Strawberry shortcake 2

329 54 11
                                    


'kau harus mengajariku cara membuatnya' aku mengangguk setuju

'kapanpun kau mau' dia kembali memakan kuenya

'jadi alasan lain?' dia terbahak kembali

'kupikir kau sudah lupa' katanya di sela tawanya

'aku sedang menunggu seseorang' aku menegang

'nugu?' lirihku

'seseorang yang ada di masa laluku' jawabnya sama lirihnya

'namja?' dia mengangguk

'chingu?' dia menghendikkan bahunya

' aku tak tau harus menganggapnya apa' dia terkekeh

'ada sesuatu yang harus kuselesaikan dengannya' lanjutnya

'ah begitu' rasanya nyeri sekali, dadaku seakan tertusuk ribuan bambu

'kau tidak menghubunginya?' dia menggeleng

'sudah, aku sudah memintanya bertemu. Berkali-kali. Aku disini menunggu, menunggunya mau menemuiku' senyumnya masam

'mungkin...dia belum memaafkanku' senyuman pahit yang sama seperti yang sedang kupasang sekarang

'tenang saja, kau akan dimaafkan' aku menenangkan seseorang saat hatiku sendiri sedang kacau

'semoga saja. Aku benar-benar merindukannya' seperti luka menganga yang disiram dengan air cuka. Perih, tapi tidak berdarah.

'geurom, aku harus kembali bekerja' dia mendongak melihatku yang sudah berdiri

'ah ne, gomawo sudah menemaniku mengobrol' katanya yang kuangguki. Hari itu adalah patah hati terpedihku.

******

'selamat data...eoh' pekikku terkejut mendapati jiyeon berdiri di depanku

'wae?' tanyanya bingung

'wae yeogiisseo? Ini baru jam setengah satu' kening jiyeon mengernyit

'memangnya kenapa?' bingungnya

'biasanya kau datang pukul 3 sore' dia terkekeh

'ah benarkah? Aku bahkan tidak pernah menyadarinya' katanya masih terkekeh

'seperti biasa?' dia mengangguk

'dan tambahkan satu gelas cappucino hangat' kini ganti aku yang mengernyit

'seseorang bersamaku' tiba-tiba aku merasa sesak. Wajahnya hari ini benar-benar berseri, dia terus tersenyum semenjak masuk. Aku bahkan baru menyadari dia tidak membawa buku ataupun eaephone seperti biasa

'nugu?' lirihku membuatnya menoleh padaku

'mworago?' tanyanya dengan kedua alis naik penasaran

'aniya, amugeotdo' kataku tertawa canggung

'Akan segera kuantar' dia mengangguk sembari menerima struk pembayaran dariku. Tak berselang lama pintu kembali terbuka, seorang namja dengan pakaian rapi masuk lalu matanya mengedarkan pandangan ke sekitar

'junho oppa' suara husky favoritku berteriak membuat namja itu menoleh. Dia membalas lambaian tangan jiyeon dengan senyum sumringah.

Rasanya seperti sesuatu mencekik leherku. Nafasku tercekat, aku sesak. Namja itu berjalan perlahan ke arah meja jiyeon yang menatapnya dengan mata berbinar. Nugu? Apakah itu orang yang ditunggunya?

'Ini' minhee mengangetkanku dengan nampan berisi pesanan jiyeon

'noona, kau antarkan saja' lirihku membuatnya bingung

Myungyeon OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang