REYHANAZEL '27'

514 34 4
                                        

Bel pulang sekolah sudah terdengar di telinga Azel. Tapi dirinya tidak ada gairah untuk pulang. Badannya lemas. Matanya tetap mengalirkan sebuah tetesan bening yang sangat berharga bagi keluarga Denanda.

Azel tetap meringkuk di lantai gelap dan kotor. Tidak menghiraukan kalau dirinya akan sendirian di gedung sekolah yang sangat besar nan megah itu.

.

.

.

Sedangkan di parkiran,,,,

"Maaf. Apa anda melihat nona Azel?"-Dave bertanya kepada Reyhan yang ia yakini tahu keberadaan putri dari tuannya itu.

"Gk. Ngapain tanya sama gw lo om"-Jawab Reyhan yang sudah berada di motornya

"Itu siapa yang?"-Lingga pun menyusul Reyhan untuk naik ke atas motornya itu

" Gatau. Ga kenal. Gini aja dh om. Mending tanya sama yang lain. Jan tanya sama Gw. Gw gatau Azel dimana"-Reyhan pun keluar dari area parkir setelah mengatakan hal itu.

Dave bingung. Ada apa? Apa yang terjadi?

Dave pun memasuki gedung sekolah. Ia mencari ruangan guru dan kepala sekolah. Tidak butuh waktu 3 menit Dave  sudah menemukan ruangan itu. Dave bertanya ke salah satu guru dengan raut wajah khawatir. Dan jawaban salah satu guru,,

"Di jam terakhir ananda Baby Azel denanda tidak mengisi absen tuan.  Saya tidak tau dia kemana. Tetapi tas nya tetap berada di dalam kelas"-Jawab guru yang mungkin mengisi jam terakhir di kelas Azel.

Tanpa aba aba Dave pun meminta guru itu mengantarnya ke kelas XI ipa 1

.

.

.

Benar! Hanya tas nya yang ia temukan. Kemana pemilik dari tas ini? Astaga.

Dave meminta pihak sekolah untuk memeriksa CCTV di setiap area.

Dan salah satu CCTV merekam kalau Azel berlari ke arah gudang. Yang memang disana tidak ada CCTV sama sekali. Dave pun berlari ke arah sana. Dan memberi peringatan terhadap pihak sekolah. Jika saja hal ini terdengar oleh Aditya denanda, entahlah. Mungkin sekolah ini akan ia laporkan atau akan bertindak lebih dari itu. Jika menyangkut anak anaknya, aditya tidak segan segan menggunakan kekuasaannya untuk membalas siapa saja yang berani bermacam macam terhadap kedua anaknya, Zico dan Azel.

Brak..

Dave membuka pintu itu. Ia terkejut melihat Nonanya yang tengah meringkuk kedinginan di lantai yang di penuhi debu.

Lantas, Dave menggendong Azel ala bridal style menuju parkiran. Dengan cepat ia berlari.

Bukan masalah perkerjaan nya yang akan hilang jika sampai Azel sakit sedikit pun. Akan tetapi dave memang menyayangi Azel seperti anaknya sendiri.

Brummmmmm......

Dave menancap pedal gas dan melajukan mobilnya membelah kota saat itu. Ia tidak hanya fokus menyetir. Tangan satunya pun ia gunakan untuk mengubungi glensya agar menyusul ke rumah sakit yang akan ia beritahu.

15 menit kemudian, Dave sudah sampai di salah satu rumah sakit yang memang di bangun keluarga Denanda untuk rakyat miskin. Rakyat yang kurang mampu untuk membayar biaya pengobatan. Tapi meskipun begitu, jangan remehkan tenaga medis yang bekerja disana. Alat alat nya pun lengkap tidak kalah dengan rumah sakit yang di bangun pemerintah.

Saat membawa Azel ke dalam rumah sakit, Dave tidak sengaja menambrak Reyhan & Lingga. Entahlah. Mereka sedang berbuat apa di rumah sakit ini.

Reyhan melihat Azek yang terbaring di bankar itu.

FOREVER (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang