Cemas

791 91 2
                                    

"tekad 'ku bagaikan angin. Meski beberapa kali kuyakini pada sanubari, tetaplah belaka. Aku hanyalah randu"

***

"Putri Irish telah ditemukan!!"

"Dimana dia?"

"Dia ada di kamarnya"

"Bagaimana bisa ini terjadi pada Putri Irish. Kasihan dia, padahal dia baik"

"Entahlah..."

Aku berhenti melangkah saat mendengar obrolan para pelayan. Aku juga hampir menjatuhkan buku yang kubawa dari perpustakaan istana. Jantungku berdebar tak semestinya, kaki-ku bergetar ketakutan. Akankah tahtaku segera runtuh?

"Berhenti disana!!"

Aku tersentak, saat Pangeran Averio beserta rombongannya datang hendak menangkapku. Belum sempat aku melangkah, mereka sudah terlebih dahulu mencekal kedua tanganku.

"Bawa dia kehadapan Raja!" perintahnya.

"Lepaskan aku!!"

Semakin aku berusaha kabur, mereka mengeratkan besi itu ketanganku. Rantai itu meninggalkan jejak kemerahan di sekita pergelangan tanganku.

Brukkhh...

Seakan belum puas, Averio mencampakkan diriku di depan singgasana ayah. Disana berdiri Raja Mario dengan wajah mengerut, api panas seakan membakar wajahnya. Keringat amarahnya membasahi rambutnya. Kini ia menunjuk diriku seakan aku binatang yang tidak ada harga dirinya.

"Kau akan dihukum!"

"Hukum saja kau pikir aku takut?!" Balasku.

Kami beradu pandang seakan kami tak menerima kekalahan. Aku menatapnya dengan penuh tantangan.

Setelah puas beradu pandang, aku mengalihkan tatapanku pada Irish.
Aku melihat gadis itu ketakutan, disampingnya ada Rosalina yang bersedia menyeka keringatnya.

"Hentikan! Kau membuat putri 'ku semakin takut." gertak Rosalina.

"Hei Rosalina, kau harus paham posisimu dimana? Kau seharusnya bersyukur anakmu tidak jadi anak haram!"

"TUTUP MULUTMU, LIDYA!" Ayah menghentikan percakapan yang harusnya menjadi perdebatan. Teriakan ayah cukup membuat suasana sunyi, membuat nafas yang keluar akan terdengar.

"Darimana ucapan itu berasal, Lidya?" ucapan ayah melemah.

"Apakah sepenting itu bagimu?" jawabku.

"Jangan pakai nama belakangku jika kau menjadi seperti ini!" peringatnya.

"Apa peduliku? Kau pikir aku peduli, tanggalkan saja nama belakangmu.  Azalea, nama yang buruk rupa. Aku tak sudi memiliki nama belakang yang berasal darimu!" tegasku.

Mataku menyala bagaikan sinar merah. Nyalang bagaikan serigala. Aku tak mau berkedip sedikitpun untuk orang yang sungguh 'ku benci.

"kenapa kau diam?" tanyaku.

Tidak ada jawaban juga.

"Bawa aku ke penjara itu, biarkan aku disana. Aku akan mengakhiri hidupku dan kau..."

"Raja Mario terhormat, hilangkan ingatanmu tentang diriku. Jangan anggap aku pernah menjadi anakmu!"  imbuhku.

Tak ada reaksi dari mereka. Rantai ini bahkan sudah mereka longgarkan. Apakah mereka batal menjebloskan aku ke penjara?

"Pangeran Averio, menikahlah dengan Irish. Jangan jadikan aku penghalang dalam cerita cinta kalian." Pesanku pada Averio membuat sedikit keterkejutan di wajahnya. Mungkin dia tak menyangka aku berbicara seperti ini.

Huft, dia juga pasti tidak tahu kalau aku bukan Lidya yang sebenarnya. Bukankah Lidya sungguh mencintai Averio? Sekarang jiwanya ada seorang Dalilah yang jelas tidak mencintai Averio. Tidak akan sulit membuat keputusan seperti ini.

"Saya Lidya Arabella, secara tidak resmi memutuskan rencana pertunangan dengan Pangeran Averio." ujarku dengan mengganti nama belakangku dengan nama ibuku.

Aku merapikan rambutku dengan penuh kebanggaan. Badanku ku biarkan tegar layaknya elang yang terbang.

"Sayangnya, saya akan tetap bertunangan dengan Lidya Azalea. Keputusan ini bersifat resmi dan bersifat kekerajaan. Membatalkan sepihak sama dengan menghina kerajaan."

Aku menatap wajah itu lama. Memastikan bahwa yang berbicara sungguh dia. Pangeran Averio tak ingin membatalkan pertunangan yang akan diadakan sebulan lagi. Mengapa?

"Kita akan bertunangan seperti rencana, ini demi keselamatan Irish. Aku harus mengorbankan cintaku juga melindungi Irish dari ular seperti dirinya."

Aku tak terima penghinaan mentah ini. Aku juga tak mau kalah. Dia pikir dia bisa melakukan segalanya karena dia pangeran.

"Pangeran Averio yang bodoh, menikahlah dengan jalang itu. Apapun caranya aku tidak menaruh minat pada seorang Pangeran Boneka!"

"Pangeran Boneka yang lemah, pengecut, bodoh, yang mau saja diperintah untuk menikah dengan wanita sepertiku!"

***

Bagaimana Part ini?
Semoga kalian suka, ya!

🥰🥰🥰

The Main Princess✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang