khir-akhir ini Andrea sering merasakan seperti ada seseorang yang memperhatikan dan mengawasinya. Sudah berhari-hari ini ia menjadi tidak tenang dan risih dan itu membuatnya terganggu. Ia mengingat-ingat apakah ada yang dendam kepadanya atau membencinya tetapi bila melihat dirinya yang seorang introvert a.k.a tidak pandai bergaul bahkan bisa dihitung berapa saja temannya, jadi hal yang tidak mungkin bila ada yang dendam kepadanya. Terkadang Andrea tak memusingkannya dan menganggapnya hanya pikirannya saja tetapi perasaan itu, perasaan ada seseorang yang tengah memandangnya tajam datang lagi membuatnya menjadi sesak napas. Seperti malam ini, Andrea merasakannya lagi, orang itu kini tengah memperhatikannya. Di jalan yang lengang karena sudah larut malam, Andrea memacu motornya dengan kecepatan sedang, pikiran yang ingin segera sampai rumah dan merebahkan tubuhnya yang lelah karena lembur menggantikan temannya yang sedang sakit kini terusik karena perasaan itu kini hadir lagi. Dadanya menjadi sesak merasakan “orang” itu memperhatikannya lagi. Andrea melihat kaca spion, tak ada yang mengikutinya. Kendaraan dibelakangnya melaju dengan pesat, tidak ingin melewatkan kesempatan melihat jalan raya yang lengang karena biasanya selalu macet dipadati kendaraan yang telah membludak. Sekali lagi Andrea melihat kaca spionnya memastikan apakah ada yang mengikutinya atau tidak. Setelah meyakinkan dirinya sendiri bahwa tidak ada yang mengikuti, Andrea menjadi lega dan memfokuskan diri pada jalan yang ada didepannya tetapi ia telat menyadari bahwa dihadapannya kini ada pejalan kaki yang sedang menyebrang dan tidak melihatnya yang tengah melaju kencang kearahnya.
Andrea menekan klaksonnya tetapi orang itu tidak mendengarnya dan tetap menyebrang tidak mengetahui bahwa Andrea terus mengklaksonnya. Karena sedari awal Andrea tidak fokus membawa motornya, ia menjadi tidak hati-hati dan telat menginjak remnya sehingga menyerempet orang itu dan membuatnya terpental cukup jauh. Andrea segera menghentikan motornya dipinggir jalan dan menghampiri orang itu yang kini tengah dikerubungi oleh orang-orang.
“ permisi!” Andrea mencoba menghalau kerumunan orang-orang yang menghalangi jalannya.
Kini Andrea dapat melihat orang yang telah ditabraknya itu pingsan dan darah mengalir dari kepala cewek itu.
“ maaf bisa bantu saya membawa cewek ini ke Rumah Sakit? Saya akan bertanggung jawab untuk semuanya!” ucap Andrea meminta tolong pada massa yang kini mengerubungi mereka.
Andrea ikut membantu mengangkat cewek itu masuk kedalam taksi yang telah diberhentikan oleh orang-orang yang ada disana. Sebelumnya Andrea memindahkan terlebih dahulu motornya dan menitipkan dirumah warga setelah selesai barulah Andrea segera membawa cewek itu ke Rumah Sakit terdekat. Andrea menyuruh supir taksi itu untuk mengebut. Dia takut cewek itu kenapa-kenapa dan akhirnya kini Andrea telah sampai di Rumah Sakit. Tanpa membuang waktu lama, Andrea menggendong cewek itu masuk ke dalam. Andrea tidak memikirkan pakaiannya yang kini kotor terkena darah cewek itu.
“ suster, tolong teman saya terluka!” teriak Andrea yang kini telah sampai diruang Administrasi. Disana terdapat 2 orang suster yang sedang mengobrol.
“ tolong diisi terlebih dahulu formulir ini.” Ucap salah satu suster menyodorkan formulir didepan Andrea sambil tetap megobrol pada temannya.
Merasa ucapannya tidak ditanggapi dan malah memberikan formulir yang sebenarnya bisa ditunda, membuat Andrea menjadi emosi.
“ tolongin teman saya dulu!! Dia lebih penting daripada formulir ini!” bentak Andrea yang sudah tidak bisa menahan emosinya.
Kontan ruangan seketika menjadi tegang karena bentakan dari Andrea. Sebagian orang yang berada disana langsung menoleh ke Andrea, ingin mengetahui apa yang sedang terjadi. Mendapat bentakan dari Andrea, 2 suster itu langsung menghentikan acara mengobrolnya dan langsung membawa cewek yang sedang digendong Andrea ke ranjang Rumah Sakit dan membawanya ke Unit Gawat Darurat.
