Fate? (2)

190 51 20
                                    

'ngomong-ngomong bagaimana dengan kim myungsoo?' tanpa sadar aku menoleh terlalu cepat padanya, membuat leherku mengeluarkan suara gemeretak yang sedikit menyakitkan

'dia kenapa?' tanyaku pura-pura tak tahu

'mwo, bukankah dia sedang mendekati eonnie?' aku menghela nafas

'aku sudah cukup tua untuk berpacaran' jawabku

'lalu?' nayeon mengalihkan perhatian padaku

'kalian sudah seberapa dekat?' aku kembali menghela nafas

'selain saat kita tak sengaja bertemu dengannya di restaurant saat itu, kami tak pernah bertemu lagi. Tapi dia terus mengirimiku pesan' nayeon nampak sedikit antusias

'dia baik, dan cukup menyenangkan. Apapun yang kami bicarakan semuanya bisa tersambung dengan baik' dia mengangguk-anggukkan kepala

'geunde...' nayeon menyipitkan matanya menunggu kelanjutanku

'geundeeee???' dia membeo dengan penasaran

'aku sudah bilang padamu aku sudah tidak berminat berkencan seperti anak anak remaja' tanganku memainkan kuas make up di atas meja

'suatu ketika aku bertanya, bagaimana rencana masa depannya dan dia menjelaskan semuanya padaku' aku menoleh pada nayeon

'disana tidak ada keluarga, hanya tentang kerja dan kerja. Tidak ada pernikahan, nayeon-ah' nayeon menatapku sendu

'lalu aku berpikir, aaah orang ini bukan yang kucari. Kami tidak akan punya akhir yang sama' aku tersenyum kecut

'jadi itu kenapa eonnie sekarang jarang membalas pesannya?' mendengar pertanyaan nayeon aku terkekeh geli

'mungkin itu salah satu alasannya, aku malas pada sesuatu yang tak memiliki masa depan' jawabku sedikit terbahak

'drrrttt' ponsel nayeon berdering

'eoh naeun-ssi?' aku mengernyit

'ah kami sedang di studio foto di cheongdamdong' aku masih mendengarkan

'eonnie apa nama studio ini?' tanya nayeon pada eonnie yang meriasku

'pretty beauty' jawabnya yang langsung diulangi nayeon pada orang yang diteleponnya

'ne mwo, silahkan saja' lalu dia menyimpan ponselnya lagi

'nugu?' tanyaku bingung

'naeun' jawabnya sembari memasukkan ponsel itu ke saku mantel

'dia bilang menelepon eonnie, tapi tidak diangkat' aku meringis

'ponselku ada di tas, di sana' tunjukku pada tas yang menumpuk di atas sofa, mikikku dan milik teman-temanku

'Dia mau kesini' aku mengernyit lagi

'ada apa?' nayeon menghendikkan bahu

'katanya mau bicara penting pada eonnie' aku merasa benar-benar bingung, kami tak begitu dekat tapi sesuatu yang penting?

Mungkin sekitar lima belas menit kemudian naeun muncul. Aku baru saja selesai dirias dan sedang menunggu giliran mengambil foto. Sedang duduk bertiga dengan nayeon dan seola, teman penariku yang lain. Dia berdiri bersidekap, menatap ke arahku dengan angkuh

'eoh naeun-ssi, kau sudah datang' dia tersenyum tipis

'aku tidak punya banyak waktu, jadi aku akan langsung' aku menoleh pada nayeon yang sama bingungnya

'ada apa? Duduklah dulu' dia mendengus

'kau berkencan dengan myungsoo ya?' aku mengernyit

'myungsoo? Maksudmu kim myungsoo?' dia memutar matanya jengah

Myungyeon OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang