Sedikit Cahaya

1.1K 104 4
                                    

"Segelap apapun suatu ruangan, sedikit cahaya tak akan gugur"

***

Aku dan Lucas keluar ruangan itu mengendap-endap. Langkah kaki pun perlahan. Mentari belum bersinar, namun penjaga disini tampak terjaga dan berjalan mengelilingi ruang.

Untung saja kami sudah berhasil keluar. Akan sulit mengatasinya kalau masalah datang lagi. Apalagi, kami datang dari ruangan yang terlarang itu.

"Kalau begitu, kau kembali ke kamarmu. Kakak akan menyelidiki buku ini,"

"Baik, kak!"

Setelah sampai ke kamarku, aku duduk sembari menghidupkan lampu meja. Aku mulai membuka buku dari halaman pertama.

Pernikahanku
Aku tak menyangka bisa menikah dengan seorang putra mahkota. Dia sangat tampan dan kaya. Dia juga sangat manis dan lembut. Aku berharap pernikahan ini berlangsung selamanya.

Arabella Eloise

Aku membuka halaman selanjutnya. Aku membaca kata-kata itu dengan teliti. Takut aku hanya salah membaca. Aku menemukan sebuah kebenaran di dalam hidupku. Kebenaran yang membuatku sedikit berawai.

Anugerah terindah
Tak terpikir olehku, akan di karuniakan putri kembar yang cantik dan manis. Kami namakan mereka berdua Lidya Azalea dan Dalilah Azalea. Semoga mereka menjadi anak yang sehat, baik dan cerdas. Rasanya kebahagiaan bertubi-tubi datang kepadaku

Arabella Eloise

Entahlah dengan apa yang kupikirkan sehingga aku tak melanjutkan halaman selanjutnya.
Aku dan Lidya adalah saudara kembar. Raja Mario adalah ayah kandungku. Lalu, mengapa aku tak pernah diberitahu kebenaran ini? Mengapa ibu menyembunyikan semua ini?

Sekarang aku tahu dan paham,  jiwaku berada di tubuh kembaranku. Pasti ada sesuatu mengapa ini harus terjadi.

Angin berhembus kencang hingga jendela yang kubuka tertutup seketika. Halaman buku yang tak ingin kubuka, akhirnya terbuka juga karena ketidaksengajaan. Angin sepertinya ingin aku tahu kelanjutannya.

Kekuataan

Kebahagiaan datang lagi, tak lama dari itu aku melahirkan seorang Putra. Kebahagiaan hadir di tengah kami, Calon Putra Mahkota kini lahir. Kami memberinya nama, Lucas Azalea. Setelah kebahagiaan itu datang, malapetaka hadir. Di pesta perayaan, seorang gadis datang dengan perut yang besar. Raja Mario yang kuanggap cahayaku, memberikan kegelapan dalam hatiku. Dia menikahi gadis itu.

Arabella Eloise

Cukup, bagian akhir itu seperti awal penderitaan ibu. Hatiku seakan berdesir dan berdetak tanpa irama. Tetesan bening jatuh tanpa kusadari. Hatiku sakit membayangkan sebanyak apa air mata ibu yang dihabiskan setiap malam.

Aku tak sanggup membaca halaman selanjutnya, aku menutup buku itu dan menyimpannya di kolong tempat tidurku.

"Mengapa ibu tak pernah mengatakan sedikitpun?"

"Ibu selalu tersenyum sembari menyisirkan rambutku. Ibu terbiasa mengatakan tidak apa apa!"

"Ibu meninggalkan Lidya dan Lucas, saudara kandungku disini. Harusnya ibu bawa mereka juga bersama kita. Mereka tidak akan kekurangan kasih sayang!"

Yang kulakukan hanyalah berteriak. Seolah ibu melihatku dari atas sana. Seolah dia akan mengelus rambutku dan mengusap air mataku. Namun, aku harus sadar semua itu tak bisa terjadi. Ketika dipisahkan oleh alam, semua akan terasa jauh.

"Aku akan membalaskan dendam ini!"

***

"apa yang akan kau lakukan, Lidya!" teriak Irish.

Wajahnya semakin melemas ketika kupaksa dia meminum banyak anggur. Wajahnya memerah dan ia sudah muntah beberapa kali.

"Diamlah, kau akan bersenang-senang! Kau bisa cari lelaki sepuasmu!"

Aku membekapnya dengan kain hingga ia pingsan, kemudian aku membawanya pergi keluar istana dan menyuap sopir kerajaan untuk menutup mulut.

Perjalan ditempuh lama. Aku membawanya ke kota dimana aku tinggal. Perjalanan yang kami tempuh selama dua hari dua malam.

"Lepaskan aku!"

Kesadaran Irish kembali. Aku membiarkannya makan karena dengan rasa kemanusiaan yang masih aku miliki.

"Makan!" peringahku

Irish memalingkan wajahnya dan memilih membungkam mulutnya. Aku sudah menahan kesabaranku namun kini waktunya untuk meledak. Aku menyodorkan makanan itu langsung ke mulut Irish.

Bursshh..

"APA YANG KAU LAKUKAN JALANG!"

Irish menyemburkan makanan itu ke bajuku. Cairan berbau itu akhirnya menempel di pakaianku.

"Jalang!" teriakku.

Untung saja aku mengikat kedua tangannya tepat dibelakang punggungnya. Aku leluasa menarik rambut belakangnya sembari memberinya makan.

"Kenapa memberi makan anak ini seperti memberi makan bayi!"

Dia memalingkan wajahnya lagi, wajahnya yang penuh dengan lebam membuatnya enggan untuk mengeluarkan suara.

Brukhhtt..

Aku mencampakkan kepalanya tepat ke jendela mobil. Akhirnya mukutnya terbuka juga, hingga tak menyulitkanku untuk memberinya santapan penutup.

"Kau minum pil ini." Aku memasukan pil tidur ke mulutnya. Aku menekan lehernya untuk memastikan ia menelannya hingga masuk ke kerongkongannya.

Karena aku curiga ia tidak tertidur, aku pun menggempur bahunya agar ia batuk dan bisa menelan pil itu. Tak perlu menunggu lama, Irish tertidur pulas.

"Berhenti disana!" Ujarku pada sopir.

"Baik, Tuan Putri"

***

Next?

Aku ada cast untuk pangeran Averio. Cocok banget.

Dia adalah tiktokers luar, dengan latar video berupa istana. Viewers-nya sudah mencapai jutaan. Kabar gembiranya, dia balas DM aku dan setuju kalau dia jadi Pangeran Averio. Kalau kalian penasaran, aku bisa kasih videonya kalau ada kesempatan. Tapi, maaf banget, ini tiktokers nggak terlalu ngeliatin wajah, jadi kayak lagi jalan, duduk, baca buku. Cocoklah di jadiin bayangan.

Jangan lupa share ke teman kalian, karena dukungan kalian itu jalanku untuk mencapai impianku.

Terimakasih.

The Main Princess✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang