Fire and Ice

354 62 13
                                    


Jiyeon POV

'hiiiiaaaaat' satu tanganku meninju udara di depanku

'hiiiaaaaat' suara itu menjadi aba-aba kami melakukan gerakan selanjutnya. Tangan bergantian meninju udara dan kaki menendang tinggi ke atas

'hiiiaaaaat' kakiku kini menekuk setelah melayangkan high kick ke udara

'baiklah, istirahat' kedua kakiku menapak kembali ke lapangan yang menjadi tempat kami berlatih. Lapangan luas sekolah hari ini cukup sejuk. Matahari juga seperti mengerti bahwa kami akan latihan di luar sehingga sedikit bersembunyi di balik awan

'woaah lelah sekali' sooji dengan gerutuannya duduk di sebelahku, meluruskan kakinya

'panas sekali ya, keringatku mengucur seperti air terjun' ocehnya lagi tak kutanggapi. Aku sedang meneguk air dari botol minumku

'haaaaaah' aku mengusap bibirku yang basah. Minumanku tinggal seperempat botol saat ini. Tenggorokanku benar-benar kering

'coach benar-benar tega ya' sooji mengangguk setuju

'ne, lima menit saja tidak diberikan waktu istirahat' katanya setelah meneguk air yang berkumpul di mulutnya membuatnya mengembung seperti ikan buntal

'maklum saja, kita akan segera bertanding' mino, temanku yang lain di klub taekwondo ikut duduk di sampingku

'tapi kan tidak harus berlebihan seperti itu' gerutu sooji yang mendapat persetujuanku

'jadi kau pikir aku kejam?' kami bertiga menelan ludah lalu secara dramatis menengok ke atas. Bae coachnim sudah berdiri di belakang kami dengan berkacak pinggang

'coachniiiim' pekik kami bersamaan lalu memasang wajah nyengir kuda

'kalian mau tau seperti apa kejam yang sebenarnya?' matanya melotot ngeri, kami bertiga menggeleng kompak

'ini masih belum seberapa' mencekam sekali, aku menyenggol paha sooji dengan punggung tanganku

'ahahaha appa, jangan begitu. Lagipula kami memang harus istirahat bukan? Tidak baik kalau tenaga kami habis untuk latihan' sooji sudah berdiri menggandeng lengan bae coachnim yang juga adalah appanya

'neeee appa, keriput appa akan semakin banyak kalau appa marah terus' sooji mulai mengeluarkan aegyo andalannya yang tidak pernah gagal memikat namja

'haaaaah' ketika bae coachnim mendesah lelah aku dan mino secara diam-diam ber-highfive ria dengan mengulum senyum lega

'sudah sana istirahatlah sebelum lanjut latihan' sooji menunjukkan tanda oke pada kami

'ahjussi gomawoyo' aku dan mino bersamaan membuat bae coachnim memutar mata jengah

'yeoksiiii' kami berdua mengacungkan jempol pada sooji

'dangyeonhaji, naega yeosin soojiya' katanya sombong mengibaskan rambutnya yang dikuncir kuda sama sepertiku

'ne ne aku mengakuinya, kau memang seorang dewi' kataku berlebihan. Tidak apa biar dia senang

'kau memang selalu menjadi dewiku sooji-aaah' kata mino merayu membuat sooji menatap geli padanya

'woooo masih saja cari kesempatan merayu' aku mengusapkan tanganku yang basah ke wajahnya

'aiiiisssh tanganmu itu berkeringat tau' kesalnya menyentak tanganku dengan keras

'seharusnya aku yang kesal, tanganku yang indah ini harus menyentuh wajah berminyakmu ituuu' aku tak mau kalah

'hei kalian tidak mau pacaran saja?' tanya sooji membuat kami menoleh padanya, menatapnya ngeri

Myungyeon OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang