Paris Je T'aime

337 52 8
                                    


Park Jiyeon POV

'selamat datang' aku membungkukkan badan memberi salam pada pengunjung yang baru saja memasuki mininarket tempatku bekerja

'ini saja? Apa ada tambahan?' pembeli di depanku hanya menggeleng dengan mata fokus pada ponselnya. Barang yang ditaruhnya di dalam keranjang segera kuhitung dengan mesin scanner

'semuanya lima belas ribu won' pembeli itu menyerahkan dua lembar sepuluh ribu won padaku. Setelah menerima kembali dia pergi begitu saja

'agassi...' teriakku tak digubrisnya, masih terus pergi keluar

'agassi' akhirnya aku berlari mengejarnya

'ada apa?' tanyanya menatapku yang memegang pergelangan tangannya

'kau meninggalkan ini' aku mengangkat kantong belanja miliknya yang ditinggal begitu saja

'aaaaah' dia cepat-cepat menerima kantong itu

'gamsahabnida' katanya membungkuk beberapa kali. Aku berbalik, kembali ke minimarket

'jwisonghabnida' aku segera berlari ke balik konter kasir saat mendapati seorang pembeli sudah menunggu

'apa ada tambahan?' dia menggeleng

'semuanya empat ribu won' dia menyerahkan uang pas

'gamsahabnida' aku membungkukkan tubuhku pada pembeli yang pergi itu

Mataku melirik keadaan sekitar. Sepi. Tidak ada pembeli. Yah tentu saja ini sudah pukul sepuluh malam. Jam segini paling hanya akan ada ahjussi membeli rokok atau soju. Atau yeoja-yeoja berpakaian seksi yang mampir membeli kondom atau minuman.

Aku meregangkan badanku. Suara bunyi tulang yang bergesekan terdengar jelas. Benar-benar lelah. Di pagi hari aku harus kuliah. Setelah selesai aku harus bekerja di restoran ayam goreng sebagai pengantar pesanan. Lalu mulai pukul tujuh malam aku akan bekerja di minimarket. Semua ini kulakukan demi membayar biaya hidup di seoul dan menabung untuk impianku. Aku tinggal sendirian dan ini merupakan tahun terakhirku di universitas.

'Selamat datang' aku membungkuk pada orang yang membuka pintu

'apa hari ini ramai?' aku mendongak, mendapati bosku yang datang

'seperti biasa bos' jawabku santai

'apa ada ahjussi mabuk yang datang?' aku menggeleng

'belum, mungkin sebentar lagi' aku melirik ke luar minimarker, jalanan yang sepi

'kau jadi mengambil cuti?' tanyanya lagi membuatku mengangguk semangat

'ah kau benar-benar membuat sakit kepala, aku harus mencari penggantimu' keluhnya membuatku terkekeh

'minta saja jaemin menggantikanku, dia kan pandai berkelahi' usulku membuatnya mendesah

'kau seperti tidak tau jaemin saja, dia pandai berkelahi tapi dia pasti akan tertidur sepanjang malam' aku kembali terkekeh

'kalau begitu bos saja' dia menghela nafas

'ne, memang seperti itu rencanaku' katanya tak bersemangat

'berapa lama kau akan pergi?' dia melirikku kesal

'hanya tiga hari bos, aku sudah menabung bertahun-tahun dan hanya bisa membayar untuk perjalanan 3 hari 2 malam' aku manyun

'sudahlah, kau batalkan saja perjalanan itu' katanya membuatku menggeleng cepat

'andweyo, aku selalu memimpikan perjalanan ke paris seumur hidupku' kataku setengah berteriak

Myungyeon OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang