Setelah menikmati liburan yang ia ambil, kini Andrea kembali sibuk dengan semua pekerjaannya yang ia ambil dibeberapa tempat. Semuanya ia lakukan tanpa mengeluh sedikitpun dan mengatur semua jadwal pekerjaannya dengan baik dan mengusahakan agar tidak saling bentrok satu sama lainnya sehingga tidak mengganggu juga dengan jadwal kuliahnya. Walaupun sibuk, ia berusaha untuk tidak melupakan menghubungi keluarganya. Andrea selalu memantau kesehatan Neneknya dan meminta adiknya untuk menjelaskan bagaimana hasil check up yang Neneknya jalani selama ini. Sedangkan hubungan pertemanannya dengan Tiffany semakin erat walau keduanya sering tidak bertemu lantaran sibuk dengan pekerjaan masing-masing, walau begitu keduanya tidak berhenti menghubungi satu sama lain. Andrea tahu bagaimana sibuknya Tiffany dengan pekerjaannya dan kini sahabatnya itu tengah berada di Negara orang karena mendapat tawaran untuk mengkoreografi artis-artis disana.
Siang ini di toko tempatnya bekerja, ramai didatangi pengunjung ditambah hari ini adalah weekend dan promo yang tengah berlangsung, membuat angka penjualan membludak. Walau lelah melayani customer yang datang dan menghadapi complain dari beberapa pengunjung yang tampak tidak puas dengan pelayanan yang ada dikarenakan kurangnya staff dibandingkan dengan jumlah customer yang datang, tidak membuat Andrea menyurutkan senyumannya dan memberikan pelayanan terbaiknya untuk customer yang datang karena itu banyak yang menyukai cara kerjanya bahkan banyak yang ingin dilayani olehnya. Beberapa customer regular yang sering datang berbelanja disana langsung mengatakan keinginannya untuk dilayani oleh Andrea. Saat sedang sibuk membereskan garment yang berantakan, Andrea melihat ibu-ibu sedang kesulitan membawa barang-barang belanjaannya dan dengan segera ia hampiri.
“ silakan bu shopping bag-nya.” Kata Andrea.
“ owh terima kasih.”
Andrea membantu memasukkan barang belanjaan ibu itu kedalam shopping bag yang sudah ia siapkan.
“ eh kamu kerja disini?” Tanya ibu itu setelah memasukkan semua barangnya dan mengenali Andrea.
Andrea sendiri merasa bingung dengan ucapan ibu itu karena seingatnya ia tidak mengenal beliau dan ibu itu membaca raut bingung diwajah Andrea.
“ rumah sakit, taman.” Kata ibu itu memberikan clue.
Andrea menatap wajah ibu itu seraya mengingat-ingat dimana ia pernah bertemu dan kata-kata yang diucapkannya membantu membuat Andrea langsung mengingatnya.
“ ahhh..” ucapnya setelah ingat. “ gimana kabar ibu?” tanyanya setelah ingat dan membawa ibu itu ke sofa yang memang sudah disiapkan oleh tempatnya bekerja, mengingat awal perkenalan mereka dimana ibu itu dirawat rumah sakit.
“ ibu baik aja.” Jawab ibu itu. “ jadi kamu kerja disini? Udah berapa lama?” Tanya ibu itu sekali lagi.
“ lumayan udah lama. Ibu sendiri sedang cari apa? Saya bantu untuk mencarikannya.” Andrea tersenyum menawarkan bantuannya karena dia tidak ingin membuat ibu itu kecapaian.
“ hmm ibu lagi cari buat koleksi baju kantor karena besok ada meeting jadi yahh ibu belanja deh.” Jawab ibu itu dan menjelaskan beberapa detil jenis pakaian yang ia cari.
Setelah mendengar yang diinginkan customernya itu, “ ibu tunggu disini, saya akan carikan koleksi terbaru kita yang sesuai dengan keinginan ibu.” Pamitnya yang segera mencari pesanan customernya itu.
Selang kemudian, Andrea kembali dengan beberapa pasang garment ditangannya dan memberikannya kepada ibu itu yang selanjutnya langsung dicoba. Sambil menunggu ibu itu selesai mencoba di fitting room yang sebelumnya telah dia tunjukkan, Andrea memutuskan melanjutkan pekerjaannya sebelumnya yang tertunda. Fokus dengan pekerjaan yang ia lakukan sambil menghandle customer yang lain, Andrea melihat beberapa pria berbadan kekar mengenakan kemeja dengan berbalut jas hitam bergerombol didepan fitting room dan itu membuat beberapa customer yang datang untuk mencoba pakaian sedikit ketakutan dan Andrea melihat salah satu pria berbadan kekar itu seperti sedang mencari seseorang dan ketika tatapan mereka bertemu, pria itu langsung datang menghampiri Andrea. Sebenarnya Andrea sedikit ketakutan, bagaimana tidak, tampang orang itu sangat sangar ketika mendatangi Andrea. Begitu jarak mereka sudah dekat, Andrea memberanikan diri bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker
FanfictionKejadian 15 tahun yang lalu perlahan namun pasti menghampiri kehidupan Andrea yang biasa-biasa saja. Ia tidak pernah menyangka kalau peristiwa tersebut akan merubah kehidupannya.