Sekarang, Caca berada di kamarnya. Ada Rey, Lili, Fafa dan juga Nana yang setia menunggu Caca sampai ia siuman. Sementara Putra, Aldi, Rando dan juga Ikbal berada di Kamar Rival.Ada sedikit pergerakan kecil dari tangan Caca, namun Caca belum juga membuka matanya.
"Padahal tangan Caca gerak-gerak, tapi kenapa ya Caca belum bangun?" Tanya Fafa memecah keheningan kamar tersebut
"Duh, kurang tau gue" Sambar Nana
"Biasanya kalau tangannya udah gerak-gerak, kemungkinan dia bakal cepet siuman. Tapi, Caca kok enggak ya" Jelas Lili
"Kalian bertiga aja bingung, apalagi gue" Celetuk Rey
"Eh iya, hampir lupa kalau ada si ganteng disini" Ucap Nana terkekeh
"Ganteng doang, tapi gak ke lirik" Celetuk Fafa
"Maaf ya ganteng, kita terlalu khawatir sama Caca jadinya gini" Ucap Nana
"Ganteng doang, tapi di lupain" Celetuk Fafa lagi
"Fa! Apaansih!" Sentak Nana
"Apaan?" Sahut Fafa
"Aduh kalian berdua bisa diem ga sih?!" Ketus Lili
"Caca lagi pingsan, masih sempat-sempatnya ribut" Lanjut Lili
Rey hanya memasang muka datarnya, ketika mendengar obrolan mereka bertiga. Rey hanya ingin fokus pada Caca, ia takut sahabatnya ini kenapa-kenapa. Tapi, satu sisi Rey juga khawatir pada Rival. Dalam benaknya timbul banyak pertanyaan, terutama pertanyaan yang di tujukan pada Rival.
"Ya Tuhan, sebenernya apa yang sedang terjadi? Kenapa semua ini harus terjadi tanpa adanya kejelasan?" Batin Rey
Setelahnya, Rey jatuh dalam lamunannya sendiri. Sesungguhnya ia benar-benar tidak mengerti dengan apa yang terjadi.
•••👻•••
Berbeda dengan keadaan di kamar Rival.
Rival telah siuman dari sepuluh menit yang lalu. Dan mulai mengingat kejadian yang sebelumnya."Bang, sebenarnya ada apa sih?" Tanya Putra
"G-gue gatau" Ucap Rival sedikit gugup
"Bayangan?" Batin Putra
"Kenapa bayangan itu selalu mengikuti Bang Rival?" Lanjutnya
Putra mengalihkan pandangannya ke arah pintu, ia tak ingin terus menerus fokus pada bayangan itu.
"Put? Lo kenapa?" Tanya Ikbal yang sedari tadi memperhatikan Putra
"Hah? G-gapapa kok, gue cuma kelilipan doang" Elak Putra
"Gue yakin, ada kejadian yang nimpa Bang Rival sebelumnya. Tapi, kenapa dia gak cerita ke Caca?" Batin Putra
"Bang, waktu di rumah sakit Lo ga ngalamin kejadian aneh kan?" Tanya Putra
"Kejadian aneh gimana maksud Lo?" Sambar Rando tiba-tiba
"Bang Rival, bukan Rando!" Ketus Aldi
"Kan gue cuma nanya, gitu doang emosi!" Sahut Rando yang tak kalah ketus
"Heyy! Berisik! Lama-lama gua granat Lo" Ucap Ikbal
"Ngeriiiii" Ucap Aldi
KAMU SEDANG MEMBACA
4 Perempuan Penghuni Lorong Sekolah
HorrorMata batin tidak semenarik yang kamu bayangkan. Tidak selucu yang kamu tonton di TV. Jika ingin membuka mata batin, resiko besar siap ditanggung sendiri. Karena melihat kejutan setiap detik, tentu sangat mengganggu, apalagi jika 'mereka' meminta ban...