Setelah seharian Caca menutup mata, akhirnya ia membuka matanya perlahan. Pemandangan yang pertama ia lihat adalah, Lampu yang berada di tengah atap putih membuat ruangan ini terang, saat melihat ke kanan, Caca terkejut karena ada seorang laki-laki yang sedang tertidur di sofa.
"Siapa laki-laki itu?" Batin Caca
Merasa ada yang memperhatikannya, Brili pun bangun, dan menatap Caca.
Kini mata bertemu mata, mata mereka saling bertatapan.Brili pun beranjak dari sofa dan duduk di pinggir brankar
"Lo Uda siuman? Gimana keadaan lo?" Tanya Brili memastikan keadaan Caca
"Ehmm, lumayan mendingan sih. Cuma tangan gue Masi kerasa sakit" Ucap Caca
"Yauda, lo istirahat dulu aja" Ucap Brili
"Iya, eh lo siapa? Kok bisa bawa gue kesini?" Ucap Caca
"Ohiya, kenalin gua Brili anak pemilik sekolah. Ceritanya panjang, kalau Lo denger cerita gue. Bisa sampe tujuh hari tujuh malam" Ucap Brili
"Makasih ya, Uda bawa gue kesini" Ucap Caca tersenyum tipis
"Iya, sama-sama" Ucap Brili
•••👻•••
"Sudah lah Ma jangan panik, jangan membuat seisi rumah ikutan cemas dan sedih" Ucap Diana berusaha menenangkan Sari
"Gimana Mama gak panik, Caca belum pulang dan ini sudah hampir larut malam" Ucap Sari
"Putra! Kamu kan biasanya sama Caca, kamu pasti tau Caca dimana" Bentak Santi
"Putra gak tau Ma, dari pagi putra gak sama Caca" Ucap Putra
"APA?!!" Seru Sari makin panik
"Di telpon juga hpnya gak aktif, Tante" Ucap Diana
"Telpon polisi sekarang!" Ucap Sari
"Ma, sabar dulu. Jangan main telepon gitu, besok kita cari. Kalau besok Masi gak ada baru kita telepon polisi" Ucap Diana
"Nah, saya setuju sama anak kamu Sar" Ucap Santi
"Bikin Risih aja si, si Caca!" Batin Putra
Seisi rumah sekatika panik, karena Caca tak kunjung pulang kerumah dan tak ada kabar sama sekali dari Caca. Di telepon pun Ponselnya tidak aktif.
Sungguh miris melihat keadaan Caca sekarang ini, lemah. Tak ada yang menemaninya kecuali Brili yang setia menemani Caca. Lelaki yang baru saja ia kenal.
Selain baik, Brili juga orangnya perhatian, sejak dirumah sakit tadi ia terus memandangi wajah Caca, seperti tak ada bosannya menatap wajah Caca. Wajah Caca begitu manis dan adem, membuat siapapun yang melihatnya pasti merasakan sejuknya nya di hati dan damainya suasana, seperti bisa menaklukan alam.
Apa mungkin Brili tertarik pada Caca?
Hmmm, entahlah.Bagaimana dengan permainan yang di sebut Try Or Die Ini?, Apa akan tetap berlanjut? Apa sebaliknya?
Mengingat keadaan Caca sekarang ini, sungguh kasihan. Ia harus melewatinya sendirian.•••👻•••
Jam menunjukkan pukul 06.30
KAMU SEDANG MEMBACA
4 Perempuan Penghuni Lorong Sekolah
HorrorMata batin tidak semenarik yang kamu bayangkan. Tidak selucu yang kamu tonton di TV. Jika ingin membuka mata batin, resiko besar siap ditanggung sendiri. Karena melihat kejutan setiap detik, tentu sangat mengganggu, apalagi jika 'mereka' meminta ban...