48. Penasaran

196 25 6
                                    

Haiiiii, aku kembali!

Udah siap sama chapter 48?

Yuk!

Jangan lupa vote, komen, dan share ke temen-temen kalian ya.



48. Penasaran

----------------

Pagi telah tiba, mereka sudah bangun sedari tadi. Mereka tengah bersiap-siap untuk pergi ke sekolahannya. Ada beberapa peralatan yang mereka bawa, karena mereka pikir mereka akan membutuhkan peralatan itu.

"Ca, Abang ikut ya" Tutur Rival

"Engga, Abang tetep di sini" Bantah Caca

"Tapi..." Ucapan Rival terpotong

"Caca ga mau Abang kenapa-napa" Ucap Caca

"Emm.. anu... Hati-hati, ya" Ucap Rival dengan ragu

"Pasti, Abang jaga diri baik-baik ya" Ucap Caca

"Iya, kamu juga" Ucap Rival

"Assalamualaikum" Pamit Caca

"Waalaikumsalam" Jawab Rival

Mereka sudah menunggu Caca di dalam mobil, lantas dengan cepat Caca masuk ke dalam mobil itu dan bergabung bersama teman-temannya.

"Siap?" Tanya Rey pada semuanya

Mereka mengangguk serentak, tanda bahwa mereka sudah siap.

Rey segera melajukan mobil itu dengan kecepatan tinggi, tujuannya agar cepat sampai di sekolahan.

Setelah 30 menit dalam perjalanan. Kini mereka sudah sampai di depan sekolahannya. Mereka sangat merasa aneh, melihat banyaknya perubahan di sekolahannya.

Sekolahan itu terlihat lebih seram, dan sepertinya sudah lama tidak di tempati. Tapi, kenapa?

Seorang lelaki menghampiri Caca dan teman-temannya. Ia berkata "Hey, anak muda! Sedang apa kalian, di sini?"

"Emm... Kita cuma mau liat-liat aja kok, Pak" Sambar Putra

"Untuk apa? Sekolahan ini sudah lama kosong" Ucapnya

"Kalau boleh tau, kenapa sekolahan ini udah ga di tempatin lagi ya, Pak?" Tanya Rey

"Begini, semenjak libur semester waktu itu. Sering ada anak sekolah lain yang datang ke sini dan mencorat-coret setiap dinding. Akhirnya, ada kejadian antara dua sekolahan yang tak di duga. Para guru-guru dari kedua pihak membiarkan anak didiknya saling melukai, bahkan ada yang saling membunuh. Miris sekali waktu itu, saya hanya tau sedikit kalau kepala sekolah antara dua belah pihak itu mempunyai masalah, sehingga masalah itu malah merambat kemana-mana. Mungkin, karena ada rasa benci atau dendam dari pihak lain ada yang tega memberi bom pada bangunan sekolah ini, sehingga bangunan ini sudah tidak bisa di pakai lagi" Jelas lelaki itu

"Lalu, bagaimana nasib anak sekolah ini Pak" Tanya Rey

"Terpaksa, mereka harus berhenti dari sekolah ini dan pindah ke sekolah lain" Ucapnya

4 Perempuan Penghuni Lorong SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang