Haiii👋
•
•
•
Udah siapa sama Chapter 42?Jangan lupa selalu di vote ya pren, komen juga gapapa🤗
42. Putra
Masih di tempat yang sama, Rumah Sakit.
Kini, Rival sudah berada di kamarnya dengan di temani oleh Caca dan Rey. Ekspresi Rival berubah menjadi ekspresi tak karuan, Rival gelisah tapi juga bingung.Ia sudah bisa mencium bau bunga melati, yang di percayai bahwa bau itu berasal dari Mereka. Tapi, sampai detik ini Rival belum bisa melihat Mereka.
Obrolan Caca dan Rey terpaksa harus berhenti, karena Caca melihat Rival seperti orang yang sedang memikirkan sesuatu.
Caca yang semula duduk di sofa bersama Rey, kini ia beranjak mendekati Kakaknya itu."Bang..." Panggil Caca
Tak ada respon dari Rival, merasa tak di dengar Caca pun memanggil Rival sambil menepuk bahunya.
"Eh.. kenapa?" Jawab Rival
Lantas, Caca mengerutkan dahinya sehingga kedua halisnya hampir menyatu. Lalu Caca berkata "Abang kenapa? Kok, mukanya Keliatan gelisah gitu. Ada yang lagi Abang fikirin?" Tanya Caca
"E-engga kok, Abang gapapa" Ucap Rival
Tidak mudah berbohong pada Caca, apalagi berkaitan dengan indera ke enam. Rival lupa, bahwa adiknya ini bisa melihat kejadian di masa lalu.
Sebenernya Caca tau apa yang terjadi pada Rival, tapi dia memilih untuk tetap diam. Jika di katakan Caca ingin marah, Caca sangat ingin marah pada Rival. Karena apa yang sudah ia putuskan, itu semua salah. Hal itu bisa membahayakan Caca dan juga dirinya.
"Gue ga mungkin omongin ini sekarang, nanti aja deh. Kalau Bang Rival udah boleh pulang dan udah sembuh" Batin Caca
"Yaudah kalau gapapa, istirahat ya bang" Ucap Caca dengan senyumannya yang tipis
"Iya" Sahut Rival
Lalu, Caca kembali duduk di sofa lagi bersama Rey.
"Kenapa Ca?" Tanya Rey
"Kayanya ada yang di sembunyiin sama Bang Rival" Tutur Caca
"Apaan?" Sahut Rey
"Nanti gue ceritain" Ucap Caca
"Ohh ngogheyy" Ucap Rey
"Lah syndrom" Ucap Caca menahan tawa
"Excuse me" Ucap seorang Dokter yang baru saja masuk ke kamar VIP Rival
KAMU SEDANG MEMBACA
4 Perempuan Penghuni Lorong Sekolah
HorrorMata batin tidak semenarik yang kamu bayangkan. Tidak selucu yang kamu tonton di TV. Jika ingin membuka mata batin, resiko besar siap ditanggung sendiri. Karena melihat kejutan setiap detik, tentu sangat mengganggu, apalagi jika 'mereka' meminta ban...