Lagu yg memulai awal dari cerita ini.
|
|
|
|
|
|
|
|Pagi itu yang cukup cerah, hawa yang sejuk setelah semalam diguyur hujan serta suara burung yang saling bersahutan memenuhi ruang makan disalah satu rumah seseorang. Bila diluar terasa cerah, beda halnya dengan suasana ruang makan di rumah Andrea. suasana berkabung masih terasa disana. Makanan yang sudah tertata rapi diatas meja hanya sebagian diambil oleh Andrea, Dhea dan Tiffany.
Hans serta para pelayan yang melayani mereka berdiri tidak jauh dari tempat mereka, memperhatikan kalau majikannya butuh sesuatu dari mereka. Semua yang berada disana termasuk Dhea dan Tiffany memperhatikan Andrea yang dari tadi hanya memainkan makanan dipiringnya. Keduanya telah mengingatkan Andrea tetapi hanya bisa membuatnya makan satu atau sampai 2 suap saja, selebihnya seperti sekarang melihat Andrea yang memainkan makanannya. Mereka tidak bisa berbuat banyak hanya bisa menghela napas mengerti dengan kondisinya.
Saat keheningan mendominasi waktu mereka, tiba-tiba terdengar suara bel dari luar rumah menghentikan kegiatan acara makan mereka tetapi itu tidak berlangsung lama karena mereka kembali melanjutkan kegiatan mereka. Seorang pelayan datang tergopoh-gopoh memasuki ruang makan, raut cemas begitu jelas diwajahnya dan menghampiri kepala pelayan – Hans -- membisikkan sesuatu kepadanya yang kemudian membisikkan lagi ke Tiffany. Kegiatan itu tidak luput dari perhatian Andrea yang sedari tadi hanya melamun. Begitu juga dengan Dhea yang penasaran.
" ada apa Tiff?" Tanya Andrea melihat wajah Tiffany yang terlihat pucat. Pandanganya beralih pada Hans melihat Tiffany tidak menjawab pertanyaannya. " siapa yang datang, Hans?"
Belum sempat mendengar jawaban dari pertanyaannya, dari luar beberapa polisi memasuki ruang makan tempat mereka berada dengan didampingi pelayannya yang lain yang mengikuti dari belakang.
Semua orang yang berada disana kaget melihat polisi memasuki rumah mereka dan berbagai pertanyaan melintas dibenak masing-masing. Dhea yang melihat itu segera menghampiri kakaknya, memeluk lengannya, merasa takut dengan perasaan yang kini ia rasakan.
" ada keperluan apa bapak-bapak mendatangi rumah saya?" Tanya Andrea.
" apa anda bernama Andrea Wijaya Kusuma?" Andrea menganggukkan kepalanya saat polisi itu menyebut namanya.
Dhea semakin mengeratkan pelukannya ditangan Andrea ketika salah satu polisi itu menghampiri mereka.
" anda kami tangkap atas perbuatan tidak menyenangkan terhadap saudari Arestha Genta Andini." Dan semua orang yang berada disana terkesiap mendengar pernyataan itu, belum lepas dari rasa terkejut, mereka melihat salah satu polisi itu memborgol kedua tangan Andrea lalu membawanya pergi bersama para polisi.
" tunggu sebentar.." Tiffany menahan polisi yang ingin membawa orang yang dicintainya. " apa anda membawa surat perintah?" dan Tiffany tidak bisa berkata apa-apa lagi saat polisi itu menunjukkan surat perintahnya lalu membawa Andrea yang tidak melawan sama sekali saat dirinya dibawa meninggalkan Tiffany yang terdiam dan Dhea yang menangis melihat kakaknya dibawa.
" lakuin sesuatu kak, jangan biarin mereka bawa kakak gitu aja!" pinta Dhea pada Tiffany yang sedang menggigit bibirnya, terlihat sangat jelas kalau ia sedang berpikir keras.
" kamu tenang aja, aku enggak akan biarin dia kenapa-kenapa." Kata Tiffany menenangkan Dhea yang menangis dipelukannya.
Sedangkan di kantor polisi, tepatnya di salah satu ruang tahanan tempatnya mendekam, Andrea memperhatikan sekitarnya yang ternyata bukan hanya dia saja yang berada disana. Terdapat 4 orang yang ditahan disana, duduk jauh terpisah darinya dan dia tidak ingin membayangkan perbuatan apa saja yang bisa membuat mereka mendekam disana. Andrea menghembuskan napasnya, menutup matanya sambil bersandar pada jeruji besi tahanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker
FanfictionKejadian 15 tahun yang lalu perlahan namun pasti menghampiri kehidupan Andrea yang biasa-biasa saja. Ia tidak pernah menyangka kalau peristiwa tersebut akan merubah kehidupannya.