Fire and Ice 3

252 52 23
                                    


'hei besok pertandingan kalian ya?' aku yang sedang menatapi perban di tanganku menoleh pada myungsoo sunbae

'neeeee' jawabku lemas, menempelkan kepalaku pada jendela bis

'besok mau menontonnya?' aku mengangguk

'ne' jawabku singkat

'boleh kutemani?' aku mengernyit

'terserah' aku menghendikkan bahu

'besok kujemput ya?' aku semakin mengernyit menatapnya

'sunbae kau sakit ya?' tanyaku heran

'aniya, wae?' dia balik bertanya

'kenapa kau jadi baik padaku?' tanyaku langsung

'memang aku baik padamu? Untuk apa? Kau gila ya?' aku bernafas lega

'geurae, seperti ini saja. Kau hampir membuatku jantungan' dia mengernyitkan bibirnya kesal

******

'Sooji-yaaaaa' teriakku membuat sooji menoleh

'aaaaaaah jiyeon-aaaah' aku berlari menghampirinya lalu kami berpelukan

'aku gugup sekali' katanya membuatku terkekeh

'tenang, atur nafas. Kau pasti bisa' aku menyemangatinya

'jiyeon-aaaah' mino berjalan mendekat pada kami

'eoteokhae? Aku sakit perut' aku menjitak kepalanya

'aigoo kendalikan dirimu, kau kalau gugup selalu sakit perut' omelku

'kau pasti bisa, kau pasti bisa' aku memegang kedua bahunya

'benarkah?' aku mengangguk pasti

'dangyeonhaji, kalau kau sampai kalah aku akan menyebarkan foto aibmu itu ke seluruh korea selatan' kedua matanya membelalak

'yaaaaaa' teriaknya marah membuatku terbahak

'makanya kau harus menang' mino mendesah

'eo ngomong-ngomong kau membawanya juga?' sooji menunjuk myungsoo sunbae yang hanya berdiri di ambang pintu

'dia bilang mau ikut, yasudah terserah saja' aku menghendikkan bahu

'wooo kalian pacaran ya?' aku mengernyit

'maldo andwe' aku sedikit merinding membayangkannya

'aku selalu bilang padamu kan jangan terlalu membencinya, kau bisa jatuh cinta' sooji sambil tertawa

'aiisssh diam kau' aku memukul lengannya

'sana bersiap, aku akan mendukung dari bangku penonton' mereka mengangguk

'hwaitiiiiing' teriakku sebelum pergi diikuti myungsoo sunbae

'mian' aku tersentak kaget

'mworago?' tanyaku karena memang tak mendengar

'mian, seharusnya kau bertanding di bawah sana' katanya lirih

'dwesseo, aku sudah merelakannya jadi jangan membuatku kembali memikirkannya' dia mengangguk patuh.

Beberapa menit kemudian pertandingan dimulai. Sooji kalah skor dari lawannya. Tapi mino menang telak. Sepertinya ancamanku benar-benar manjur. Pada akhirnya sekolah kami harus menelan kekecewaan dan puas dengan juara kedua tahun ini. Aku mengangkat balon yang kubawa dan kupukulkan di kaki sejak tadi. Meneriakkan nama sekolahku dengan bangga.

'berisik' myungsoo sunbae menggerutu

'kalau tidak mau berisik jangan ikut kemari' aku ikut menggerutu

Myungyeon OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang