"I-iya..." Jawab Rival dengan ragu
"Loh? Sejak kapan?" Tanya Caca
"Emm..." Rival terlalu takut untuk menjelaskan semua ini pada Caca
"Bang... Jelasin sama gue, apa yang sebenernya Abang sembunyiin?" Tanya Caca
"G-gue..." Rival menggantung ucapannya
Jangan lupakan Putra yang semula berada di ujung jendela. Kini ia sudah di amankan oleh Rey, mereka ikut bergabung dengan Caca dan juga Rival.
"Bang, jelasin ke gue. Apa yang sebenernya terjadi sama Abang, gue ga akan marah kalau Abang jujur" Tutur Caca
Dengan rasa takutnya, Rival menjelaskan semuanya apa yang terjadi pada dirinya di rumah sakit beberapa waktu lalu.
Caca sangat terkejut dengan apa yang sudah di lakukan oleh Kakaknya itu, Caca tidak pernah menyangka bahwa Rival akan se-nekat itu. Sebegitu penasaran kah Rival? Sampai-sampai ia membuka gerbang dialog, hanya demi melihat sosok yang belakangan ini selalu menerornya.
"Bang!! Arghhh!!" Caca sangat marah pada Rival, namun ia berusaha untuk menahan amarahnya
Caca mengacak-acak rambutnya seperti orang frustasi, matanya berkaca-kaca. Perasaan yang ia rasakan ini sangat tidak bisa di jelaskan.
"Bang..." Lirih Caca
Rival menatap sendu Adiknya itu, ia tau Caca akan marah besar padanya jika ia melakukan ini tanpa sepengetahuannya.
"Gue mau nanya. Abang anggap gue apa, sih?" Tutur Caca
"Apa gunanya gue di mata, Abang?" Lanjutnya
"Abang bisa minta bantuan ke gue sama Rey, tanpa harus buka gerbang dialog Abang. Apa lagi dengan cara yang kaya gitu. Abang ga tau orang itu siapa dan Abang ga kenal, bahkan itu bukan mantra buat ngebuka gerbang dialog!" Ucap Caca dengan penuh penekanan
Rival sangat terkejut mendengar Tutur kata dari Caca, apakah benar yang di bilang Caca? Bahwa mantra itu bukan mantra untuk membuka gerbang dialog? Pantas saja Rival tidak bisa melihat mereka dan hanya bisa mencium baunya saja. Sekalinya bisa lihat, itu hanya bayangan-bayangan saja.
"Tapi, Abang punya alesan kenapa Abang ngelakuin itu" Ucap Rival
"Apa alesannya?" Tanya Caca
"Demi Caca" Ucap Rival
"Demi gue?" Caca semakin bingung
"Belakangan ini, Abang selalu ngerasa di teror sama empat perempuan. Mereka ngancem Abang dan mereka selalu minta Caca. Abang takut Caca kenapa-kenapa" Jelas Rival
"Empat perempuan?" Caca menatap Rival sangat intens
"Iya, mereka ga nampakin wujud mereka seluruhnya. Kaya samar-samar aja" Tutur Rival
"Belakangan ini juga selalu ada empat perempuan yang datengin gue, tapi gue ga tau mereka siapa. Terus, empat perempuan penghuni lorong itu juga tiba-tiba hilang tanpa ninggalin jejak. Apa ini semua bersangkutan?" Batin Caca
"Caca ngerti, kan? Abang ngelakuin ini tuh terpaksa, Abang pengen ngejagain Caca dalam keadaan apapun" Tutur Rival
"Iya, gue ngerti. Besok kita harus pulang ke Indonesia" Celetuk Caca
"T-tapi kenapa secepet ini?" Tanya Rival
"Ada urusan yang harus Caca selesaiin, di sana. Terutama di sekolah" Ucap Caca
"S-sekolah?" Tanya Rey
"Iya, gue rasa ini ada sangkut pautnya sama sekolahan" Ucap Caca
"Gue ikut, ya" Ucap Rey
KAMU SEDANG MEMBACA
4 Perempuan Penghuni Lorong Sekolah
HorrorMata batin tidak semenarik yang kamu bayangkan. Tidak selucu yang kamu tonton di TV. Jika ingin membuka mata batin, resiko besar siap ditanggung sendiri. Karena melihat kejutan setiap detik, tentu sangat mengganggu, apalagi jika 'mereka' meminta ban...