KRING…KRING…KRING
Sebuah tangan terangkat mencari-cari asal suara yang mengganggu waktu tidur seseorang pagi ini padahal matahari belum muncul kepermukaan bumi. Bunyi yang berasal dari jam weaker itu semakin kencang mengganggu waktu tidur orang itu hingga akhirnya tangan orang itu berhasil menggapai dan segera mematikannya. Dengan wajah bantalnya, Andrea keluar dari balik selimutnya, melihat waktu yang tertera disana yang rupanya sudah pukul 04.30 KST. Ingin melanjutkan tidurnya tetapi matanya sudah terlanjur terbuka lantaran terbangun gara-gara kerasnya suara jam weaker itu padahal ia baru tertidur 3 jam yang lalu setelah pulang telat pukul 1 dini hari tadi karena menghadiri jamuan yang dilangsungkan oleh para koleganya.
Awal menginjakkan kakinya di negeri gingseng tersebut, Andrea cukup mengalami kesulitan beradaptasi dengan bahasa dan juga makanan disana tetapi untungnya ada Mr. Park pria paruh baya yang baru memasuki kepala 5 yang menjadi sekretaris pribadinya disini cukup banyak membantunya karena Mr. Park masih bisa berbahasa Indonesia sedikit dan untuk bagian makanan, sekretarisnya itu sudah merekrut orang yang bisa memasakkan makanan dari tanah kelahirannya walau terkadang ia beberapa kali mencoba makanan khas dari sana.
Jane tidak berbohong kalau segala keperluannya telah dipersiapkan dengan baik disana lewat Mr. Park sehingga setelah tinggal disana selama 6 bulan lebih, kini Andrea sudah kerasan dan pekerjaannya disini pun lancar tidak menemui kendala sedikitpun termasuk masalah yang berada disana yang mengharuskannya untuk kesana, telah ia selesaikan dengan baik dan sekarang ia hanya mengontrol sampai semua kembali keadaan seperti semula hingga waktunya ia kembali ke negaranya.
Andrea meregangkan bagian anggota tubuhnya sebelum akhirnya keluar dari dalam selimut nyamannya, berjalan menuju kamar mandi hotel berbintang 5 tempatnya berada di Korea yang masih dibawah nauangan White. Corp kemudian membuka kran wastafel sekedar membasuh wajahnya serta menyikat giginya. Setelah selesai dengan kegiatannya, Andrea keluar menghampiri lemari pakaiannya, mencari pakaian olahraganya sebelum memulai aktifitasnya dipagi ini dengan berolahraga yang sudah menjadi kegiatan rutinnya dimanapun ia berada. Mengikat tali sepatunya dengan kencang, kini Andrea sudah siap melakukan aktifitasnya.
Ia segera keluar dari kamar hotelnya dan sudah tidak kaget lagi menemukan para bodyguardnya berdiri didepan pintu seperti hari-hari biasanya dan mengikutinya dengan jarak yang cukup karena Andrea sudah mewanti-wanti untuk tidak terlalu dekat yang bisa memungkinkan orang-orang takut berdekatan dengannya melihat pria-pria berbadan kekar berbalut jas hitam mengelilinginya. Walau ia melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri, mereka selalu ikut dan mengawalnya kemanapun ia pergi sesuai dengan perintah yang mereka dapat.
Tanpa memikirkan bodyguard yang mengikutinya, Andrea berlari ringan menuju Sungai Han yang letaknya tidak jauh dari hotelnya. Menghirup udara segar dipagi hari membuat siapapun merasa rileks dan segar termasuk dirinya yang memang membutuhkan tubuhnya untuk terus bugar mengingat bagaimana pekerjaannya yang menyita waktu dan menghabiskan seluruh tenaganya karena itu untuk usianya yang bisa dibilang sudah tidak muda lagi, orang-orang selalu salah menafsirkan umurnya karena Andrea selalu menjaga tubuhnya sehingga membuatnya terlihat muda seperti bukan orang yang sudah berumur hampir 37 tahun. Berlari menyusuri Sungai Han dipagi hari dan juga cuaca yang dingin, Andrea beruntung mengenakan jaketnya dan kepulan asap keluar dari mulutnya setiap ia berlari menyusuri jalan setapak disana.
Andrea sangat menikmati kegiatan larinya yang ditemani lagu kesukaannya dari earphone yang terpasang ditelinganya membuatnya semakin bertambah semangat. Setelah berlari beberapa jam, peluh sudah membasahi seluruh tubuhnya. Mengambil handuk yang selalu ia selipkan dikantong celana olaharaganya, Andrea mengelap wajahnya yang berkeringat dan duduk di bangku yang ada disana, mengistirahatkan sebentar tubuh lelahnya sementara salah satu bodyguardnya menghampirinya dan memberikannya sebuah botol yang sudah mereka persiapkan sebelumnya, setelah mengucapkan terima kasih, Andrea langsung meminumnya sampai habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker
FanfictionKejadian 15 tahun yang lalu perlahan namun pasti menghampiri kehidupan Andrea yang biasa-biasa saja. Ia tidak pernah menyangka kalau peristiwa tersebut akan merubah kehidupannya.