41. Di Bawah Pohon

202 24 0
                                    

Udah siap sama Chapter 41?



Oke, Selamat membaca pren.

Jangan lupa untuk memberi vote ya, thank you

41. Di Bawah Pohon

Caca mematung dengan air mata yang terus membasahi pipinya. Rey dan Rival yang mengerti akan hal itu pun segera bertindak.

"Ca..." Ucap Rey sambil memegang bahu Caca

Namun, di detik yang bersamaan Caca menghempaskan tangan Rey dan lari ke arah jendela.

"ARABBB!!!!!" Teriak Caca

"Arab, kamu dimana?" Caca terus menangis, sehingga ia tak sadar kedua kakinya berada di ujung jendela. Satu kali melangkah lagi, ia akan terjun ke bawah.

Caca berniat untuk mencari Teman Kecilnya itu, namun ia tak mengenali tempat. Kaki kanan Caca mulai melangkah ke depan, dua detik setelah kaki kanannya melangkah di susul oleh kaki kiri dan....

Untung saja, sebelum kaki kirinya ikut melangkah ke depan. Rey sudah memeluk Caca dari belakang dan menariknya menjauh dari jendela.

"Rey! Lepasin gue! Gue mau ngejar Arab!" Ucap Caca sambil berusaha melepaskan pelukan Rey, sayangnya tenaga Rey lebih kuat dari pada Caca

"Caca! Dengerin gue! Lo harus sadar! Lo boleh cari Arab, tapi jangan sampe Lo celakain diri Lo sendiri!" Sambar Rey

"Gue gak perduli! Gue mau cari Arab!" Bantah Caca

"Iya gue ngerti, Lo pengen cari dia. Tapi, sebelum Lo cari dia Lo harus kuatin diri Lo dulu!" Ucap Rey

Pipi Caca sudah di banjiri Air mata, di rumah ia sudah menangis karena sahabat-sahabatnya. Dan sekarang, di rumah sakit pun ia menangis lagi karena melihat Teman Kecilnya di bawa oleh perempuan yang tak Caca kenali.

Rasanya sangat lelah, dalam satu hari harus menangis secara berturut-turut karena hal yang berbeda. Rey terus menenangkan Caca, sementara Rival hanya menyaksikan kejadian tersebut seperti sedang menonton film.

"Apa yang harus gue lakuin? Gue ga bisa diem terus disini. Gue harus lebih jagain Caca, apalagi sekarang dia lagi kehilangan si Arab. Walaupun gue ga bisa liat Arab, gue yakin dia sahabat Caca yang baik yang selalu jagain Caca dari kecil" Batin Rival

"Rey" Panggil Rival

"Ya, Bang?" Sahutnya

"Gue ke toilet dulu bentar ya, Lo disini jagain Caca" Ucap Rival

"Lo bisa sendiri?" Tanya Rey

"Ya bisa atuh" Ucap Rival

"Yauda, mangga.." Ucap Rey

Rival pun turun dari brankar dan keluar dari kamar rawat, langkah kakinya membawa dia pergi ke Toilet.

Rival diam di depan wastafel, memandangi wajahnya sambil berkata "Gue RIVAL ARDHIYASA SANJAYA"

Rival diam sejenak, lagi-lagi menatap dirinya dan berkata "iya gue Rival, emang kenapa?"

4 Perempuan Penghuni Lorong SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang