Caca terus berusaha menahan diri, agar air matanya tak jatuh membasahi pipi. Rasa sesak di dada cukup menyiksanya, fikiran yang tak pernah mau Caca fikirkan kini muncul secara tiba-tiba. Mereka datang, membawa berbagai kenangan manis dan pahit.
Setelah beberapa detik, semuanya bungkam dan mematung. Caca menetralkan nafasnya, memasang muka datarnya dan berkata "Mau apa kalian kesini?"
"Ca.." Ucapan Putra seketika terpotong oleh Caca
"Belum puas, kalian Uda bikin gue ngerasa terbuang?" Caca teringat semasa dimana mereka begitu tak menganggap keberadaan Caca
"Ca, Lo denger dulu penjelasan dari kita" Ucap Putra
"Gue ga butuh penjelasan apa-apa!" Ketus Caca
"Caca... Maafin Fafa yang imut ini, ya" Ucap Fafa memelas
"G-gue juga minta maaf ya, Ca" Sambar Lili
"Gue juga Ca, gue tau kalau gue salah sama Lo" Nana menggapai tangan Caca, namun beberapa detik kemudian Caca langsung melepasnya
"Maaf, pintu rumah gue tertutup rapat buat kalian" Caca tetap tak memasang ekspresi di wajahnya
"Ca, oke kita ngaku. Mungkin kesalahan kita terlalu banyak ke Lo, sampe-sampe Lo pergi ke sini. Gue gak tau apa yang Lo rasain, tapi kalau kita bisa ngulang waktu. Kita ga akan bersikap kaya gitu ke lo" Ucap Aldi
"Ca, please dengerin penjelasan kita" Ucap Putra
"Sekarang, gue Uda gak perduli kalian mau ngomong apa. Percuma juga kalian kesini, buang-buang waktu" Ucap Caca
"Ca, Lo jangan egois gini dong" Celetuk Ikbal
"Gue? Egois? Gue tanya sama kalian, apa pernah selama gue temen sama kalian gue egois? Pernah? Bilang kalau pernah! Yang selama ini egois, siapa?" Nada bicara Caca mulai meninggi
Selang beberapa detik, semuanya bungkam. Bahkan, sampai ada yang menangis.
"Terus, buat apa kalian masih ada di sini? Bukannya kalian sendiri yang bilang, kalau kalian gak mau lagi temenan sama gue kan? Bahkan kalian yang bilang, gue punya banyak temen. Iya, kalian bener! Tapi, apa pernah kalian ada di posisi gue? Punya temen yang gak semua orang bisa liat? Pernah?! Engga kan! So, gue harap kalian ngerti" Ucap Caca
"Gue minta, kalian pergi dari sini" Lanjut Caca
"Tapi Ca..." Ucapan Putra terpotong
"Kalau kalian sayang sama gue, termasuk Lo Putra... Tolong, hargai keputusan gue. Mungkin, suatu saat akan ada waktu. Dimana kita akan bersama lagi, tapi bukan sekarang" Ucap Caca
"Ayolah Ca, kita bisa kan mulai semua dari awal lagi? Kita lakuin hal yang dulu pernah kita lakuin bareng-bareng" Ucap Lili
"Bisa aja. Tapi, semua yang kita lakuin itu percuma. Semua ga akan bisa kaya dulu lagi, meskipun di ulang. Rasanya ga akan sama" Caca semakin sinis menatap teman-temannya itu
"Gue yakin, kalau kita bersatu dan berusaha. Semua akan kembali, Ca" Ucap Aldi
"Iya Ca, kita pasti bisa kok" Ucap Rando
"Ikut kita balik ke Indonesia ya" Ucap Ikbal
"Iya Ca, bentar lagi kan Uda mau masuk sekolah" Ucap Nana
"Gue bakal balik, kalau waktunya Uda pas" Ucap Caca
"Ca, Lo beda" Ucap Aldi
"Lo bukan Caca yang kita kenal lagi" Ucap Putra
"Gue pengen, Lo ka..." Ucapan Aldi terpotong
"Everything has changed" Ucap Caca sambil menutup pintu rumahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
4 Perempuan Penghuni Lorong Sekolah
HorrorMata batin tidak semenarik yang kamu bayangkan. Tidak selucu yang kamu tonton di TV. Jika ingin membuka mata batin, resiko besar siap ditanggung sendiri. Karena melihat kejutan setiap detik, tentu sangat mengganggu, apalagi jika 'mereka' meminta ban...