I Will Go To You Like The First Snow 2

271 49 8
                                    


'aiiisssh sudahlah jangan banyak bertanya, cari saja di semua tempat kalau perlu di gorong-gorong dan tempat sampah' katanya sebelum akhirnya pergi dengan membanting pintu

Aku dan seolhee saling memandang, menghendikkan bahu sebelum akhirnya berjalan beriringan menuju ke ruang cuci. Menemui petugas yang sedang bertanggung jawab lalu menjelaskan apa yang terjadi. Dia mengantarkan kami berdua menuju ke tempat dimana tumpukan selimut dan seprai diletakkan sebelum di cuci.

'oh. My. God' mulut kami berdua terbuka lebar saat melihat tumpukan kain berwarna putih itu

'Ini hanya untuk hari ini' jawab ahjumma itu makin membuat kami takjub. Ya tuhan harus bagaimana

'seolhee-yaa kurasa...' dia mengangguk

'ayo panggil teman-teman lain' aku mengangguk

'aku akan menelpon' aku mengeluarkan ponselku begitupun seolhee, memanggil beberapa orang untuk membantu. Setelah tiga orang lain datang akhirnya kami mulai meyortir selimut dan seprai itu satu persatu. Tumpukan demi tumpukan. Mulai dari yang sangat kotor hingga sangat bau

Sudah lebih dari satu jam dan masih tersisa banyak sekali. Tanganku masih terus membolak-balik tumpukan seprai di depanku. Memeriksanya dari ujung ke ujung. Terus mengamati mana tau ada yang tersangkut atau terjatuh

'Aku menemukannyaaaa' teriakan junho membuat kami menatap kearahnya. Tangan kanannya mengangkat sebuah benda berkilauan membuat kami berlari mendekat ke arahnya

'waah sebuah cincin emas' seolhee berseru

'geunde bukankah itu cincin yeoja?' inna berkomentar membuat kami memperhatikan cincin ditangan junho itu

'ne majja, itu nampak seperti cincin yeoja' aku membenarkan

'mungkin saja kim hwejangnim ingin melamar kekasihnya?' junho menatap kami satu persatu

'geulsee...' kami semua saling melirik ragu

'lagipula apa sebenarnya benda berharga itu?' eunwoo yang daritadi diam bersuara

'benar, kita tidak tau benda apa itu' seolhee mendesah

'haaaaah ayo cari lagi yang lainnya' inna memberi ide. Pada akhirnya kami kembali ke posisi masing-masing. Kembali berkutat dengan seprai dan selimut. Sebenarnya para karyawan lainnya juga sedang mencari benda yang bahkan kami tak tau apa itu di sekitaran hotel. Miran eonnie yang baru selesai kerja disuruh mencari di sekitaran gedung dan taman. Benar-benar kejam. Sekarang bahkan sudah mulai malam

'ketemuuu' aku berteriak sembari mengangkat gelang tali di tanganku

'geuman, jangan berteriak ketemu dan teruslah mencari apapun yang ada di tumpukan benda ini' eunwoo menggerutu membuatku manyun

'park jiyeon disini?' aku berdiri saat mendengar namaku dipanggil

'ikut aku' kata menager hong

'tapi kami belum selesai dengan ini manager' jawabku

'ikut saja, yang lain akan melanjutkan' katanya ketus membuatku menghela nafas

'olleeeuuuun' teriaknya membuatku memutar mata jengah

'yeeee' jawabku sembari berlari menyusulnya setelah menaruh benda yang kutemukan di piring tempat benda-benda temuan kami.

'kita mau kemana manager?' tanyaku bingung

'rapikan pakaianmu, ada tamu dari vietnam datang' aku mengangguk mengerti. Di hotel ini hanya aku yang bisa bicara bahasa vietnam

Setelah selesai mengurus tamu dari vietnam itu manager hong kembali menyuruhku mencari benda berharga milik kim hwejangnim yang sampai sekarang aku tidak tau bagaimana bentuknya itu. Karena di area cuci sudah selesai dan semua orang sudah pindah mencari di sekitar gedung maka aku ikut keluar gedung. Jam ditanganku sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Dan aku sangat lapar. Dalam keadaan perut kosong aku malah menghabiskan waktuku di depan kotak sampah dan mengobrak-abriknya. Hasilnya aku tak menemukan benda berharga apapun kecuali membuat pakaianku kotor dan bau.

Myungyeon OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang