Friendzone

343 58 10
                                    


Myungsoo POV

Kakiku melangkah dengan sangat ringan. Aku menolehkan kepala ke kanan dan kiri, bukan mencari siapa hanya melihat keadaan yang ada. Seoul. Sudah hampir lima belas tahun aku tidak kembali kemari. Sejak umur sepuluh tahun mengikuti abeoji bekerja di london, sejak itu aku tidak kembali kemari.

Hari ini, dengan sedikit memaksa eomma aku terbang kembali ke seoul. Kota kelahiranku. Negara yang sampai sekarang menjadi kewarganegaraanku. Hanya demi seorang teman yang dua minggu lalu tanpa permisi dan pamit padaku sudah pulang kembali kemari. Pindah mungkin untuk selamanya.

'taksiiii' aku melambaikan tanganku sembari sedikit berteriak, memanggil taksi yang terparkir menunggu penumpang di depan bandara.

'tolong ke alamat ini' aku menyerahkan selembar kertas padanya yang hanya dijawab dengan anggukan

Mataku kembali menari menatapi pemandangan di luar jendela. Keadaan kota sudah sangat berbeda sejak terakhir kali aku di sini. Ramai. Dan bising. Orang berlalu lalang dengan berjalan cepat. Aku tersenyum tanpa sadar. Menatap ponselku yang tiba-tiba bergetar.

'eomma?' tanyaku pada eomma di telepon

'mmm aku baru saja sampai' aku menyandarkan kepalaku lelah

'tidak, aku tidak menelepon sihyuk ahjussi, aku akan membuat kejutan' eomma terkekeh di ujung telepon

'neee aku akan berhati-hati, eomma juga jaga kesehatan' aku mengakhiri panggilan. Menyimpan ponselku kembali ke dalam saku jaket hitamku

'gamsahabnida' aku menyerahkan ongkos pada supir taksi yang sudah menurunkan koperku.

Setelah taksi itu pergi aku menatap rumah di depanku. Tamannya sedikit luas dan sedikit jauh dari tetangga. Kulihat dia sudah merapikannya. Ayunan besi terletak dengan damai di ujung taman, aku tau ayunan itu. Pernah melihatnya di sebuah foto. Hanya saja warnanya berubah menjadi putih, mungkin sihyuk ahjussi mengecatnya.

'haaaaah' aku memghembuskan nafas panjang sebelum tersenyum lebar

'ahjussiiiiiiii' teriakku menggeret koperku sembari berlari masuk

'ahjussiiiiiii' teriakku lagi karena tak ada yang keluar dari rumah

'yaaaah apa ada orang di rumah?' aku menatapi jendela lantai dua dan mengintip lantai satu. Kosong.

'nuguseyo?' seseorang menepuk bahuku dari belakang

'eooh hyuuuuung' namja itu memelukku erat yang segera kubalas tak kalah eratnya

'minhyun-aaaah' kami melompat kegirangan

'kapan kau sampai?' dia melonggarkan pelukan kami

'aiiissshh' aku mendorongnya menjauh, bersidekap kesal

'kenapa tidak pamit padaku? Kenapa tidak bilang kalau kau pindah kemari?' teriakku marah

'mian hyung, kupikir appa sudah mengabari hyung jadi aku dan noona...'

'noona mu dimana?' potongku

'noona sedang ke supermarket bersama appa' jawabnya merogoh tasnya

'akan ku tele...' aku menahan tangannya

'jangan meneleponnya, biarkan dia pulang dan terkejut melihatku' minhyun menatapku bingung tapi mengangguk patuh

'geurae...' lirihnya menyimpan kembali ponselnya

'mau masuk?' tawarnya yang langsung kuangguki

'aku lapar dan sangat mengantuk' dia terkekeh

'ayo masuk' katanya mempersilahkanku duluan

Myungyeon OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang