—brukkk, Padahal Lantai rumah Caca selalu bersih. Tapi, entah karena apa tiba-tiba Caca Jatuh terpeleset. Satu Frame yang berisi foto Rival pun ikut Jatuh, sehingga kacanya pecah."Awww, sakit banget kaki gue" Ringis Caca
"Yaampun! Fotonya Bang Rival" Ucap Caca terkejut saat melihat Foto Rival jatuh
"Kok, perasaan gue mendadak ga enak ya. Yaampun, semoga ga terjadi apa-apa sama Bang Rival" Ucap Caca monolog
20 menit kemudian, Caca mendapat Panggilan dari Nomor yang tak di kenal.
"Lah, nomor siapa nih?" Ucap Caca monolog
—: "hallo selamat siang"
Caca: "siang, maaf ini siapa ya?"
—: "kami dari pihak rumah sakit"
Caca: "rumah sakit?"
—: "iya, apakah anda kenal orang yang bernama Rival Ardhiyasa Sanjaya?"
Caca: "ohiya, dia Abang saya. Ada apa ya?"
—: "dia baru saja mengalami kecelakaan, dan sekarang ada di Rumah Sakit Medika Indah"
Caca: "apa?! Abang saya kecelakaan?! Yauda, tolong kirim alamatnya ya saya akan segera kesana"
—: "baik"
—:
Membagikan Lokasi"Aduuhh, Pantesan perasaan gue ga enak" Ucap Caca monolog
Ia langsung bergegas ke kamarnya untuk siap-siap, setelah itu Caca langsung keluar Rumah dan tak lupa untuk mengunci Pintu.
Saat Caca membuka gerbang, ia berpapasan dengan Rey yang sedang berjalan menuju Rumah Caca.
"Ca, Lo mau kemana? Baru aja gue mau kerumah Lo" Ucap Rey
"Ga ada waktu, Rey. Gue harus ke rumah sakit" Ucap Caca
"Siapa yang sakit, Ca?" Tanya Rey
"Bang Rival" Ucap Caca
"Astaga, yauda ayo gue Anter" Ucap Rey
"Ayo" Ucap Caca
"Ca, Bang Rival emang sakit apa?" Tanya Rey
"Ga sakit, tapi katanya sih kecelakaan. Gue baru aja dapet kabar dari pihak rumah sakit" Ucap Caca
"Oohh gituuu" Sahut Rey
"Cepetan Rey" Ucap Caca
"Iyaiya sayang, ini ngebut kok" Ucap Rey
"HAH??!!" Ucap Caca terkejut
"Hah? E-ehh enggak, hehe" Ucap Rey tidak bisa menyembunyikan Tingkahnya yang salting
"Gajelas Lo" Ucap Caca
•••👻•••
Setelah pingsan beberapa menit yang lalu, Rival mencoba membuka matanya secara perlahan. Yang ia lihat pertama kali ialah, lampu yang menyala di atasnya. Saat ini, Rival berada di sebuah ruangan yang ber-cat warna Putih dan mempunyai bau yang khas. Ia terbaring di Brankar, dengan perban yang melilit di kepalanya dan tangannya yang di hiasi infusan.
Kepalanya terasa sangat pening, akibat benturan yang cukup keras. Untung saja, tidak ada anggota tubuh yang terluka parah.
KAMU SEDANG MEMBACA
4 Perempuan Penghuni Lorong Sekolah
HorrorMata batin tidak semenarik yang kamu bayangkan. Tidak selucu yang kamu tonton di TV. Jika ingin membuka mata batin, resiko besar siap ditanggung sendiri. Karena melihat kejutan setiap detik, tentu sangat mengganggu, apalagi jika 'mereka' meminta ban...