"Tidak ada yang lebih menyakiti hati dari pada dosa."
~Ali Bin Abi Thalib~ nasehat for ~Haura Almahya Syiffani~
~oo0oo~
"Kak, Glen mau ke mana?" tanya Haura yang melihat Glen sedang mengambil jaket dan membuat pria itu berhenti sebentar.
"Bukan urusan lo," balas pria itu dengan dingin.
Haura kemudian beralih ke depan dan merentangkan kedua tangannya di hadapan Glen.
"Gak, Kak Glen gak boleh minum lagi. Haura mohon ubah kebiasaan Kakak jangan gini terus," cicit gadis itu kedua bola matanya mulai berkaca-kaca.
Argh! Glen paling tak tega jika harus melihat wanita seperti ini. Namun, pria itu hanya bersikap datar seakan-akan tidak terjadi apa-apa dalam dirinya.
"Minggir!" seru Glen tetapi Haura justru menggeleng bukannya minggir.
"GUA BILANG MINGGIR SETAN!" Refleks gadis itu pun memilih pergi ke kamar. Sedangkan Glen memutar kedua bola matanya dan berlalu pergi meninggalkan Haura.
Air mata membanjiri pipi Haura, seumur hidup baru kali ini seorang pria berkata kasar padanya. Bahkan sang ayah pun tidak pernah sama sekali berkata kasar kepada Haura.
Bukannya karena cengeng, tetapi seorang wanita memiliki hati yang lembut, mudah sakit, mudah patah, dan mudah hancur. Apabila seorang pria meneteskan air mata terhadap gadisnya, maka setiap langkah pria tersebut akan dikutuk oleh malaikat.
Haura menghapus air matanya ketika sebuah pesan masuk ke dalam whatsappnya, nomor tidak di kenal membuat gadis itu langsung mengetik.
+62814562*****:
[Ra, kita bisa ketemuan sekarang? Gua butuh lo]
Haura:
[Maaf sebelumnya ini siapa, ya?]
+62814562*****:
[Gua Adel, pliss ke sini nanti gua sharelock alamatnya. Gua butuh lo.]
Haura:
[Oh, Kak Adel. Yaudah, Kak Haura ke sana sekarang.]
Kemudian gadis itu membenarkan hijabnya dan segera mengambil tasnya. Sebenarnya, malam-malam begini seorang gadis dilarang keluar sendiri tetapi Haura juga tidak bisa membiarkan Adel begitu saja.
Setelah beberapa menit menunggu taksi di depan rumah akhirnya tak itu pun datang. Maklum saja ini masih jam tujuh belum terlalu malam.
"Pak, tolong antar 'kan saya ke alamat ini ya?" ujar Haura seraya menunjukkan alamat di ponselnya.
"Baik, Neng," balas pria itu.
"Neng, kok berhijab mainnya ke bar?" tanya pak sopir yang membuat gadis itu mengernyitkan alisnya karena tak mengerti.
Bar? Satu kata untuk Haura, gadis itu sama sekali tidak mengerti ucap sang sopir tersebut. Bar? Apa itu bar? Kurasa seorang Haura baru saja mendengar nama tempat seperti itu.
"B-bar? Bar itu apa ya, Pak?" tanya gadis itu sedikit bingung.
Sang sopir menghembuskan napasnya. "Gak tau bar, Neng? Bar itu tempat diskotik buat orang mabuk-mabukan terus perkumpulannya para lonte, mereka biasanya berzina dan berbuat kemaksiatan di sana," jelas sang sopir yang membuat Haura membelalakan kedua bola matanya.
Demi Allah Haura sedang beristighfar seratus kali!
"T-tapi, Pak saya disuruh ke sana sama teman saya karna saya takut terjadi sesuatu yang gak diinginkan sama dia," balas Haura sedikit gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Dengan Badboy [REVISI]
Genç KurguHaura Almahya Syiffani Siapa sangka gadis berhijab yang sempat menuntut ilmu di pesantren harus menikah dengan seorang cowok tengil seperti Glen? Perjodohannya begitu klasik, dimana dilakukan saat usia keduanya sama-sama masih duduk di bangku SMA. N...