33.

593 101 12
                                    

Masquerade Ball tinggal menghitung hari dari jadwal yang ditetapkan.  Berbagai perlengkapan untuk memeriahkan acara telah dikerahkan guna menyambut orang penting di perusahaan mereka dan juga awak media sudah mulai ramai memberitakan orang yang selama ini mereka cari infonya yang tak kunjung dapat karena ketatnya informasi yang diberikan bahkan siluet sang pemilik White. Corp tak ada yang tahu.  Berita mengenai sang pemilik pun telah sampai ditelinga Arestha yang sedang berkutat dengan tumpukan file di ruangan kerjanya.

“ White. Corp ingin memperkenalkan pemilik perusahaan mereka dan kamu baru memberitahu saya?”  Arestha geram pada sekretaris pribadinya yang baru memberitahunya.

“ m-maafkan saya..”

“ saya enggak butuh permintaan maaf!!”  semburnya seraya melemparkan beberapa kertas dihadapan sekretaris pribadinya itu.  “ cepat cari tahu sana!  Kita enggak boleh ketinggalan kesempatan ini!”

Arestha memperhatikan sekretarisnya yang menghilang dibalik pintu dengan jengkel.  Bagaimana tidak jengkel kalau ia baru saja diberitahu berita penting yang selama ini selalu dinantikannya.  Selama ini ia selalu mencari tahu mengenai siapa pemilik perusahaan yang paling berpengaruh di dunia itu karena ia mengincar kerjasama bila bisa mendekati perusahaan itu dan membuat perusahaannya semakin bertambah besar di dunia perbisnisan.

“ gimanapun caranya, pokoknya kali ini harus berhasil.”  Dengan bersandar pada kursinya, Arestha memainkan pulpennya dikedua jarinya.  Berbagai rencana berseliweran didalam kepalanya ketika sekrertaris pribadinya memberitahunya mengenai informasi yang selama ini diinginkannya.

Sudah berkali-kali ia mengajukan proposal pada perusahaan besar itu ataupun bersaing dengan perusahaan lain untuk mendapatkan tender tetapi semuanya tidak ada yang goal satupun dan ketika mendengar kalau Andrea bekerja disana dengan posisi yang tinggi pula, membuatnya sangat meradang.  Ia masih mempunyai harga diri untuk tidak menemui Andrea ketika sekretarisnya menyarankan untuk mengajukan proposal lagi yang kali ini lewat Andrea.  menurutnya Andrea masih bukan levelnya untuk ia temui langsung walau ia sudah banyak mendengar kalau Andrea telah sukses dikalangan relasinya dengan kepiawaiannya menjalankan posisinya sebagai Direktur Utama hingga makin sukses sampai sekarang.

Sampai saat ini ia masih tidak habis pikir bagaimana bisa Andrea bisa direkrut di perusahaan no.1 di dunia yang menurutnya sangatlah tidak mungkin bisa Andrea masuki, mengingat latar belakang pekerjaannya yang sebelumnya walau Andrea telah mengambil jurusan bisnis.  Sebenarnya Arestha sama sekali tidak mempunyai masalah dengan mantan dari kekasihnya itu hanya saja dia tidak tahan untuk tidak membully orang yang menurutnya lebih bawah darinya dan pemikirannya terputus ketika melihat sekretarisnya masuk.

“ bagaimana?”

“ maaf kita tidak bisa mendapat undangan masuk kesana karena mereka tidak mengundang selain dari para rekan-rekannya.”  Ucapnya dengan takut-takut.

“ dasar tidak becus kerja!  Masa begitu aja kamu enggak bisa?”  Arestha sangat membenci kalau keinginannya tidak terpenuhi.

“ pokoknya kamu harus cari tahu gimana caranya agar kita bisa dapat perhatian dari mereka!”  lalu mengusir sekretarisnya itu dari ruangannya.

cih!  Dasar orang tidak berguna!”  Arestha masih tidak berhenti berdumel meski sekretarisnya sudah pergi dari hadapannya kemudian bangkit dari kursinya, mengambil blazer yang tergantung di samping pintu ruangannya lalu keluar karena ia sudah tidak mood untuk melanjutkan pekerjaannya.

Selama berjalan didalam perusahaannya, banyak pegawainya yang menghentikan sejenak pekerjaannya guna sekedar menyapanya bahkan tidak sedikit pegawai wanitanya ada yang melemparkan tatapan nakal kepadanya, berharap mendapat balasan darinya seperti biasanya tetapi hari ini berbeda karena saat ini ia sedang badmood.

StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang