22.

700 84 5
                                    

Sudah seminggu lebih Andrea telah keluar dari Rumah Sakit dan selama disana, Andrea selalu dipantau Tiffany untuk sama sekali tidak menyentuh dengan semua pekerjaannya bahkan sekedar mengecek email dihandphonenya itupun dilarang.  Selama dirawat, adiknya dan neneknya datang menjenguknya dengan dijemput supirnya dan mengantarkannya ke Rumah Sakit dimana ia dirawat.  Walaupun datang menjenguk, Dhea sama sekali tidak berbicara kepadanya hanya mau berbicara pada Tiffany atau Frans, Frisca dan Putri yang kebetulan datang menjenguknya.  Andrea berpikir mungkin bila ia sakit, adiknya itu akan melunak dan kembali berbicara kepadanya tetapi rupanya pikirannya salah dan Andrea tidak mempermasalahkannya, yang penting adiknya datang dan itu lebih dari cukup kalau adiknya masih perhatian padanya.

Waktu sedang mempelajari sebuah dokumen dibalik kacamata minusnya, sebuah ketukan terdengar dari luar ruangannya.  “ masuk!”  Andrea memberhentikan sebentar kegiatannya itu lalu melihat siapa yang datang ke ruangannya.

“ ini coffee Frappuccino dan croissant pesanan ibu.”  Naya datang dengan membawa pesanan yang diinginkan Andrea dan meletakkannya diatas meja.

“ terima kasih.”  Andrea menerima makanan kesukaannya itu senang hati dan langsung memakannya begitu sampai ditangannya karena perutnya telah lapar yang terus berkutat pada dokumen-dokumen yang membuatnya sangat lelah.

Menyaksikan bagaimana bosnya itu memakan pesanannya dengan lahap, secara tidak langsung membuatnya tersenyum melihat bagaimana tidak malunya bosnya itu menunjukkan tingkahnya yang bisa dibilang seperti anak kecil dan kegiatannya terganggu ketika merasakan kantong celananya bergetar dimana ia menyimpan handphonenya.  Naya mengambil handphonenya dan membaca sebuah pesan yang masuk.

“ maaf bu, bukan maksudnya saya lancang tapi ibu dipanggil ke ruangan madam Jane.”  Naya memberitahukan pesan yang sebelumnya telah ia baca.

Andrea menganggukkan kepalanya sembari menghabiskan sedikit croissantnya yang tersisa, Andrea mengambil minumannya dan menyesapnya lalu merapikan pakaiannya sebelum akhirnya bergegas ke ruangan Jane.  Setelah mendengar suara Jane mempersilakannya masuk, Andrea membuka pintu lalu segera masuk dan menutup pintu dibelakangnya itu.  Jane menyuruh Andrea duduk dihadapannya yang segera dilakukan oleh Andrea.

“ kamu sudah makan siang?”  Tanya Jane yang mendapat anggukan dari Andrea.  “ saya enggak mau kamu masuk Rumah Sakit lagi kayak kemarin.”

“ maaf sudah membuat ibu kerepotan.” Dan Jane tidak mempermasalahkannya lebih lanjut.

“ saya memanggil kamu kemari karena ada yang ingin saya bicarakan.”  Jane mengutarakan maksudnya memanggil Andrea.

“ apa itu bu?”

“ saya mau kamu memantau perusahaan kita yang berada di Korea Selatan.  Ada sedikit masalah disana dan saya mau kamu kesana untuk memeriksanya.  Kamu jangan khawatir dengan keperluan kamu disana karena disana akan ada Mr. Park yang mengurus semua keperluan kamu dan…”  Jane mengeluarkan sesuatu dari dalam laci meja.  “ ini visa beserta passport kamu.  Minggu depan kamu sudah bisa kesana.”  Jelas Jane memberitahukan semuanya.

Andrea mengambil visa juga passport diatas meja dan memegangnya.  “ baik bu lalu ada lagi yang mau ibu sampaikan?”

“ itu saja.  Kamu bisa kembali ke ruangan kamu.”

Lalu Andrea dengan sopan pamit dari ruangan Jane, kembali ke ruanganya lagi karena masih ada pekerjaan yang mesti diselesaikannya.  Sembari melanjutkan pekerjaannya, Andrea menyesap minuman kesukaannya dan sedikit demi sedikit tubuhnya terasa rileks dengan minuman yang mengalir ditenggorokannya.  Andrea memang selalu melakukan yang bisa membuatnya enjoy dalam melakukan pekerjaannya, entah itu meminum minuman kesukaannya atau meregangkan tubuhnya dan kembali berkutat pada gunungan dokumen yang membuat kepalanya pusing.  Menjadi Direktur Utama apalagi diperusahaan besar seperti tempatnya bekerja sekarang, bukan hal yang mudah untuknya walau ia sudah menguasai semua lingkup posisinya itu tetapi Andrea selalu memandang kesulitan itu dengan rasa ingin tahu dan kemauan belajar besar sehingga bisa membekali dirinya seperti sekarang ini.

StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang