Cinderella's step sister (3)

167 49 14
                                    


'hoooaaaahhhm' jiyeon menguap begitu lebar. Keadaan rumah sudah gelap. Jam dinding menunjukkan pukul dua pagi saat ini. Kepalanya melirik ke depan rumahnya, mobil sedan milik hyesung sudah bertengger disana artinya dia sudah pulang.

Jiyeon terbangun dari tidur nyenyaknya karena haus. Setelah membasahi tenggorokannya dengan beberapa teguk air putih jiyeon kembali melangkahkan kakinya menaiki tangga. Dia harus tidur kembali daripada harus mengantuk saat di sekolah nanti.

'kretek' tubuhnya menegang seketika mendengar suara itu

'kretek' alisnya mengernyit, matanya menatap ke arah pintu beranda lantai dua yang tertutup tirai berwarna biru itu

'aiiisshh' suara desisan terdengar. Perlahan jiyeon melangkahkan kakinya mendekat. Disibakkannya tirai biru langit itu lalu kepalanya celingak-celinguk ke arah luar. Sepi. Tak ada apapun

'sreeett' jiyeon mengurungkan niatnya untuk menutup tirai saat mendengar suara seperti sesuatu diseret. Jangan-jangan ada pencuri batinnya

'kriieeett' jiyeon membuka pintu kaca di depannya. Kakinya melangkah dengan waswas

'greb' tubuh jiyeon seketika menegang saat seseorang menangkapnya dari belakang. Mulutnya dibekap dengan tangan. Jiyeon meronta berusaha melepaskan diri

'haaaahh' dengan teknik taekwondo yang dikuasainya jiyeon berhasil melepaskan diri

'aaakkhh' ringisan terdengar saat jiyeon mendaratkan pukulan ke namja berhoodie hitam itu

'aku menyerah' namja itu mengangkat kedua tangannya

'wah kau sadis sekali' kedua mata jiyeon membelalak saat menyadari siapa orang di depannya ini

'yah sedang apa kau disini? Mencuri?' kim myungsoo segera membekap mulut jiyeon lagi. Satu jarinya menempel di bibirnya menyuruh jiyeon diam

'bisakah kau membantuku?' jiyeon mengernyit

'begini...' myungsoo sudah melepaskan tangannya di mulut jiyeon

'dompetku ada bersama hyeusng, dia menyimpannya tapi aku benar-benar membutuhkan dompet itu sekarang' jiyeon tak menjawab

'bisakah bantu aku mengambilkannya?' jiyeon bersidekap, diam sejenak

'tidak' jawabnya tegas

'ayolah kumohon, aku tak mungkin masuk ke kamarnya' jiyeon hanya menghendikkan bahu acuh

'dengar, aku akan melakukan apapun untuk membalas pertolonganmu' tak ada jawaban, jiyeon tak juga bergeming

'kalau kau tak mau maka...' myungsoo menyeringai

'yah kau sedang apa?' jiyeon mendadak panik. Myungsoo mulai melepaskan satu persatu pakaiannya. Mulai dari hoodie hitam yang dipakainya

'aku akan telanjang dan berteriak sampai semua orang bangun dan melihat kita dalam keadaan yang...menurutmu apa yang akan mereka pikirkan?' alisnya naik turun jahil

'haebwa' myungsoo tak menyangka yeoja ini akan menanggapinya sesantai itu. Tapi tak patah arang, myungsoo kembali melepaskan pakaiannya. Saat ini dia sudah bertelanjang dada.

'yaaah' teriak jiyeon saat myungsoo mulai membuka ikat pinggangnya

'wae?' myungsoo meneruskan pekerjaan tangannya

'arasseo arasseo' dalam hati myungsoo bersorak senang

'seperti apa bentuknya?' jiyeon tanpa memandang lawan bicaranya

'berwarna hitam, kulit. Tak ada yang spesial, seperti dompet pria kebanyakan' jiyeon menghela nafas

'tunggu disini' jiyeon memperingatkan dengan tegas yang hanya diangguki oleh myungsoo

Myungyeon OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang