Keesokan harinya Andrea merasa ada pergerakan dipergelangan tangannya, Andrea membuka matanya dan melihat jari-jari cewek itu bergerak. Andrea langsung menegakkan badannya yang rupanya tertidur dalam keadaan terduduk dengan kepala diranjang dan melihat cewek itu membuka matanya sedikit demi sedikit. Tanpa membuang waktu lagi, dia langsung bangun dan segera memanggil Dokter. Tidak lama kemudian Andrea datang dengan Dokter berada dibelakangnya. Andrea menyingkir memberi ruang untuk Dokter yang sedang memeriksa kondisi cewek itu dan memerhatikannya tidak jauh dari ranjang cewek itu. Selama Dokter memeriksa keadaan cewek itu, Andrea sangat was-was dan tidak berhenti berdoa berharap tidak ada luka serius yang dialami cewek itu.
“ apakah kamu merasa pusing atau mual?” Tanya Dokter setelah memeriksa.
Dibanding menjawab pertanyaan, cewek itu menggelengkan kepalanya sebagai jawabannya. Dokter hanya mengangguk mendengar jawaban dari cewek itu dan kembali menatap ke Andrea.
“ setelah mengecek keadaannya, tidak ada luka serius tapi bila ada gejala seperti pusing atau muntah-muntah, lekas beritahu saya.” Jelas Dokter mengenai kondisi cewek itu. “ kalau begitu saya permisi.”
“ baik, Dok dan terima kasih.” Ucap Andrea. Setelah menutup pintu, Andrea berbalik dan mendapati cewek itu sedang menatapnya. Andrea berjalan mendekati dan berdiri disebelah ranjang cewek itu.
“ kamu siapa? Dan kenapa bisa aku ada disini?” Tanya cewek itu setelah terdiam beberapa saat.
Mendapat pertanyaan seperti itu, Andrea langsung menunduk tidak berani menatap cewek yang ada didepannya. Andrea memainkan ujung sepatunya tidak tahu harus menjawab apa.
“ maafin aku. Gara-gara aku, kamu jadi harus berada disini. Semalam aku enggak liat kamu lagi nyeberang.” Kata Andrea meminta maaf, merasa sangat bersalah.
“ owhh jadi begitu..” gumam cewek itu setelah mendengar penjelasan dari Andrea. “ kamu enggak usah minta maaf karena aku juga salah menyeberang tidak tengok kanan kiri lagi jadi kamu enggak salah kok.” Kata cewek itu tersenyum mencoba menenangkan Andrea yang sedang bersalah.
Kini keduanya saling terdiam, tidak tahu harus berbicara apa dan Andrea sungguh tidak menyukai keadaan seperti itu karenanya Andrea mencoba mencari topik.
“ keadaan kamu gimana? Benar enggak apa-apa?” Tanya Andrea memastikan kalau cewek itu baik-baik saja.
“ iya hanya merasa sedikit sakit.”
“ aku panggilin Dokter ya..” Andrea menjadi panik mendengar kata sakit dari cewek itu dan berniat memanggil Dokter tapi terhenti lantaran tangannya digenggam.
“ enggak usah, aku beneran enggak apa-apa.” Andrea merasakan sesuatu saat menatap mata cewek itu tapi Andrea tidak tahu itu apa.
“ jadi kamu enggak usah khawatir.” Ucap cewek itu lagi sembari mengelus tangannya karena melihat Andrea terdiam.
Begitu sudah tidak bisa menahan perasaan yang terus tak menentu, Andrea mengalihkan perhatiannya dan berusaha melepaskan genggaman cewek itu. Dirasakan dadanya yang terus berdebar tanpa Andrea ketahui artinya dan mencoba menghiraukannya.
“ oh iya aku Andrea.”
“ aku Tiffany.”
“ semalem aku mencoba menghubungi keluarga kamu tapi aku enggak tahu harus menghubungi kemana karena aku enggak nemuin identitas kamu sama sekali dan aku minta maaf udah membuka handphone kamu tanpa seijin dari kamu.” Jujurnya karena ia tidak ingin berbohong.
Mendengar ucapan Andrea, Tiffany langsung terdiam dan Andrea bisa merasakan atmosfir yang tiba-tiba berubah.
“ sekali lagi aku minta maaf udah..” ucapannya terpotong saat Tiffany berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker
FanfictionKejadian 15 tahun yang lalu perlahan namun pasti menghampiri kehidupan Andrea yang biasa-biasa saja. Ia tidak pernah menyangka kalau peristiwa tersebut akan merubah kehidupannya.