Andrea menjadi geram sendiri pada pelayanan Rumah Sakit saat ini karena mereka lebih mementingkan Administrasi ketimbang nyawa pasien yang membutuhkan pertolongan terlebih dahulu dan melupakan sumpah Dokter untuk menomorsatukan nyawa seseorang diatas segalanya. Memang istilah “ada uang, abang disayang” benar adanya didunia ini. Uang sangat berpengaruh dizaman sekarang diperekonomian yang sangat pesat. Untuk seorang yang berkantong tebal akan disegani, dihormati dan didahulukan semua kepentingannya ketimbang untuk orang yang minim keuangannya, akan ditendang. Memang zaman sudah semakin gila sekarang, dimana yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
“ maaf, anda tunggu diluar!” perintah suster yang melihat Andrea ingin ikut masuk ke UGD.
Andrea hanya bisa mengikuti perintah suster dan menungu didepan pintu sambil berdoa untuk keselamatan cewek itu dan tidak mengalami luka yang serius. Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya Dokter keluar dan Andrea segera menghampirinya.
“ gimana Dok keadaan teman saya?” Tanya Andrea.
“ teman anda untungnya tidak mengalami luka yang serius hanya mengalami luka gores kecil dikepala dan lengannya. Setelah pasien sadar, saya akan mengecek kondisinya lagi untuk memastikan tidak ada efek samping dari lukanya.” Ucap Dokter menjelaskan tentang kondisi cewek itu.
Mendengar penjelasan dari dokter, Andrea menjadi sedikit lebih lega karena cewek itu tidak mengalami luka serius. Sebelumnya Andrea sangat takut telah menabrak orang dan membuat orang terluka karena keteledorannya.
“ apakah saya boleh melihatnya?” tanyanya lagi.
“ silakan. Pasien sudah kami pindahkan ke ruangannya. Kalau begitu saya permisi terlebih dahulu!”
Kini Andrea memasuki ruangan cewek yang telah ditabraknya dan melihat cewek itu sedang tertidur karena pengaruh obat yang diterimanya. Andrea melangkah mendekati ranjang cewek itu, dilihatnya kepala cewek itu telah diperban dan ada beberapa luka gores dilengannya. Melihatnya seperti itu membuat Andrea semakin merasa bersalah. Karena keteledorannya kini menyebabkan orang lain terluka. Andrea melihat iphone dimeja sebelah kiri ranjang cewek itu dan mengambilnya. Andrea menyalakan handphonenya, berharap bisa mendapatkan informasi tentang cewek itu dan bisa menghubungi keluarganya tentang keadaannya saat ini karena dia tidak menemukan id card satupun mengenai identitas tentang cewek itu dan untungnya handphone cewek itu tidak dikunci sehingga memudahkan Andrea untuk mencari tahu informasi tentang cewek itu tetapi rupanya sama sekali tidak ada satupun nomor yang bisa dihubunginya. Hanya ada foto-foto cewek itu difolder gallery dan itupun kebanyakan hanya dirinya sendiri dan beberapa temannya yang Andrea asumsikan rekan seprofesinya sesama dancer.
“ ahh jadi dia seorang dancer..” gumamnya sambil meng-scroll melihat foto-foto yang lain dan tanpa sadar jadi keasyikan sendiri dengan kegiatannya mengintip property milik orang lain.
Andrea mengakui kalau cewek yang ditabraknya sangat cantik dan juga fotogenic terlihat dari fotonya yang natural. Selesai mengamati foto-foto milik cewek itu, kini Andrea beralih memperhatikan cewek yang saat ini tengah tertidur pulas dihadapannya. Diamatinya cewek itu dari mulai wajah yang putih bersih mulus, bulu mata yang lentik dan bibir mungil namun terlihat lembut. Tanpa sadar tangannya terangkat membelai wajah cewek itu.
Ada getaran yang dirasakan Andrea saat menyentuh wajah dan memperhatikan cewek itu, terasa desiran yang menggelitik jiwanya. Andrea langsung menarik tangannya karena merasa terganggu dengan perasaan yang baru saja dialaminya. Dikembalikan iphone itu ketempatnya semula, baru menyadari bahwa dirinya telah melihat milik orang lain tanpa seizin pemiliknya. Andrea menarik kursi yang berada disudut ruangan dan meletakknya disamping ranjang.
“ besok aja deh gw tanyain tentang keluarganya kalau dia udah sadar.” Ucapnya sembari menyandarkan tubuhnya dan melihat jam tangannya, tidak menyangka sudah Pukul 23.15 WIB.
“ pantesan gw ngantuk banget.” Tanpa sadar Andrea menguap karena tentu saja dia sangat lelah seharian bekerja menggantikan shift temannya ditambah kejadian hari ini yang telah menabrak dan menyebabkan orang lain terluka. Lama-kelamaan matanya semakin terasa berat dan dirinya sudah tidak tahan menutup matanya, membuatnya langsung tertidur tidak lama kemudian.
♤♡◇
Untuk part ini gw minta maaf udah menyinggung suatu instansi tertentu. Cerita ini murni karangan doank jadi tidak bermaksud untuk melecehkan dan menjelekkan 🙇♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker
FanfictionKejadian 15 tahun yang lalu perlahan namun pasti menghampiri kehidupan Andrea yang biasa-biasa saja. Ia tidak pernah menyangka kalau peristiwa tersebut akan merubah kehidupannya.