis hidupnya.
Tinggi, tampan, raut wajah memancarkan ketegasan, dan sepasang mata gelap setajam mata elang. Seharusnya dia tidak menarik perhatian dengan wajah terekspos seperti sekarang. Seharusnya dia menutupi dirinya, menyembunyikan identitasnya. Bukankah itu tujuan utama dia berada di kafe kecil ini.
Terdampar bersama sekelompok pecundang, sosok-sosok kesakitan yang melarikan diri pada alkohol paling keras. Berharap bahwa kehilangan kesadaran akan menghilangkan juga semua penderitaan.
Wang Yibo tertawa tanpa suara. Dia menaruh gelas anggur dengan keras, kaca bening yang nampak rapuh di dalam genggaman jemari besarnya.
Kabut tebal menghalangi pandangan, angin begitu liar
Sulit menentukan masa depan yang terbentang
Suka duka datang bagai tamparan hujan
Memukul dari arah depan dan belakang
Tetapi wajah-wajah terus tersenyumLirik itu ibarat satir, mengalun memenuhi udara pengap, menyusup ke dalam indra pendengaran beberapa orang yang masih waras.
Wang Yibo memiringkan kepala, mengingat-ingat sejak kapan penyanyi kafe bergaun merah dengan lipstik mencorong dan suara seperti gelas pecah tiba-tiba berubah menjadi suara merdu seorang pria.
Pemuda itu melemparkan tatapan penasaran ke arah panggung rendah di satu sisi kafe, seorang pemuda manis berpakaian serba hitam dan cukup rapi, duduk di sebuah kursi bar tinggi dengan mic di depan mulutnya.
Seorang pemain piano mengiringi lagu yang melantun, irama sendu melambat, jatuh pada telinga-telinga tuli para pemabuk.
Lirik yang bagus, Wang Yibo menyeringai.
Pandangannya tersaput kepulan asap rokok dan kabut frustasi yang membungkus otak dan pikiran. Butuh beberapa menit untuk sang pemuda yang sudah setengah mabuk menyadari bahwa penyanyi itu sangat menarik.
Sesekali dia tersenyum tipis, senyuman tanpa kebahagiaan sejati, itu sudah pasti. Tak ada orang yang bahagia di tempat ini.
Tetapi—
Wang Yibo menyipitkan mata.
Di samping suara merdu, wajah selembut malaikat, tatapan penyanyi itu begitu murni. Seolah-olah mengasihani para jiwa-jiwa tersesat dan menderita yang menunduk, melingkar, terjatuh di meja-meja penuh minuman keras.
Apakah dirinya juga patut dikasihani?
Seorang pecundang yang berpura-pura berani. Menumpahkan kesedihan pada gelas-gelas anggur hingga meluap, menggenang, tetapi tidak menghanyutkan apa pun.
Dia mengangkat tatapannya lagi ke arah sang penyanyi, mengapa wajahnya begitu meneduhkan?
Menutup mata sekejap, Wang Yibo bermimpi singkat bahwa penyanyi tampan itu mungkin menjadi miliknya.Mimpi dalam keadaan setengah terjaga.
Beberapa saat kemudian dia kembali membuka mata dan keadaan masih tetap sama. Hanya sang penyanyi yang mundur setelah menyelesaikan satu lagu indah di antara tangisan teredam para pengunjung.
Tawa samar lolos dari tenggorokannya. Wang Yibo merasakan humor sarkastik. Mengkhayalkan satu hal absurd.
Penyanyi itu bahkan tidak menyadari kehadirannya, ataupun mempedulikan siapa pun.
Selesai!
Wang Yibo sang inspektur terhuyung-huyung keluar dari kafe kecil itu, seperti pengembara jalanan lainnya, tersaruk dengan langkah melayang dan kepala pengar.
Kabut kelabu menjerat keping-keping kenangan membahagiakan, hanya menyisakan kenangan menyakitkan, fragmen demi fragmen yang ingin dia hapus dari ingatan, terus menerus menghantui, menekan emosinya yang rapuh.
Sang inspektur yang nampak tangguh, menyimpan banyak penyesalan dan kemarahan dalam hidupnya.
Menyingkirkan kesenangan-kesenangan singkat yang mungkin ia rasakan, bahkan bayangan menawan sang penyanyi kafe seketika memudar, tenggelam ke dasar hatinya yang lemah.
Dia terus berjalan, selangkah demi selangkah.
Di atas sana, fajar pertama menggenangi cakrawala dengan warna merah, sementara jalanan terus membuka lengannya, menyambut jiwa-jiwa yang hilang.
Hallo Yizhan Lover's
Another psychological thriller from me. Tapi don't worry yaa, pasti akan diselipin romance dan adegan sweet ala-ala Yizhan.
Hope you like it and don't forget to vote and comment.
See you next chapter.
Love💜
Dyanxian1005

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐢𝐥𝐞𝐧𝐭 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐒𝐨𝐧𝐠
Fanfic"Jika seseorang tak pernah ada, maka bagaimana dia bisa menghilang?" Kalimat yang terucap dari seorang penyanyi kafe malam bernama Sean itu selalu terngiang di telinga Inspektur Wang. Semua yang terjadi di sekitarnya selalu berbalut misteri. Kasus k...