REYHANAZEL '36'

1.5K 54 6
                                    

Hari ini Reyhan memutuskan untuk pergi ke sekolah. Semalam, Reyhan pulang dari rumah sakit sekitar jam 11 malam. Reyhan merenungkan perbuatan nya kepada Azel selama ini.

Reyhan sudah mengetahui penyakit apa yang Azel idap. Reno dan Nina memberitahu Reyhan. Awalnya Reyhan terkejut. Apakah separah itu sampai sampai Azel harus seperti sekarang? Nina yang sudah menangis daritadi di kantin membuat Reyhan diam. Harus apa Reyhan sekarang? Mendonorkan semua organ dalam nya untuk Azel? Itu tidak mungkin. Bagian jantung Azel mengalami kerusakan parah. Hal itu membuat jantung tidak berfungsi dengan baik.

"Nanti kita ke rumah sakit dimana Azel di rawat. Gw sama Reno bakal temenin lo" Ucap Daffa yang berada di dalam kelas.

"Iya. Gw bawak Nina juga"-Reno

Sedari tadi Reyhan diam. Dirinya akan tetap pergi, meskipun kedua sahabatnya itu tidak mengantarnya.

Di fikiran Reyhan sekarang,,,

"Azel masih bisa liat masa depan kan?" Batin seorang Reyhan putra alvaro.

.

.

.

Seperti perkataan mereka, Sekarang Reyhan, Reno, dan Daffa sudah berada di ruangan itu. Awalnya dokter hanya memperbolehkan satu orang saja yang menjenguk Azel. Tapi karena Glensya dokter mengijinkan Mereka berempat untuk masuk.

"Halo zel. Gimana? Udh baikan?"-Ucapan Reno hanya di jawab senyuman oleh Azel.

Semuanya terkejut.

Azel tersenyum? Ada apa?

"Kalian habis dari sekolah?"-Lagi lagi Azel membuat mereka terkejut

"Iya. Langsung kesini mau ketemu sama lo"-Ucap daffa disertai senyumannya

Azel yang merasa ini adalah titik terendah dalam hidupnya hanya bisa berusaha untuk menjadi baik di detik detik terakhir seperti sekarang.

"Nina kenapa diem?"-Azel bertanya saat melihat Nina yang sedari tadi menunduk

Nina melihat ke arah Azel lalu memluk tubuh sahabatnya itu. Nina menangis sejadi jadinya.

Azel kaget.

"Udah nin. Jangan nangis"-Azel juga memeluk Nina erat dan menenangkan sahabatnya itu

Nina tetap saja menangis. Reyhan juga sudah tidak tahan melihat kondisi Azel sekarang.

Reno menarik Nina lalu memeluknya dan mengajaknya keluar ruangan. Daffa juga ikut mereka berdua. Jadi di ruangan itu tinggal Reyhan dan Azel.

Keadaan sunyi.

"Gw bakal marah sama tuhan kalo dia ambil lo dari sini"-Ucap Reyhan dengan nada bergetar

"Kenapa mau marah sama tuhan?"-Ucap Azel dengan senyuman yang selalu terpampang di wajahnya

"Dia buat lo sakit sebelum gw buat lo bahagia"-Air mata Reyhan jatuh

"Jangan marah sama tuhan. Tuhan itu baik"-Azel menatap Reyhan

Reyhan diam

"Rey. Keadaan Lingga gimana?"-Azel bertanya

"Jangan pindah topik"-Reyhan menatap Azel lalu memeluknya erat dan menangis tanpa suara.

Azel mengusap punggung Reyhan

"Gw banyak dosa sama lo Zel"-Reyhan memangis. Dirinya berusaha agar berbicara tanpa nada bergetar.

"Ga. Lu ga ada dosa sama gw. Udah Rey. Jangan nangis. Kalo nangis entar mata lo bengkak. Ga ganteng lagi"-Azel berusaha menenangkan Reyhan

Reyhan tertawa tapi matanya masih setia mengalirkan butiran kristal jernih.

FOREVER (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang